"Kau wanita mulia. Wanita yang tidak bisa digantikan oleh seribu wanita di dunia ini. Kau satu untuk selamanya. Dengan ketulusan cintamu yang tak pernah habis hingga kini"
"Ya Allah lapangkanlah kuburnya, dan jadikanlah dia termasuk kedalam golongan orang-orang yang menikmati surgamu tanpa hisab. Dan bersama dengan orang-orang terdahulu yang telah engkau janjikan surga bagi mereka"
Malam ini kenapa
rasanya ia hadir lagi mengisi ruang rindu ini. Setelah setahun lebih dia
meninggalkan kami dengan senyum kasih sayangnya. Entah apa gerangan yang
membuat air mata ini tiba-tiba menetes di sudut mataku. Tiba-tiba aku
merindukannya. Wanita tangguh yang membesarkanku dengan semangatnya,
kalimat-kalimatnya yang selalu menginspirasi. Itulah terkadang aku merasa dia
selalu hidup di hatiku.
Aku akui sampai hari
ini memang belum kering air mata ini. Belum tuntas rasanya aku merasa
kehilangannya mesti aku ikhlas dengan bukti kebesaran Tuhanku. Karena Dia tak
pernah memberi ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya.
Aku ingin selalu menggoreskan
jejaknya yang tak akan pernah hilang dalam sejarahku. Bukti ketangguhan dan
sumber inspirasi yang membuatku selalu bangkit jika semangat hidupku mulai
runtuh. Sering muncul semangat yang membara untuk melukis kembali jejaknya
dahulu. Terutama tentang ketangguhannya menjadi istri dan ibu dari dua anak
laki-lakinya. Yaitu aku dan adikku.
Aku ingin dia tau bahwa
hari-hari ini aku sangat menikmati detik-detik awal mengayuh bahtera cinta
dikeluarga kecilku. Mulai menapaki alur kehidupan yang baru beberapa langkah
aku arungi. Tentu seperti kehidupan pada biasanya. Yang luar biasa adalah
membumbui perjalananku dengan cinta sehingga manis pahitnya semua akan berakhir
dengan cinta.
Ada satu hal yang selalu
muncul. Adalah ingatanku tentang harapan beliau saat itu. Harapannya untukku. Untuk
menuntaskan masa lajangku. Aku ingat ketika bahtera cinta ini ku lewati. Adalah
seorang ibu yang berulang-ulang kali memberi isyarat pergi dari kehidupan kami
dengan bertanya tentang kapan aku menyempurnakan agama. Tetapi bersama itu pula
aku sering menjawabnya dengan senyum kecil yang bermakna bahwa “hari ini
kesehatan dia jauh lebih berharga dari pada cinta yang ingin ku raih”. Tetapi
mungkin beda caranya memandang, yaitu tentang tanggung jawab orang tua
menikahkan anak. Barangkali masih ada beban dihatinya ketika harus pergi
meninggalkan kami dalam keadaan seperti itu. Belum ada yang menikah.
Jika saja beliau masih
ada dihadapanku hari ini. Aku ingin dia melihat begitu bahagianya aku hari ini
dengan kehidupan yang bertabur cinta. Dengan istri yang taat kepada Allah dan
berbakti kepada suami. Menantu yang sebenarnya tiap waktu merasa kurang karena
tidak pernah menatap senyum seorang ibu mertua lantaran ibu mertua telah
melanjutkan perjalanan pada fase kehidupan yang lebih pasti.
Aku sering yakin bahwa
pesan hatiku kepadanya selalu dia dengar di alam sana. Semoga saja dia ikut
merasa seluas samudera kebahagiaanku sekarang. Tafsir mimpiku semoga benar
memberi isyarat tentang rasa beliau yang ikut bahagia melihat kehidupan baruku
saat ini.
Aku tidak pernah lupa
kepadanya. Belaian kasih sayang itu masih terasa hingga saat ini. Cintanya masih
memeluk hangat pada diri yang tidak mungkin seperti hati ini tanpanya. Lambaian
itu masih sangat membekas dihati, yang tetap ada mengucapkan selamat dikala aku
berhasil meraih sesuatu bagian dari mimpiku.
Ibu...
Hidupmu telah berhenti.
Ceritamu telah usai. Tetapi asamu, obsesimu, harapan-harapan besarmu yang masih
mungkin hadir pada masa yang berbeda hari ini akan menjadi bagian dari motivasi
jalanku.
Aku tak perrnah lupa
kepadamu. Aku tak pernah lupa menunaikan kewajibanku kepadamu mesti kau tak ada
persis didepanku. Aku yakin kau juga merasa bukti itu. Bukti dari do’a yang
berkumandang disetiap usai sujudku.
Kau wanita mulia. Wanita
yang tidak bisa digantikan oleh seribu wanita di dunia ini. Kau satu untuk selamanya.
Dengan ketulusan cintamu yang tak pernah habis hingga kini.
Mesti fisikmu telah
tiada, aku berharap kau tetap hadir memberi
senyum penghargaan pada jalan-jalan suksesku. Itulah tatapan rantai
semanngat yang akan mengawal cita-citaku. Hingga sukses seperti engkau kala
itu.
Tetaplah tenang disana.
Sambutlah do’a-do’aku. Termasuk do’a untuk tidak lupa mendo’akan mu sampai
habis usiaku. Hingga saatnya kau berdiri tegak di akhir khusnul khotimahku
sebelum menyambutku di ujung surga Allah yang Mulia.
Ya Allah lapangkanlah
kuburnya, dan jadikanlah dia termasuk kedalam golongan orang-orang yang
menikmati surgamu tanpa hisab. Dan bersama dengan orang-orang terdahulu yang
telah engkau janjikan surga bagi mereka.
Rabbighfilri waliwaidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira.
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"
Rabbighfilri waliwaidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira.
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"
Miss U BunDa,,
BalasHapusMeski kini kau telah tiada
namun namamu tetap terpatri di relung hati kami,
sebagai seorang ibu, teman, dan sahabat bagi Kami
he..
BalasHapusdia selalu hidup disetiap senyum dan sedih..
disemua pelangi hidup..
ibu ku..ibu bagi kita semua..