Jumat, 12 Desember 2014
KESAMAAN CARA PANDANG
Kesamaan cara pandang. Ada kebahagiaan tersendiri ketika kita memiliki cara pandang yang sama dengan orang lain, begitu pula ketika orang lain sama cara pandangnya dengan kita. Kita pertama kali bertemu dengan orang lain, dan ide kita sama dengannya tentu itu membangun kesan luar biasa pada diri kita. Dan semakin melahirkan keinginan mengobrol yang lebih intensif.
Dalam sebuah entitas, kesamaan cara pandang menyedot porsi yang besar dan memegang peranan yang sangat penting. Bisa dibayangkan jika sebuah entitas, pada intensitas pertemuan yang sangat, tetapi dalam melihat dan membicarakan satu obyek selalu tidak sama, tidak juga ada proses menyamakam cara pandang itu maka yang ada adalah tidak mendapatkan kesimpulan apapun, tidak juga ada nilai yang bisa dipetik, dan yang terjadi adalah komunikasi yang tanpa ruh.
Kesamaan cara pandang tidak lahir begitu saja, tetapi lahir dari proses yang tidak sebentar. Lahir dari proses panjang. Lahir dari hasil diskusi dan eksplorasi ide. Lahir dari keberanian membenturkan gagasan. Bahkan kesiapan untuk "dibantai". Lambat laun proses itu akan bermetamorfosa menjadi sebuah cara pandang komunal. Dan cara pandang kita sendiri juga terlahir dari sana.
Pada akhirnya diskursus-diskursus kemudian tidak lagi bicara panjang tentang menyamakan kerangka berfikir yang membentuk cara pandang, karena kerangka itu terasa sudah menjadi satu bagian dari proses yang telah lama dibangun. Dalam beberapa momentum kita pasti akan langsung menyentuh wilayah esensi karena asumsi kesamaan cara pandang telah terbentuk.
Saya sering mengalami. Bahwa kita cenderung terabaikan dengan kemapanan yang telah orang lain bangun. Kita bisa jadi hidup dalam persepsi orang lain, kita cenderung meninggalkan sisi obyektifitas kita hanya karena orang lain telah menutup diri dari sesuatu yang kita beri. Bisa jadi karena dia merasa lebih dari kita, ataukah merasa bahwa tak ada yang bisa kita beri kepada dia. Persoalan klasik seperti ini sering menyumbat proses seseorang untuk menjadi lebih baik.
Cara pandang harus difahami sebagai jembatan kecil yang akan mengantarkan kita pada satu visi dan satu gerakan yang sama. Cara pandang harus difahami sebagai gerbang awal untuk meraih sukses organisasi. Cara pandang harus difahami sebagai upaya mengintegrasi tujuan kita kedalam tujuan besar organisasi. Cara pandang harus difahami sebagai petunjuk sikap yang tegas. Dan gagal membangun cara pandang adalah gagal membangun cara sikap yang tepat dan bermanfaat.
Kita semua pasti merasa bahwa ada perbedaan jelas ketika kita bertemu dengan orang yang sama dan tidak sama cara pandangnya dengan kita.
Ketika bertemu dengan orang yang sama cara pandang dengan kita. Langsung konek. Sekedar dengan satu SMS mengundang diskusi. Ketika sudah bertemu tidak perlu dengan pengantar panjang. Langsung menyentuh esensi. Langsung berbicara pada inti. Atau mengawali dengan kelakar pemecah suasana, kemudian langsung bicara pada fokus persoalan.
Dan lebih sering tidak kaku pada waktu diskusi yang diagendakan formal tetapi selalu berlanjut pada moment apapun. Mampir ngopi, selepas main futsal, tak sengaja bertemu, dan sebagainya memulai pembicaraan dengan tema yang sama pula tak masalah. Selalu renyah. Seperti sedang sama-sama memikirkan satu agenda yang sama padahal berlatar belakang kesibukan yang berbeda.
Kita pasti pernah merasakan ini. Dan sebuah tim yang terbentuk dari orang-orang yang sama cara pandangnya semakin mengeratkan ikatan hati.
Berbeda ketika bertemu dengan orang yang berbeda cara pandangnya dengan kita. Selalu kebingungan memulai untuk bertemu. Ketika ada inisiatif untuk bertemu selalu muncul pertanyaan dalam hati "mau bertemu, dalam rangka apa?". Kalau tidak ada hal penting,serius,mendesak kita tidak terdorong untuk bertemu. Seolah-olah kita bersama atas sekedar kepentingan pertanyaan "apa".
Bisa jadi ada pola hubungan yang dibuat-buat. Bersama kita dia baik, tidak bersama kita dia menjelekkan kita. Ada juga seperti tergerusnya sikap apresiatif. Ada rasa ketidakpercayaan terhadap kemampuan kawannya. Padahal setiap orang pasti berangkat dari titik nol. Yang membuat dia semakin berkapasitas adalah prosesnya dan apresiasi yang sungguh dari lingkungannya.
Orang-orang yang tidak mampu membangun cara pandang yang benar pada tingkat strata sosial tertentu akan gagap dalam bersikap semestinya, akan kabur eksistensinya, dan perlu kembali merefresh orientasi hidupnya.
Orang yang berbeda cara pandangnya dengan orang lain karena keumuman pada cara pandang yang baik semestinya dia baik. Terlepas apakah memang tidak sama atau dia sejak awal menutup diri. Memang kajiannya perlu menghadirkan banyak faktor. Faktor tradisi yang membesarkannya, yang tidak pernah menyediakan kesempatan untuk mengasah diri, mengasah gagasan dan ide. Memang selalu ada pemikir dan pekerja. Pembedaan ini bukan lantas keduanya dibedakan secara tegas bahwa pemikir tidak bisa menjadi pekerja atau sebaliknya. Tetapi sekali lagi tradisi yang membesarkannya menjadikan dia seperti apa. Karena saya juga banyak menemukan ada konseptor sekaligus pekerja lapangan yang hebat. Berikutnya faktor lingkungan tempat dia hidup, yang bisa menjadi alat hipnotis yang luar biasa. Tak ada artinya aktivis kebaikan jika nyaman dalam lingkungan yang bisa membuat idealismenya tergadai. Proses tergadainya idealisme adalah proses yang sangat halus, proses yang pasti berawal dari memakzulkan sesuatu yang bertentangan dengan nilai. Dan lambat laun tak terasa bahwa idealismenya diujung tanduk.
Itulah bedanya.
16 YANG KE-30
Angka 16 dibulan November adalah angka
bersejarah buat saya. Angka penanda saya dilahirkan 30 tahun yang lalu. Tepat di
bulan November. November 2014 adalah November yang ke-30 dalam perjalanan hidup
saya. Diusia yang semakin beranjak “tua” tentu banyak episode cerita yang saya
lewati, banyak hikmah, dan pelajaran yang saya petik untuk perjalanan yang
lebih jauh lagi. Dan perjalanan dari November 2013 menuju November 2014
menggores banyak persitiwa yang syarat isi. Butuh waktu untuk mengurainya. Dan
ini salah satu alasan kenapa tulisan ini baru muncul sekarang, bahwa peristiwa
luar biasa membersamai perjalanan hingga usia ke 30 tahun ini.
