`

`

Sabtu, 09 Maret 2013

BERHATI-HATI DENGAN TEMAN FACEBOOK


Ada saja kejadian-kejadian aneh di Facebook. Kejadian yang mengerutkan dahi sekaligus menggelikan. Yang membuat aku harus jengkel dan kadang tertawa terpingkal-pingkal. Aku percaya bahwa Sosial media Facebook membuka dua kesempatan sekaligus untuk semua penggunanya. Dia bisa sangat bermanfaat dan mengalirkan kebaikan. Dan memberi ruang seluasnya untuk berbuat negatif dan menampilkan tampilan-tampilan yang tidak etik. Semisal saja digunakan untuk memuat video-video amoral.

Satu hal yang aku ingin cerita adalah ketika internetan bersama istri di warung internet dekat rumah. Setelah beberapa saat memulai online. Istri saya mengeluhkan ada teman facebooknya yang sudah beberapa kali menyapanya di facebook. Minta kenalan, tanya tempat tinggal, minta nomor handphone dan lain sebagainya. Teatpi karena tidak mengenal, istri saya tidak merespon beberapa kali sapaan itu.

Akhirnya aku mencoba membuka facebook orang itu, ternyata dia berteman dengan profil-profil facebook dengan gambar perempuan yang tidak seronok. Akhirnya aku kerjain saja dia.

Aku balas pesannya dengan menanyankan nomor handphonenya terus kuberikan nomor handphone ku, lalu memberi pesan kalau mau telepon silahkan sms dulu.

Keesokan harinya aku ditelpon oleh nomor baru yang tidak ku kenal. Tetapi tidak ku angkat. Selain aku anti mengankat telfon dari nomor baru, aku juga sedang tidak ingin diganggu. Akhirnya ku sms “maaf siapa ya?”. Setelah dia membalas dengan memperkenalkan dirinya baru ku angkat telfonnya.

Aku ikut aneh dan tidak bisa menahan tertawan ketika mengangkat telfon anak ini, karena aku harus menirukan suara perempuan. Sejak awal aku memang sudah mengira kalau dia suka menelfon dan mengganggu perempuan.

“hallooo...”
“iya...”(menirukan suara perempuan)
“ini farida..?”
“Ini siapa ya..”(masih dengan gaya suara perempuan)
“Ini farida atau Parida” katanya.
“Ada yang bisa dibantu mas?..”(masih dengan suara mirip perempuan)
“Kok gitu..kan kita tadi sudah tukaran nomor” (Suaranya mulai mendayu-dayu).
“Iya mas mau ada keperluan apa? Kenapa mas menelpon istri saya?saya suaminya.mas ini siapa.” (suara asliku)
“hmhmmh saya temannya”
“iya ada apa?” (dengan suara kasar membentak)
“hmm han temmannya...hmm..ga ada apa-apa...” (Sedikit demi sedikit suaranya mulai ga jelas dan akhirnya dimatikan telfonnya).
“hahahahhaha..”

Ada saja kejadian lucu. Aku merasa heran dengan orang-orang seperti ini. Semakin memperlihatkan kekerdilan dirinya menghadapi hidupnya sendiri. kenapa tidak nikah saja jika dia sudah siap dari pada harus melakukan akhtivitas yang tidak jelas seperti itu; tidak bermanfaat, menghabiskan waktu,  juga menghabiskan uang, yang masih bisa dia pergunakan untuk aktivitas lain yang lebih bermanfaat.

Dan untuk kita yang masih Facebook mania, tentu lebih berhati-hati dengan teman yang tidak jelas di Facebook. Menjadi kawan lalu sok akrab kemudian tiba-tiba meminta nomor telfon, itu patut dicurigai sebagai sesuatu yang memiliki misi tersembunyi yang tidak jelas. Menghindari eksklusifitas bukan berarti membuka diri berkenalan dengan semua orang tanpa batas. Sehingga berkedok meningkatkan diri dengan menambah teman diskusi tidak kemudian bermakna membuka semua ruang privacy yang kita punya.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin