Telah
lama rasanya tidak menulis. Seketika telah kaku semua jemari menyusun barisan
kalimat, seperti susah menemukan artikulasi berjejer ide yang menumpuk
dikepala. Aku telah kehilangan motivasi untuk menulis.
Aku
ingat, terakhir aku menulis adalah ketika aku memotret perjalanan usia menuju
28 tahun. Memang aku memutar segala warna perjalanan, dari ceritaku tentang
akhir usia seorang manusia mulia yang melahirkan hingga menjadikanku bisa
mengenal dunia sampai segala cita-cita yang ingin ku rangkai di usia
selanjutnya. Tetapi akhirnya aku harus berhenti menulis.
Banyak
rekaman cerita di pikiran ini, tetapi alasan malas lagi-lagi melumpuhkan segala
kekuatanku untuk merangkai sesuatu yang ku yakini bisa memberi inspirasi bagi
orang lain.
Aku
sering merasa seperti kehilangan sesuatu ketika hari terus berganti tetapi aku tidak
menulis semua aktivitas-ku. Sampai pada satu titik aku harus menemukan sesuatu
yang bagiku harus menulis kembali. Aku mencoba introspeksi, mencoba belajar dari
waktu yang terasa mengalir tanpa jejak menulis, memang alasan mendasarnya
adalah malas. “Penyakit utama para penulis pemula adalah malas”. Ini ungkapan
seorang sahabat yang telah sukses menerbitkan buku dari tulisannya sendiri.
Aku
selalu membenarkan, karena alasan utama cita besarku terus tersendat hingga
hari ini dikarenakan sebuah monster yang bernama malas. Dia memang selalu hadir
disaat ribuan ide ini ingin bermetamorfosa. Tetapi monster ini jauh lebih
tangguh dari pada mimpiku. Apakah mimpiku tidak cukup kuat untuk ku kejar?lalu
ia menyerah begitu saja oleh monster ini?
Aku akui
bahwa aku pernah disorientasi untuk menulis. Aku terjebak pada pertanyaan
sederhana, bahwa menulis berada diantara persoalan eksistensi atau aktualisasi,
walaupun obsesi awalku menulis adalah karena motivasi transformasi dan memberi
inspirasi pada dunia. Hingga aku harus terdiam lama dalam keterkungkungan
karena susah menemukan sebuah arti menulis.
Aku
Ingin kembali menulis. Asa ini mulai hidup kembali. Semua motivasi dan mimpi
menulis yang berserakan ku kumpulkan menjadi berbagai harapan dan aksi nyata menulis.
Yang pasti hari ini hati rapuhku telah terisi cinta, yang selalu menajadi
motivasiku untuk menginspirasi sahabat-sahabat dunia untuk menemukan sesuatu
yang bermakna dalam setiap tulisan.
Aku akan
menulis bersama cinta. Itu kalimatku. Ini langkah pertamaku untuk memulai
merangkai kembali segala ide ini. Semoga memberi manfaat pada kita semua. Memberi
manfaat pada dunia.
Kepada
kita yang mencintai menulis bersama cinta. Mari memberi inspirasi menulis. Semoga
bagi yang mengerti tentang ide menulis akan semakin semaangat memberi ide. Dan kepada
mereka yang terkurung oleh kemalasan untuk menulis supaya segera menemukan sebuah
reward perjalanan hidup yang akan ia temukan jika waktu dan hari-harinya
tergadaikan oleh aktivitas menulis dalam asa memberi inspirasi pada dunia
manusia dan alam.
0 komentar:
Posting Komentar