Tahun
2013
Ketika menginjak usia ke 29 tahun,
saya dan istri masih berjauhan. Saya di Dompu, sedangkan istri saya di rumah
orang tua-di Gerung Lombok Barat. Berjarak bukan tanpa sebab, berjarak karena
istri masih harus menyelesaikan tugas belajarnya. Menuntaskan Sarjana strata 1
(satu) adalah satu hal utama yang membuat kami berjauhan dalam waktu yang cukup
lama. Hingga akhirnya dia berhasil lulus bulan april 2014.
Sampai Desember 2014, hadapan kami
adalah jarak yang membatasi kami berdua. Tahun 2013 tidak ada sesuatu yang
istimewa, hanya cerita datar yang tidak beda dari biasanya.
Tahun
2014.
Perjalanan angka 16 menuju kali yang
ke-30 ternyata mulai terasa ketika Tahun 2014 menyapa. Banyak peristiwa yang
cukup buat kami bersyukur, belajar, dan mengambil pelajaran. Sungguh hidup
adalah teka-teki yang tak pernah habis, sungguh hidup adalah rahasia tak pernah
diketahui oleh manusia, sungguh hidup adalah otoritas Allah-hanya DIA yang tau
kemana arah jalan hidup kita akan berlabuh dan berakhir.
Januari 2014. Memang
genap setahun kami berdua menunggu kehadiran orang baru dalam kehidupan kami
berdua, sebagai tambatan hati, dan pelipur lara. Menghibur jalan lurus dan
berliku kehidupan yang sedang kami tempuh sama-sama. Dan setelah setahun
menjadi waktu yang tidak sebentar untuk kami belajar mejadi orang yang sabar,
Januari adalah jawabannya. Januari adalah waktu terindah menjawab penantian
yang sangat lama itu. Istri saya dinyatakan hamil. Dan mungkin saya adalah
orang yang paling bahagia mendengar beritu itu. Saya akan menjadi seorang ayah.
Amanah baru yang harus dilakoni.
Februari-Maret 2014.
Terus terang, karena waktu berjauhan yang terlalu lama membuat saya merasa
bahwa hidup kami seperti berjalan ditempat, tak ada perubahan berarti,
sementara waktu terus bergulir, saya juga tak ingin dengan derasnya waktu, kami
tergerus, dan tak bisa bersaing dalam kehidupan. Dan saya memutuskan
meninggalkan hidup saya di Dompu untuk sementara dan membantu istri menuntaskan
skripsi. Karena jika skripsi istri saya selesai kami bisa bersama-sama
memikirkan rencana-rencana hidup yang lain. Alhamdulillah keputusan yang tidak
sia-sia, istri saya akhirnya menyelesaikan skripsi dan ujian, sampai daftar
wisuda.
April 2014. Bulan
April selain adalah bulan momentum bagi istri saya menuntaskan kuliah, dan
tepat tanggal 6 April 2014 resmi di wisuda menjadi sarjana strata 1 (S1). Kemudian
kami memutuskan untuk kembali ke Dompu untuk menetap, menjadikannya benar-benar
sebagai medan juang kami melewati hidup. Bulan April juga adalah bulan pertarungan
politik. Tepat 9 April 2014 adalah pelaksanaan Pemilu Legislatif. Kami setelah
setahun merencanakan strategi pemenangan Ustad
kami yang menjadi calon wakil DPRD Kab.Dompu. Saya dan istri sampai Dompu 2
hari sebelum pemilihan. Dan pulang bersama istri setelah berjauhan lalu bertemu
di rumah mertua, kemudian sekarang kembali ke Dompu bukan kemudian membuat kami
terus “berpacaran” tetapi justru semakin jarang bertemu. Saya “dipanggil” oleh
tugas dakwah politik kami untuk
mengurusi tugas di salah satu kecamatan di dapil 2. Kecamatan yang terdiri dari
beberapa desa terpencil dan jauh dari pusat kabupaten. Suasana politik cukup
panas, susah saya uraikan kronologinya. Dan saya tidak tidur di rumah untuk
beberapa hari. Tetapi ikhtiar saya, teman-teman, tim sukses, dan sebagainya
untuk memenangkan Ustad kami berbuah
sukses, karena kemudian mengantarkan beliau duduk menjadi wakil rakyat di DPRD
Kab.Dompu periode 2014-2019.
Mei-Agustus 2014. Setelah
perjuangan politik melahirkan kesyukuran mendalam karena Allah mengamanahi kami
khususnya Pak Nasaruddin untuk menjadi wakil kami di DPRD, selanjutnya
aktivitas kembali berjalan sebagaimana biasa. Khususnya saya, saya kembali
merajut banyak hal dengan istri saya, memikirkan beberapa keinginan dan harapan
dalam kehidupan kami berdua. Istri saya mendapat kesempatan untuk mengajar di
Sekolah Islam Terpadu bernama SDIT Al-Hilmi, saya sekolah yang tidak hanya
sekedar menjalankan tugas sebagai guru dan mendapatkan gaji bulanan tetapi ada
lingkungan yang unik, lingkungan yang terkondisikan, lingkungan yang sangat
memperhatikan adab pergaulan Islami. Selama istri menjadi guru, dan mnegajar di
sekolah islam ini, saya merasa tenang karena isti tidak pernah lagi mengeluh
bosan,suntuk, dan jenuh karena tidak ada aktivitas atau aktivitas yang monoton
di rumah. Sehari-hari, setiap istri pulang mengajar saya tidak pernah tidak
melihat senyum dan rona wajah bahagia yang membalut wajahnya. Dan setiap pulag
sekolah dia selalu bercerita tentang kesan dan dialog-dialog uniknya dengan
siswa yang lucu-lucu, dan cerdas.
September 2014. September,
usia kehamilan istri saya sudah masuk bulan ke-8. Sudah saatnya mempersiapkan
segala macam hal untuk menyambut tamu baru dikeluarga kecil kami, kelahiran
seorang anak yang lebih kurang setahun kami tunggu. Dan kami memilih
mempersiapkan semuanya di rumah mertua. Dan disana kami fokus memikirkan calon
bayi kami.
Oktober 2014. Bulan
ini adalah bulan yang penuh warna-warni. Bulan yang sungguh membuat air mata
dan senyuman beriringan. Ketika saat-saat kami sedang mempersiapkan diri
menjadi calon ayah dan ibu bagi anak kami sungguh tidak kami duga ujian besar
menghantam keluar kami, salah satu dari anggota keluarga kami difitnah, dicemar
nama baiknya, ujian terberat yang pernah ada, tidak pernah saya lewati
sebelumnya. Dan sungguh beban pikiran tersedot sepenuhnya kesana. Sebagai
manusia rasanya tak sanggup melewati ujian ini, andai boleh memilih saya tidak
akan pernah mau memilih ini, tetapi Allah pasti tau dan mengerti ujian yang
pantas untuk ditimpakan kepada setiap hamba-Nya. Dan beberapa minggu kemudian,
istri saya melahirkan, status kami seketika berubah menjadi Ibu dan Ayah. Bahagia,
haru, mengisi dada kami, dan rasa syukur mendalam tak lupa kami haturkan kepada
Allah SWT karena ujian sekaligus nikmat yang diberikan selama ini.
