Aktivitas pulang pergi pasar dengan keranjang keramat berada diantara dua perasaan; lelah
dan menikmati. Berbelanja bersama bapak atau ibu mertua untuk kebutuhan menu
yang berbeda disetiap harinya. Dari belanja kebutuhan beras untuk nasi,
kemudian bahan sayur, daging, maupun ikan laut.
Setiap hari. Tanpa ada libur wajib
maupun libur yang dipengaruhi oleh tanggal merah nasional. Beragam orang yang
datang "mengisi bensin" disini. Bisa diklasifikasi dengan sederhana
yaitu orang kantoran, polisi yang bertugas disekitar warung, masyarakat sekitar
daerah warung, dan yang paling banyak adalah sopir-sopir truk besar yang tiap
hari membawa barang ke bima-mataram-bali-surabaya-jakarta, dan sebagainya.
Mereka tiap hari mampir untuk makan diwarung Jawa Pak Imam. Sehingga salah satu
alasan yang memberatkan bapak mertua jika ingin ada libur untuk karyawannya
adalah tidak tega dan kasihan kepada sopir-sopir itu. Karena jika tidak makan
disini maka mereka baru bisa makan di Bali setelah lebih kurang tujuh jam
perjalanan. Aku menangkap ini bisnis warung makan antara kepentingan sukses
mencari uang dengan perasaan empati terhadap orang sedang melakukan perjalanan
jauh. Sangat Inspiratif juga.
Dengan alasan itu maka berbelanja ke
pasar menjadi aktivitas yang tidak boleh tidak dilakukan setiap harinya. Baik
oleh bapak mertua sendiri, saya dan ibu mertua, atau kadang-kadang saya sendiri
yang harus ke pasar.
Seperti yang saya katakan bahwa ini
adalah aktivitas yang melelahkan. Bisa dibayangkan berangkat dari rumah jam
setengah tujuh pagi; lalu membeli ikan laut sepuluh kilogram, daging sapi empat setengah kilogram, daging ayam mentah sepuluh kilogram, ayam panggang hampir tujuah ekor . Belum lagi untuk
kebutuhan bumbu dan sejenisnya; tomat enam kilogram, lombok kecil dua kilogram, lombok besar dua
kilogram, kunyit satu kilogram, bawang merah dua sampai tiga kilogram. Terus
kacang panjang, terong, dan kubis. Sekalipun ini tidak habis dalam waktu sehari
tetapi ini adalah belanja wajib yang dilakukan. Baik untuk kebutuhan hari itu
maupun kebutuhan besok yang sesekali digunakan untuk membuat menu masakan yang
beragam.
Dalam jumlah belanjaan yang begitu
banyak, tentu menjadi sekitar enam sampai delapan kresek besar yang tentu tidak
bisa langsung dibawa pulang sekali saja. Harus diangkut tiga sampai empat kali.
Belum lagi ternyata setelah sampai rumah, tukang masak menitip barang belanjaan
yang dirasa kurang dan harus dibeli lagi sehingga bisa dipastikan bolak-balik
pasar sampai lima kali.
Cukup melelahkan. Kadang-kadang
setelah sampai di rumah harus terkapar ditempat tidur. tidak juga untuk tidur
tetapi untuk sekedar mengolahragakan tubuh sehabis mengangkat barang-barang
tadi. Belum lagi riuk-riuk pasar yang menyesakkan dada karena begitu berdesakan
dengan orang banyak "memburu" belanjaan kebutuhannya.
Tetapi ada satu hal yang memberi warna
baru yang bisa menghilangkan dan menjadi penawar lelah dari aktivitas
berbelanja di pasar. Yaitu kue lupis. Kue yang terbuat dari ketan lalu dikasi
bumbu kelapa terus ditaburi dengan air gula merah di atasnya. Harganya juga
murah. Cuman seribu rupiah perbungkusnya. Dijajakan oleh ibu tua di salah satu
sudut pasar yang biasa dilewati setiap hari. Yaitu pasar kecamatan di kecamatan
Gerung Lombok Barat. Kue kecil yang setelah dicicipi benar-benar mengobati
sedikit kelelahan yang menumpuk diseluruh badan. Kue ini setiap hari saya beli.
Menikmati ini sama dengan mengobati rasa lelah. Dan selanjutnya bisa pindah ke
aktivitas yang lain.
Makanya aku suka sesi terakhir berbelanja itu karena
terakhir mengambil belanjaan di pasar pasti ada satu kresek kecil lupis.
Awalnya hanya aku yang tertarik dengan kue ini. tetapi lama-lama kue ini
menjadi diminati oleh semua karyawan warung. Sehingga pertanyaan yang wajib
mereka sampaikan setelah aku pulang dari pasar adalah pertanyaan tetang kue
lupis. atau pesan untuk tidak lupa membeli lupis.
Kue lupis. Benar-benar penawar lelah.:-)
masukan nih, itu lupis jadi menu baru padepokan kayanya asik tuh :D
BalasHapuspesen lupisnya satu mas... baca tulisannya jadi pengen makan lupis..hehe..
BalasHapus