Ada saja kejadian-kejadian aneh di Facebook.
Kejadian yang mengerutkan dahi sekaligus menggelikan. Yang membuat aku harus jengkel
dan kadang tertawa terpingkal-pingkal. Aku percaya bahwa Sosial media Facebook
membuka dua kesempatan sekaligus untuk semua penggunanya. Dia bisa sangat
bermanfaat dan mengalirkan kebaikan. Dan memberi ruang seluasnya untuk berbuat
negatif dan menampilkan tampilan-tampilan yang tidak etik. Semisal saja
digunakan untuk memuat video-video amoral.
Satu hal yang aku ingin cerita adalah ketika
internetan bersama istri di warung internet dekat rumah. Setelah beberapa saat
memulai online. Istri saya mengeluhkan ada teman facebooknya yang sudah
beberapa kali menyapanya di facebook. Minta kenalan, tanya tempat tinggal,
minta nomor handphone dan lain sebagainya. Teatpi karena tidak mengenal, istri
saya tidak merespon beberapa kali sapaan itu.
Akhirnya aku mencoba membuka facebook orang itu,
ternyata dia berteman dengan profil-profil facebook dengan gambar perempuan
yang tidak seronok. Akhirnya aku kerjain saja dia.
Aku balas pesannya dengan menanyankan nomor
handphonenya terus kuberikan nomor handphone ku, lalu memberi pesan kalau mau
telepon silahkan sms dulu.
Keesokan harinya aku ditelpon oleh nomor baru yang
tidak ku kenal. Tetapi tidak ku angkat. Selain aku anti mengankat telfon dari
nomor baru, aku juga sedang tidak ingin diganggu. Akhirnya ku sms “maaf siapa
ya?”. Setelah dia membalas dengan memperkenalkan dirinya baru ku angkat
telfonnya.
Aku ikut aneh dan tidak bisa menahan tertawan ketika
mengangkat telfon anak ini, karena aku harus menirukan suara perempuan. Sejak awal
aku memang sudah mengira kalau dia suka menelfon dan mengganggu perempuan.
“hallooo...”
“iya...”(menirukan
suara perempuan)
“ini
farida..?”
“Ini
siapa ya..”(masih dengan gaya suara perempuan)
“Ini
farida atau Parida” katanya.
“Ada
yang bisa dibantu mas?..”(masih dengan suara mirip perempuan)
“Kok
gitu..kan kita tadi sudah tukaran nomor” (Suaranya mulai
mendayu-dayu).
“Iya
mas mau ada keperluan apa? Kenapa mas menelpon istri saya?saya suaminya.mas ini
siapa.” (suara asliku)
“hmhmmh
saya temannya”
“iya
ada apa?” (dengan suara kasar membentak)
“hmm
han temmannya...hmm..ga ada apa-apa...” (Sedikit demi sedikit
suaranya mulai ga jelas dan akhirnya dimatikan telfonnya).
“hahahahhaha..”
Ada saja kejadian lucu. Aku merasa heran dengan
orang-orang seperti ini. Semakin memperlihatkan kekerdilan dirinya menghadapi
hidupnya sendiri. kenapa tidak nikah saja jika dia sudah siap dari pada harus
melakukan akhtivitas yang tidak jelas seperti itu; tidak bermanfaat,
menghabiskan waktu, juga menghabiskan
uang, yang masih bisa dia pergunakan untuk aktivitas lain yang lebih
bermanfaat.
Dan untuk kita yang masih Facebook mania, tentu
lebih berhati-hati dengan teman yang tidak jelas di Facebook. Menjadi kawan
lalu sok akrab kemudian tiba-tiba meminta nomor telfon, itu patut dicurigai
sebagai sesuatu yang memiliki misi tersembunyi yang tidak jelas. Menghindari
eksklusifitas bukan berarti membuka diri berkenalan dengan semua orang tanpa
batas. Sehingga berkedok meningkatkan diri dengan menambah teman diskusi tidak
kemudian bermakna membuka semua ruang privacy yang kita punya.
0 komentar:
Posting Komentar