November 2014. November
tahun 2014 menjadi November yang luar biasa. Ada banyak cerita. Dan tidak
sanggup untuk diceritakan. Banyak hal yang sekedar hanya bisa di ekspresikan
dengan rasa dan air mata. Allah Maha Segalanya, mengatur seluruh jalan hidup
kami.
Desember 2014. Desember
ini saya mengajukan persyaratan menjadi staf ahli PKS Kab.Dompu atas keputusan
pleno di tingkat DPD PKS. Tugas sekaligus hadapan baru buat
saya. Ini pula menjadi tantangan buat saya untuk belajar sungguh-sungguh untuk
menjadi professional memback up tugas para pejuang parlemen. Semoga bisa.
Sekedar penanda jalan. Banyak nilai
yang belum bisa saya artikulasi lewat tulisan ini, tetapi minimal ini menjadi
penanda jalan saya.
Kamis, 06 November 2014
MUFID AZZAMY
Berubah status dari lajang menjadi
menikah dan berkeluarga kemudian punya anak membuat setiap orang seperti mulai
memerankan lakon baru. Waktu yang biasanya selalu dilewati berdua dengan suami
ataupun istri berubah karena dibagi dengan tamu baru di rumahnya, buah hati
yang menjadi generasi penerus cita-cita orang tuanya.
Memiliki anak serasa mengalirkan energi
baru buat orang tuanya. Hidup seolah semakin berwarna. Pertanda bahwa
dimulainya orang tua mengumpulkan banyak harapan dan keinginan untuk anak
kesayangannya, dari mulai dia tumbuh besar, pendidikannya, dan lain sebagainya.
Begitupula dengan saya. Saya sedang
melewati fase ini. Berganti status dari hanya punya istri sekarang bertambah
satu yaitu anak yang baru 25 hari yang lalu, hadir ditengah-tengah kami
semuanya.
Status baru ini kalau tidak pandai
mengelola rasanya seperti terbawa dalam nuansa yang terlalu lebay. Senang
bercampur haru menyelimuti hingga sulit dikendalikan. Saya pandangi dia, saya
cium, saya ajak dia bicara sekalipun dia belum bisa bicara. Saya foto saat dia mandi,
saat tidur, saat dia bangun, saat dia menangis, kemudian saya share di media sosial
dan sebagainya. Sungguh saya melewati suasana itu dengan penuh perasaan. Tak
ada maksud untuk berlebihan tetapi itulah ekspresi dari rasa bahagia menyambut
mujahid baru dirumah kami.
Setelah menginjak usia 7 hari, anak
yang baru lahir disunnahkan untuk memberi dia nama. Terus terang sejak dia
dalam kandungan, saya dan istri telah bersepakat dengan satu nama yang
mengekspresikan harapan, do’a, sekaligus keterwakilan dari banyak cita-cita
kami yang berlum tercapai, semoga dia mampu meraihnya.
Mufid
Azzamy, itulah nama yang sudah kami sepakati. Mufid, orang yang selalu bermanfaat bagi orang banyak. Sedangkan Azzamy, orang yang memiliki azzam atau
komitmen yang kuat.
Kami memilih dua suku kata ini bukan
tanpa alasan. Saya terus terang tertarik dengan nama Mufid sejak lama, sejak saya masih kuliah. Salah satu faktor
mungkin karena saya pernah berinteraksi langsung dengan seseorang bernama Mufid. Memang saya punya teman kontrakan
yang bernama Mufid atau lengkapnya Mufid Salim. Dia dititipkan oleh orang tuanya kepada saya, entah apa
alasannya tetapi seingat saya orang tuanya menginginkan anaknya dititipkan
kepada orang yang tepat di tempat dia kuliah. Sekalipun saya tidak merasa saya
adalah orang yang tepat, karena memang saya juga sedang belajar banyak hal
tentang hidup, tetapi inilah kepercayaan, saya juga mesti bersyukur bahwa saya
masih dipercaya. Singkat cerita pertemuan dan perkenalan pertama kami cukup
memberi energy positif buat saya, kesan pertama yang saya tangkap adalah Mufid merupakan sosok yang punya visi,
dia punya semangat yang tidak umum dimiliki oleh mahasiswa baru yang baru
menginjakkan kaki di kota Malang. Entah saat itu apa deskripsi jelas tentang
kesan saya itu. Tetapi cukup lama kami tinggal bersama dalam satu rumah yang
kami kontrak bersama 3 saudara yang lain. Sehari-hari sosok Mufid adalah sosok yang tidak pernah
menolak untuk membantu, dimintai tolong—apapun bentuknya, selama dia bisa lakukan
dia akan membantu. Sosok itu yang kami semua kenal, penilaian saya dan juga
dari semua anggota kontrakan.
Kemudian belakangan setelah istri saya hamil,
pada saat saya sibuk mencari nama untuk calon bayi saya, saya baru mengetahui
bahwa Mufid berarti orang yang
bermanfaat bagi orang banyak. Ternyata nama adalah do’a sekaligus cita-cita
orang tua terhadap anaknya. Mungkin cita-cita itu yang diinginkan orang tuanya Mufid ketika memberi nama anaknya dengan
nama Mufid. Saya sangat tertarik
dengan suku kata ini (Mufid), itulah alasan kenapa saya kemudian memilih suku
kata pertama dari nama anak saya adalah Mufid. Semoga dia juga merupakan
wajah dari do’a saya.
Kemudian selanjutnya adalah Azzamy.
Terus terang satu kesamaan saya dan istri adalah sama-sama tidak konsisten atau
kurang memiliki komitmen yang kuat untuk beberapa urusan di dalam rumah tangga
kami. Agenda-agenda pribadi dalam rumah tangga sering tidak dijalankan. Atau
dijalankan tetapi susah untuk istiqomah. Soal waktu baca buku, soal kerapian,
jadwal silaturrahim, jadwal refreshing, sering juga soal ibadah sunnah harian
yang tidak istiqomah saya lakukan dan agenda-agenda yang serupa sering kali
menguap begitu saja. Sampai diusia ini terus terang saya masih belajar
istiqomah. Dan aktivitas menulis yang tertanam di dalamnya cita-cita yang
tinggi dalam diri saya sampai hari ini tidak cukup menjadi tradisi yang erat
dengan hari-hari saya. Saya masih sulit istiqomah, saya masih belajar untuk
istiqomah terhadap azzam-azzam saya.
Dan itulah alasannya kemudian kami bersepakat memberi suku kata
berikutnya untuk nama anak kami dengan Azzamy.
Semoga dia tumbuh menjadi pemuda yang memiliki keinginan, dan cita-cita yang
kuat, sampai dia meraihnya. Semoga dia menjadi anak yang sholeh, menjadi anak
yang istiqomah terhadap ketaatannya kepada Allah SWT., berbakti kepada kedua
orang tuanya, dan pada saatnya menjadi generasi yang siap dengan hadapan
zamannya. Amin
Semakin dekat dengan usia 7 hari memang
ada banyak usulan nama yang menjadi alternatif seperti Alif Fikry, Fandy Azzam, Muhammad Fatih Azzamy, Fatih Saferagic dan
banyak lagi pilihan nama yang lain. Dalam rangka berbagi kebahagiaan kepada
keluarga, saudara, dan teman-teman organisasi, kami juga meminta usulan nama
kepada mereka. Banyak sekali usulan nama, dan kami menampungnya sebagai bagian
dari pertimbangan. Sempat juga kami bersepakat memberinya nama Muhammad Fatih Azzamy. Tetapi perasaan
saya lebih kuat dengan nama Mufid Azzamy karena memang filosofi nama ini begitu
melekat dengan perjalanan hidup dan perasaan saya dan istri saya.
Pada akhirnya ketika tepat pada usia 7 hari,
saya memutuskan untuk memberinya nama Mufid Azzamy, Pemuda yang memiliki Azzam yang kuat dan bermanfaat
bagi orang banyak. Semoga nama ini adalah menjadi do’a sekaligus cita-cita kami
yang kemudian mengalir bersama darah kehidupannya. Amin
Senin, 03 November 2014
15 MENIT
Menanti status baru memang penuh rasa
yang tak biasa, menjadi suami yang penuh siaga, harap-harap cemas karena ini
merupakan pertarungan antara hidup dan mati.
Sejak awal bulan September, usia
kehamilan istri sudah masuk 8 (delapan) bulan lebih, saya dan istri memutuskan
untuk menyiapkan kelahiran bayi pertama kami di rumah mertua. Pilihan terbaik
menurut kami sekaligus memenuhi keinginan mertua yang berharap mereka jadi
orang pertama yang mendengar tangisan cucu pertama mereka.
Selama 1 (satu) bulan di rumah mertua,
aktivitas saya tidak terlalu banyak, hanya membantu mertua berjualan, dan
membantu istri untuk disiplin soal jadwal jalan kaki pagi dan sore hari, karena
menurut saran beberapa orang yang pernah melahirkan, sering berjalan kaki
sangat membantu memudahkan ketika proses melahirkan.
Sudah genap 1 (satu) bulan kami dirumah
mertua. Masuk bulan Oktober membuat saya jadi suami siaga. Menurut hasil USG, dokter
memperkirakan istri saya akan melahirkan antara tanggal 15-18 Oktober 2014.
Tinggal menghitung hari kami akan berubah status menjadi bapak dan ibu. Karena
ini adalah anak pertama kami, tentu perasaan kami tidak bisa diterjemahkan
dengan kata-kata, ikhtiar yang terbaik tentunya kami lakukan untuk calon
mujahid/mujahidah kami.
Hari Perkiraan Lahir (HPL) makin dekat, buat
kami semakin siaga. Bapak dan ibu mertua juga ikut menyiapkan semuanya; dari
konsultasi ke bidan, konsultasi ke dokter kandungan, sampai menyiapkan segala
perlengkapan bayi. Dalam kecemasan tentu kami turut diselimuti kebahagiaan
karena sebentar lagi tamu baru yang telah ditunggu lebih kurang setahun akan
hadir ditengah kami semuanya.
Semakin dekat dengan tanggal 15 dan 18
semakin sering saya mendengar curahan hati istri yang takut menghadapi proses
melahirkan. Dia selalu inget cerita sulit dan sakitnya proses melahirkan. Saya
sering mengatakan kepada istri saya bahwa yang melahirkan itu tidak hanya dia,
tetapi semua wanita merasakan proses itu, tetapi mereka tetap hidup setelah
berusaha kuat melewati perjuangan hidup mati. Saya juga mengingatkan bahwa
luruskan niat dan orientasinya, tanamkan dalam diri bahwa niat melahirkan
adalah sebagai bagian dari ibadah, membantu seorang manusia yang bakal menjadi
generasi muslim. Dengan menanamkan niat seperti ini, meninggalpun telah dicatat
sebagai kebaikan.
Dan saat-saat seperti ini saya rasa
sebagai saat-saat terindah, adalah saat terbaik bagi kami untuk mulai
menanamkan keikhlasan dalam diri jika saja melahirkan menjadi jalan buat saya untuk kehilangan salah satunya; istri saya atau calon bayi saya. Mungkin ini
adalah rasa yang sulit dihadirkan apalagi untuk diterima oleh kami disaat yang
semua orang pasti merasa ini adalah saat-saat yang sangat membahagiakan, tetapi
kami mesti mulai membangun kesadaran bahwa kami tidak mungkin memaksa Allah untuk
mengikuti nafsu atau keinginan kami, kami mesti mulai belajar untuk yakin bahwa
apapun yang kami hadapi sebagai bagian dari ketetapan Allah sudah tentu menjadi
yang terbaik menurut Allah buat kami.
Saya merasa bahwa membangun nilai-nilai
ikhlas, nilai tawakkal, dan nilai-nilai yang lain dalam konsep membangun
keluarga Islami menjadi kewajiban saya sebagai suami, kewajiban pula bagi istri
sebagai calon ibu dari anak kami nanti. “Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan”
sehingga diskusi dan berbagi ilmu memang sering kami lakukan ketika sedang
berdua. Semoga tak ada kata terlambat bagi kita semua untuk belajar menjadi
suami, menjadi istri, dan menjadi orang tua.
Sudah masuk tanggal 15 bahkan sudah
lewat dari tanggal 18 Oktober 2014. Tepatnya sudah tanggal 19 Oktober 2014.
Belum juga ada tanda-tanda mau melahirkan pada istri saya. Bapak mertua setiap
pagi bahkan selalu menanyakan kepada istri saya, ibu mertua juga mulai sedikit
khawatir, takut kehamilan anak pertamanya ini sudah lebih jauh jaraknya dari waktu
yang diperkirakan oleh dokter. Saya hanya semakin sering mengingatkan istri
bahwa momentum itu selalu tepat, pasti ada waktunya sendiri, kalau saatnya
melahirkan sudah datang tidak ada kuasa kita untuk menghalangi, jadi
menenangkan diri lebih baik sembari berdo’a kepada Allah semoga semuanya
lancar, semuanya sehat, dan istri saya dan bayi kami selamat.
Keesokan harinya, tanggal 20 Oktober
2014. Jam 07.00 pagi. Istri saya melihat ada keluar darah dan lendir. Kami
mengartikan bahwa inilah waktu yang ditunggu-tunggu itu. Saya dan ibu mertua
menyiapkan perlengkapan melahirkan dan perlengkapan bayi. Kami bergegas menuju
rumah bidan. Bidan ini yang jadi tempat konsultasi selama ini, tempat bertanya
seputar keluhan kehamilan. Bapak dan ibu mertua menunggu didepan rumah bidan
sementara saya dan istri masuk ke ruangan praktek. Setelah istri saya
dibaringkan dan diperiksa ternyata menurut bu bidan, belum ada tanda-tanda
bahkan waktu melahirkannya masih lama. Setelah berkonsultasi banyak hal dan
merasa tidak puas dengan penjelasan bu bidan yang dikenal cukup ramah dan
tenang menangani pasien ini, mertua dan istri saya memilih datang ke tempat
praktek dokter kandungan yang dikenal cukup bagus di kota Mataram. Dan setelah
berkonsultasi ke sana pun mereka mendapatkan jawaban yang sama. “Masih belum
ada tanda-tanda mau melahirkan, sekitar seminggu lagi kalau masih belum ada
tanda-tanda mau melahirkan, nanti kesini lagi”. Begitulah kira-kira jawaban
dari dokter kandungan.
Antara sedikit tenang dan khawatir
sepulang dari dokter kandungan, bapak dan ibu mertua serta istri memilih untuk
berjalan-jalan di mall di pusat kota Mataram. Setelah satu setengah jam mereka
berkeliling area mall merekapun pulang ke rumah. Dan suasana dan aktivitas
kembali seperti biasa, mengurusi warung makan dan mengobrol ringan dengan
keluarga dirumah hingga waktu shalat magrib tiba.
Sekitar jam 21.10 wita istri saya mulai
mengeluh sakit perut. Rasa sakit yang tidak biasa. Sebentar sakit kemudian
sebentar lagi kembali tidak sakit. Lebih kurang jaraknya sekitar 10 menit.
Akhirnya kami satu keluarga mengantar istri saya ke Rumah Sakit Bersalin Tresna
Mataram. Lebih kurang pukul 21.50 wita istri saya ditangani oleh petugas dan
dokter disana.
Terdengar pembicaraan dari petugas yang
menangani, “ini sudah bukaan 10” sebentar lagi melahirkan. Setelah itu saya
diminta menemui perawat dimeja kerjanya.
Maaf
pak, istri bapak sudah bukaan 10.
Sebentar
lagi akan keluar.
Tetapi
maaf sebelumnya, istri bapak ingin melahirkan normal jadi akan banyak resiko.
Kalau
tidak ibunya ya anaknya.
Kepala
bayinya masih diatas belum bisa keluar.
Sekitar
1 jam lagi dari sekarang mudah-mudahan langsung bisa keluar bayinya.
Kalau
tidak bisa terpaksa kami ambil tindakan operasi.
Atau
sewaktu-waktu jika ada kondisi yang membahayakan ibu maupun anaknya kami juga
akan ambil tindakan operasi.
Terimakasih
bapak Noval, silahkan tanda tangani (sambil menyerahkan berkas penanganan
medis).
Setelah itu saya kembali menghampiri
istri saya yang sedang terbaring dan menahan rasa sakit. Semakin dia berkeringat
dan menahan rasa sakit, saya mengusap dahinya dan mengingatkan dia untuk
berzikir. Dan datanglah dokter yang menangani proses melahirkan. Namanya dokter
Lily. Tidak lebih dari 15 menit istri saya berjuang merasakan sakit dan
berusaha sekuat tenaga akhirnya bayinya keluar. Cowok.
Antara percaya dan tidak, hanya butuh
waktu 15 menit buat istri saya untuk melewati proses hidup mati itu. Dan detik
itu juga kami resmi menjadi ayah dan ibu. Luar biasa, saya bersyukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam proses melahirkan, dan bangga
kepada istri saya yang telah mampu melewati proses ini dengan mudah.
Dan sekarang mulailah cinta ini kami
bagi seiring bertambahnya anggota keluarga yang akan selalu menjadi perlipur
lara dan penyemangat hari-hari kami kedepan. Semoga kami mampu menjadi orang
tua teladan dan anak kami menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada kedua
orang tua serta menjadi generasi terbaik di zamannya.Amin
Senin, 13 Oktober 2014
MENJADI STAF AHLI, BELAJAR BERMANFAAT
Perjuangan untuk
memenangkan Wakil Rakyat yang memiliki latar belakang sholeh menguras banyak
energi dan materi. Kami merasa kami sangat berkepentingan mengirimkan wakil di
gedung parlemen, karena kami memikili visi dan agenda besar perbaikan yang
mesti dituntaskan, dan beberapa agenda besar itu bisa tuntas jika dan hanya
jika ada wakil disana. Itulah yang menjadi kesefahaman kami bergerak dan
berikhtiar memenangkan mereka. Tidak kurang setahun kami menyiapkan semua
perencanaan untuk menang diPemilu Legislatif tahun 2014 ini.
Semakin dekat dengan hari
pelaksanaan momentum politik satu kali dalam lima tahun itu semakin membuat
kami harus bersiaga dalam segala hal. Setiap hari kami harus pastikan bahwa
semua anggota tim sukses memiliki suhu semangat dan mengetahui perkembangan
agenda sehingga berjalan sesuai rencana, kami mendiskusikan agenda-agenda
pemenangan itu setiap hari dalam setiap moment
dan event.
Ketika hari pelaksanaan
tiba, dan semuanya telah dibagi sesuai tugas masing-masing; ada yang menjadi
saksi, ada yang menjadi tim input data, ada yang bertugas mengantarkan makanan
para saksi di TPS, ada yang mengamankan suara, ada juga yang hanya sekedar
berada di TPS dekat rumahnya untuk membantu menjelaskan tentang cara
pencoblosan. Aktivitas itu berlalu sampai malam hari. Dan yang berkaitan sangat
erat dengan tim input data tadi, ada tim yang ditugaskan untuk menyebar untuk
mencari hasil perhitungan yang sudah selesai di TPS-TPS, karena kami ingin mengetahui
menang ataupun kalah langsung beberapa menit setelah seluruh perhitungan di TPS
selesai. Benar saja bahwa tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, setelah
perhitungan di TPS selesai bergantian SMS timdari setiap TPS masuk ke handphone
tim input data. Dan setelah semua data terkumpul kami bisa mengambil kesimpulan
bahwa kami menang, bahwa ada 3 kader PKS akhirnya terpilih menjadi Anggota DPRD
Kab.Dompu dari dapil yang berbeda (dapil 1, dapil 2, dan dapil 3).
Suasana senang bercampur
haru menghiasi perasaan kami. Semua kader, simpatisan, dan tim sukses berkumpul
di setiap rumah pemenangan caleg yang sudah sejak awal menjadi sentral
aktivitas pemenangan bagi kami di masing-masing dapil.
Usai euforia itu terasa
begitu memenuhi dada kami, dan kehangatan ukhuwah semakin melebarkan senyum dan
rona wajah yang memancarkan kebahagiaan menghiasi setiap diri kami, dan
selanjutnya sudah menjadi niscaya bahwa kemenangan ini menuntut kita
mengelolanya dengan sebaik-baiknya. Kadang banyak orang yang sangat mudahmemenangkan
menjadi anggota DPRD, tetapi selalu gagal mengelola kemenangan itu sebagai
media untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi masyarakat, bisa saja karena lupa
diri atau memang tidak tahu apa yang mesti dilakukan disana.
Ini adalah amanah yang
dipercayakan penuh oleh rakyat untuk menyuarakan jeritan hati mereka maka bagi
para Aleg PKS harus benar-benar menjadi wakil rakyat yang memperjuangkan nasib
rakyat yang telah memberinya amanah besar ini.
Tugas menjadi anggota DPRD
adalah tugas berat. Sehingga harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Banyak
sekali agenda yang menumpuk yang harus dituntaskan. Belum kelar urusan yang
satu sudah ditunggu oleh urusan yang lain. Atas dasar itulah Anggota DPRD mesti
memiliki tim yang kuat untuk memback up perjuangannya di sana.
Belajar Menjadi Staf Ahli
Sejak diputuskan oleh KPU
bahwa PKS memiliki 3 Aleg terpilih, mencuat di internal kader PKS; di beberapa
kesempatan ketika kegiatan, saat-saat ngobrol dan diskusi, saat pengajian dan
halaqoh bahwa Fraksi PKS membutuhkan staf ahli yang mampu memback up seluruh
kepentingan perjuangan mereka di parlemen. Mencuat pula nama saya yang
diusulkan oleh beberapa teman. Beberapa kali disebut dalam kesempatan
diskusi-diskusi kultural bahwa saya akan diminta menjadi staf ahli, tetapi bagi
saya—saya perlu menempatkan bahan obrolan atau informasi yang berkembang itu
sebagai sekedar bahan obrol penghangat diskusi saja ataukah permintaan serius
dan resmi yang sungguh-sungguh. Apalagi yang mendasar adalah saya takar diri
saya sepertinya belum cukup pantas. Masih banyak yang lain yang punya kapasitas
untuk menjadi staf ahli.
Terus terang juga saat itu
saya telah memilih bergabung dengan program salah satu LSM yang ingin konsen
pada Antisipasi Bencana di Daerah Pesisir Tambora. Dan sudah beberapa kali
diajak diskusi soal ini.
Ketika malam itu, tepatnya
hari senin malam. Pada saat itu ada agenda “melingkar”. Dalam salah satu
sesinya disampaikanlah oleh Ustad sekaligus Anggota dewan terpilih,
menyampaikan hasil rapat pleno DPD PKS Kab.Dompu yang memutuskan bahwa saya
menjadi staf ahli Fraksi PKS Kab.Dompu.
Yang pasti satu sisi saya
senang karena diberi amanah, itu artinya saya masih dipercaya, tetapi sisi yang
lain saya merasa tidak yakin bisa, saya tidak yakin mampu bekerja profesional,
apalagi ini adalah pekerjaan memback up anggota dewan. Bahwa hal-hal yang
menjadi kebutuhan mereka diback up secara utuh; kebutuhan pemahaman akan
konstitusi, kebutuhan akan bahan bacaan untuk kebutuhan rapat dan persidangan,
kebutuhan informasi dari luar yang bisa mereka advokasi dan perjuangkan, dan
sebagainya.
Ketika itu saya merasa ada
beban besar dipundak, terutama soal pertanyaan mampu atau tidak mampu. Kondisi seperti
ini memang selalu menjadi kewajaran bagi saya ketika menerima sebuah amanah.
Selalu pertarungan bathin. Suasana kebathinan yang kerap mengambil semua
kebiasan tersenyum dan bercanda. Terus terang saya selalu merasakan ini sebelum
saya menjalani sebuah pilihan besar,namun ketika saya sudah menjatuhkan pilihan,
saya tidak punya titik balik. Saya berusaha keras untuk bekerja secara
maksimal.
Satu hal lagi yang membuat
suasana kebathinan saya sedikit berat adalah pilihan saya untuk terlibat di
program salah satu LSM itu. Memang atas dasar perasaan tidak pantas itu tadi
yang saya berkeputusan untuk belajar banyak hal lagi di LSM. Apalagi terus
terang hampir 2 tahun saya tidak berkecimpung didalam dunia pemberdayaan, dunia
yang menuntut aktualisasi diri yang utuh. Lalu kemudian ada opsi untuk dijalani
keduanya. Menjalani keduanya terus terang itu adalah pilihan susah bagi saya
karena selain ini adalah dua perkejaan yang jauh berbeda, perjalanan saya tidak
pernah sukses menuntaskan dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Saya selalu
gagal, pasti saja ada salah satunya yang saya korbankan dan itu sangat
mengecewakan orang lain. Saya pikir, saya mesti belajar dari setiap perjalanan
yang lalu, ini peringatan bahwa saya harus fokus terhadap satu urusan.Saya juga
ingin ketika sudah memilih, sayatidak punya titik balik. Saya ingin bekerja
sepenuhnya untuk sesuatu yang sudah saya pilih dengan sadar.
Belajar
Menjadi Bermanfaat
Hari senin. Tepatnya
tanggal 29 September 2014 adalah babak baru, momentum bersejarah yang setiap mereka
pasti mencatat ini sebagai saat berharga dalam hidup mereka. Adalah Pelantikan
Anggota DPRD Dompu. Pelantikan yang dimana juga diikuti oleh 3 orang anggota
dewan dari PKS. Saya juga hadir, ikut merasakan kecipratan bahagia sekaligus
ikut mendengarkan “suara gong” tanda dimulainya perjuangan besar yang akan
mereka tempuh selama 5 tahun kedepan. Para pejuang parlemen dari PKS ikut
disumpah sebagai bagian dari sakramen acara pelantikan ketika itu. Dan pada
rona wajah mereka saya melihat tak ada suasana yang terlalu membuat mereka
terlalu bereuforia karena saya juga mencoba memahami bahwa ada konsep Nahnu du’at qobla kulli syai’ bahwa kami
adalah da’I sebelum menjadi yang lain. Artinya ketika disematkan amanah ini
dipunggung mereka akan banyak kepentingan-kepentingan kebaikan,
kepentingan-kepentingan dakwah yang akan mereka perjuangkan disana.
Keeseokan harinya (tanggal
30 September 2014) mereka mulai masuk kantor di Gedung DPRD Dompu. Dan mulai
dengan sesi introduksi semua anggota. Satu sesi yang niscaya ketika mengawali
setiap kegiatan apalagi kebersamaan mereka ini akan berlangsung selama 5 tahun
kedepan. Yaitu sampai tahun 2019.
Kemudian terkait tugas saya
sebagai staf ahli, sejak jauh-jauh hari sebelumnya saya diminta untuk membaca,
memahami, dan meresume dua bahan penting untuk persiapan paripurna pertama DPRD
yang membahas tentang tata tertib Anggota DPRD.Saya diminta menuntaskan PP
nomor 16 tahun 2010 dan UU nomor 17 tahun 2014 atau sebelumnya bernama UU MD 3.
Yang pertama saya lakukan
adalah memahami secara utuh tentang UU MD 3 sebelumnya memang belum disepakati
bernama UU nomor 17 tahun 2014. Saya kumpulkan softfile-nya, saya pelajari
perjalanannya dari awal, kenapa kemudian ada inisiatif untuk mengganti
substansi dalam beberapa pasal, dan kenapa kemudian kontroversi. Memang dalam
satu pilihan selalu ada pro kontrak, apalagi soal Undang-undang yang sangat
syarat dengan kepentingan politik elit politik. Dan setelah saya mengkaji dan
membandingkan dasar berfikir pihak yang menginisiasi perubahannya dan mereka
yang menganggap bahwa perubahan ini harus disengketakan di Mahkamah konstitusi akhirnya
saya menemukan bahwa ternyata perubahan mendasar dalam Undang-undang ini hanya
pada Bab-bab yang berkaitan dengan kepentingan pusat. Dan sama sekali dalam bab
yang berbicara tentang DPRD kabupaten substansi dan teks dalam pasal dan ayat
tidak berubah sama sekali.
Kemudian yang kedua adalah
saya menelaah secara mendalam PP nomor 16 tahun 2010, PP yang menjadi turunan
dari UU MD 3 ini memuat kerangka atau koridor anggota dewan di daerah.
Menjelaskan tentang ruang lingkup tugas, fungsi, dan wewenang DPRD dan anggota
DPRD, fraksi, hak dan kewajiban, lalu alat kelengkapan, kode etik serta rapat
dan persidangan, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan larangan dan sanksi
yang diberikan kepada anggota DPRD.
Setelah semua tuntas, saya
serahkan kepada sekretaris Fraksi PKS sehari sebelum peripurna mereka
berlangsung. Kemudian dua hari setelah itu saya bertanya kepada beliau tentang bahan-bahan
yang saya buat. Menurut beliau sangat membantu dia dalam memahami beberapa hal
penting dalam UU MD 3 maupun PP nomor 16 tahun 2010 tersebut sehingga membantu
dia pula dalam mengikuti proses perdebatan yang berlangsung dalam paripurna.
Mendengar hal itu saya
merasa bahagia dan bersykur karena siapapun yang ketika keberadaannya sangat
bermanfaat bagi orang lain pasti ada sesuatu kenikmatan tersendiri dalam
jiwanya. Dan saya mencoba memahami tugas dan eksistensi saya di staf ahli yang
harus sense terhadap perkembangan tugas anggota dewan serta menyiapkan
kebutuhan tentang itu.
Inilah kesempatan besar
lagi bagi saya untuk belajar menjadi bermanfaat bagi orang lain. Jika dahulu
konteks kebermanfaatan itu adalah dalam wajah aktivitas berorganisasi kampus,
dan ekstra kampus, lalu pasca kampus menjadi bermanfaat karena mendampingi
masyarakat desa, sekarang harus benar-benar menjadi bermanfaat bagi para singa
parlemen.
Tentu tak ada perjalanan
yang tak memiliki makna tersirat, baik atau buruk pada akhirnya tergantung
pilihan ekspresi kita dalam memahami dan menjiwai perjalanan itu. Saya berharap
perjalanan menjadi staf ahli sekaligus menjadi perjalanan sadar saya,
perjalanan belajar saya dan sekaligus menjadi perjalanan hidup saya. Semoga
selalu menjadi manusia bermanfaat bagi siapapun. Amin
Sabtu, 11 Oktober 2014
MENANTI STATUS BARU
@penaamatir
Tepat 20 Desember 2012 merajut cinta bersama istri tercinta..#fasebaru
Tepat 20 Desember 2012 merajut cinta bersama istri tercinta..#fasebaru
Setahun melewati bahtera rumah tangga..mengarungi samudera hidup dengan kapal kecil kami..#fasebaru
Kalau terjebak pada kata "sulit" mungkin kami tak pernah menemukan kata "indah" dalam hidup kami..#fasebaru
Pertama, JARAK. Kami menembus pulau menemukan istana keluarga kami..jarak yang cukup jauh..#fasebaru
Kedua, STUDI. Istri saya masih belum kelar kuliah..dan karena ini kami harus pisah rumah dalam waktu yang tidak sebentar..#fasebaru
Karena dua hal itu, rasanya semua ribet..rasanya berjalan ditempat saja..karena studi dan jarak menggandeng waktu yang lama..#fasebaru
Dan setahun itu [2012-2013], kami melewati kesulitan-kesulitan dengan kebesaran hati dan cinta..#fasebaru
Karena kita hidup, maka kita mesti memahami nyanyiannya..masalah ibarat nada yang kadang rendah dan kadang tinggi..#fasebaru
Tahun 2014, kami diberi banyak kebaikan..Alhamdulillah..hanya syukur yang bisa kami persembahkan..#fasebaru
Istri saya lulus kuliah di tahun ini..istri saya jadi guru SDIT ditahun ini..kami mulai hidup kami berdua ditahun ini..#fasebaru
Dan banyak lagi kebaikan yang lain...Allah pasti memberi semua yang terbaik untuk hamba-Nya..saya dan teman-teman semua..#fasebaru
Dan satu kebaikan lagi yang luar biasa adalah diberikan calon bayi..calon generasi baru..setelah setahun lama kami menanti..#fasebaru
Ini adalah #fasebaru yang akan merubah status saya sekaligus menanti proses metamorfosa hidup selanjutnya...
Sekarang istri saya sedang dalam hitungan hari akan melahirkan..dan kami pula sedang menanti peresmian status baru kami..#fasebaru
Menanti status baru penuh rasa yang tak biasa..Menjadi suami yang penuh siaga..#fasebaru
Harap-harap cemas..karena ini adalah proses pertarungan antara hidup dan mati..#fasebaru
Do'a selalu terpanjat..tunduk kepala dan sembari angkat tangan..berharap semoga diberikan kemudahan dan kelancaran..#fasebaru
Semoga bisa lahir normal..semoga istri dan anak selamat..dan calon mujahidku lahir tanpa kekuarangan apapun..#fasebaru
Tumbuh besar menjadi anak yang sholeh/ah..menjadi generasi terbaik Islam dan bangsa ini..Amin..#fasebaru
Selasa, 30 September 2014
BUAT DPRD KU YANG BARU
Paman Fals Maafkan saya karena Telah merubah lirik lagu “Wahai presiden kami yang baru Anda harus dengar suara ini Suara yang keluar dari dalam goa,Goa yang penuh lumut kebosanan”menjadi “Wahai DPRD kami yang baru anda harus dengar suara ini,Suara Yang keluar dari dalam goa,Goa yang penuh lumut kebosanan…..bla,,bla,,,Senin,tanggal 29 September 2014 merupakan momentum Bersejarah bagi kabupaten Dompu,,,dan bisa saja bagi daerah-daerah lain di mana di latiknya 30 anggota DPRD Dompu yang baru.
Mengulas masa jabatan DPRD periode 2009-2014 menjadi sangat penting Baik dari Funsi budgeting,controlling dan Legislasi,Bisa saja seabrek Pekerjaan rumah telah di emban DPRD baru mengingat banyak hal yang belum di lakukan DPRD lama semisal soal-soal perda yang belum di bahas dan di sahkan,fungsi pengawasan yang belum efektif dan komeitmen Anggaran pro rakyat yang di rasa belum sepenuhnya berpihak.
Disisi Budgeting seharusnya DPRD menjadi Ruang pembahasan yang partispatif,akuntabel dan Transparan bukan hanya menjadi ruang pengesahan,,terjadi protes dari Pemuda dan masyarakat tentang komitment anggaran pro rakayat yang tidak sejalan dengan kebijakan yang pernah di buat,,,semisal pengadaan Sepeda polygon,pengadaan motor Viksion dan juga tentang Bansos dan dana Aspirasi yang semua di pandang oleh kelompok pemuda dan masyarakat sebagai bentuk ketidak berpihakan.
Salah satu fungsi legislatif adalah melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang, Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai mitra penyelegara Negara di daerah tentu haruslah mengingatkan eksekutif terhadap kebijakan-kebijakan yang di nilai belum tepat terhadap kondisi kekinian daerah…Bukan Justru memunculkan perselingkuhan Politik antara eksekutif dan legislative yang berpotensi terhadap kebijakan yang tidak pro rakayat,,,Mandat pengawasan yang melekat Pada DPRD haruslah menjadi alat pengawasan yang efektifr terhadap jalannya Roda pemerintahan….dan tidak menjadikannya sebagai alat tawar terhadap eksekutif untuk melakukan“Pemerasan”sehingga terjadi komunikasi di belakang meja guna untuk kepentingan Pribadi,kelompok dan kroni-kroninya.
Bagitu juga pada Fungsi legislasi harusnya Raperda-Raperda yang menjadi agenda pembahasan sudah (Raperda Inisitif Legislatif atau eksekutif) di sahkan hanya pada tahun 2010 raperda ADD mampu di sahkan menjadi Perda ,,,tapi bagaimana dengan RaPerda lain yang menjadi agenda semisal raPerda Sistem pengelolaan pembangunan Partisipasi daerah,Raperda Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI,Raperda tatacara Pengawasan,Pengendalian Penyelenggaraan menara telekomunikasi,Raperda tentang perubahan Perda no 5 thn 2010 tatacara pencalonan,Pemilihan,Pelantikan dan pemberhentian kepala Desa,Raperda tentang tata kerja kesatuan pengelolaan hutang lindung,Sebagi wujud merespon hal-hal mendasar masyarakat yang di wakilinya….tentu mandat keterwakilan yang sepenuhnya rakyat berikan haruslah di jalankan dengan penuh tanggung jawab bukan justru menyakitinya dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak…juga yang tidak kalah menarik adalah molornya pembahasan RAPBD menjadi Rutinitas Clasik sehingga berimplikasi pada terlambatnya pengetokan Palu pengesahan APBD…hal ini tentu menjadi PR bagi anggota Dewan yang baru.
Memegang Mandat rakyat sebagai Anggota DPRD memang cukup mengiurkan hingga tak jarang Anggota DPRD melakukan praktek-praktek penyalah gunaan jabatan hanya mereka yang punya Integritas dan nurani yang akan terus mampu mempertahankan idealismenya dari berbagai macam godaan yang cenderung terus meninabobokan,tidak sedikit Anggota dewan yang melakukan korupsi,penyalah gunaan jabatan dan pelanggaran Norma yang terjadi di daerah lain diInfokan oleh Media dan berakhir di hotel prodeo tentu pengalaman pahit ini haruslah menjadi pelajaran berharga bagi Anggota Dewan yang baru…agar kedepan tidak terjadi lagi terjadi hal-hal seperti ini dan semoga hanya terjadi di daerah lain tidak di daerah kita tercinta ini.
Dengan telah di sahkannya UU Pemilihan kepala daerah kemarin dan jika tidak ada hambatan maka secara konstitusi itu harus di laksanakan,,,tentu harapan kami juga bertambah pada anggota Dewan yang baru untuk memilih Pemimpin daerah (Bupati/Walikota) yang benar-benar harus terhindar dari kepentingan-kepntingan tertentu kecuali kepentingan masyarakat secara umum,terjemahkanlah kepercayaan kami dengan penuh tanggung jawab dan hati nurani karena setiap jabatan pasti akan di mintai pertanggung jawabannya baik di dunia maupun di akhirat kelak oleh Allah.
Sesungguhnya kami optimis dan percaya masih banyak Anggota DPRD yang idealis,jujur dan bertanggung jawab terhadap amanat yang di embanya terutama pada anggota dewan yang baru,yang tidak menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi,kelompok dan golonganya sendiri melainkan semata-mata hanya untuk masyarakat yang di wakilinya…Yang jika memutuskan sebuah kebijakan tentu atas nama kepentingan rakyat baik soal Aturan,pengawasan dan Anggaran…Bahkan menggunakan jabatanya sebagai jalan menuju kemulia dunia dan akhirat (Politik Sarana Jihad untuk kepentingan Rakyat)….Persoalan Kemiskinan,pengangguran dll di daerah ini cukup banyak Maka kami menaruh harapan atas kebijakan-kebijakan anggota DPRD yang baru menjadi solusi yang mampu menyelesaikannya.
Terakhir saya pribadi dan kami masyarakat mengucapkan selamat atas di laktiknya DPRD Dompu yang baru,Dalam pelantikan tersebut anda di sumpah atas nama Allah di bawah kitab Suci semoga amanat yang di emban mampu di kerjakan dengan baik dan membawa kemaslahatan bagi umat sehingga berbuah Pahala dan bukankah pahala di janjikan surga oleh Allah SWT,Jadilah pemimpin dan perwakilan kami seperti pemimpin-pemimpin adil sebelumnya.
Di ramu dari berbagai Tulisan Salam “SK”
LenSA-NTB
LenSA-NTB
Catatan : Kalau ada yang salah mohon di maklumi dan di maafkan.
Sumber:
https://www.facebook.com/syaf.kaso.1?fref=nf
Senin, 29 September 2014
SELAMAT KEPADA 3 ALEG PKS DOMPU
Hari ini sejarah baru dimulai..#kokohkandiri
Selamat kepada 3 Aleg PKS Dompu yg dilantik hari ini..#kokohkandiri
Amanah ini sepenuhnya ada dipundakmu..#kokohkandiri
Waktu ini menyaksikan bahwa kepada kalianlah jeritan rakyat dititipkan..#kokohkandiri
Kepada kalian pula pembangunan dititipkan..#kokohkandiri
Dan wajah masa depan ibarat kanvas dan kalian pelukisnya..#kokohkandiri
Nilai telah mengalir bersama darah..dan kini saatnya terbuka gerbang medan juang..#kokohkandiri
Tak ada titik balik..sepenuhnya kepercayaan dan suara telah kami titipkan..#kokohkandiri
Sumpah dan janji ini menembus langit..#kokohkandiri
Mahkamah sejarah menunggu bakti terbaik..#kokohkandiri
#kokohkandiri semoga setelah melewati jalan panjang nan terjal surga tersenyum menyambut kalian..
Langganan:
Postingan (Atom)
Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin