`

`

Selasa, 26 Maret 2013

DI PENJARA, BERKHALWAT DENGAN RABB


Ketika hari ini membuka blog-ku, sama seperti biasanya aku selalu merasa terkesima memandangi keseluruhan wajahnya dari tampilan breaking newsmenu, kemudian melihat susunan postingan tulisan yang telah ku catat disetiap rehat jejakku sehari-hari, hingga ke kaki blog, rasa senang mewakili kepuasan hati atas karya ini. Satu rasa yang selalu ada ketika mulai mengetuk pintu blog ini adalah rasa puas karna sebagian besar jejak hidupku telah ku torehkan disini.

Aku terhenti agak lama ketika melihat update dari situs Bersama Bakwah, tentang Polemik PILGUB Jabar-tentang Kesaksian Palsu kubu Rieke. Awalnya ingin tahu tetapi setelah membaca sama sekali merasa biasa saja karena itulah wajah umum politik hari ini, sesuatu yang terkadang-ketika kita berdiri dibalik suara hati rakyat kecil kita tak sanggup mendengar, karena kepentingan telah membutakan mata para elit politik untuk sibuk dengan kepentingan pribadi dari pada mendengarkan keluhan para rakyat miskin di setiap sudut negeri ini.

Tidak lama aku pandanganku lalu bergeser pada satu entri terbaru dalam situs itu. Judulnya Kabar Terbaru Ustadz Lutfi dari Balik Jeruji. Saya lalu membuka entri ini. Saya mencatat kesan orang-orang yang membesuknya, sekaligus ungkap beliau tentang perubahan kualitasnya hariannya disana.

Rasa haru, bahagia, dan bangga meliputi kami semua ketika beliau menyalami, dan memeluk kami satu persatu seolah kami adalah sahabat lama walaupun banyak orang di dalam rombongan ini yang mungkin baru kali pertama bersua dengan beliau...

Suasana kekeluargaan sangat kental dalam pertemuan tersebut, beliau yang tampil dengan kemeja coklat bergaris terlihat lebih bugar dan enerjik...

"...Alhamdulillah berat ana turun 8 Kg, Hafalan semakin bertambah dan menguat, qiyamullail semakin panjang, 2 - 3 buku terbaca dalam 1 hari. Benarlah kata para Salafus Shalih bahwa dipenjaranya aktivis dakwah adalah kesempatan ia berkhalwat dengan Rabbnya..."

Sejauh ini kesan yang saya tangkap dari semua pemberitaan media tentang orang yang dipenjara karena berbagai kasus adalah kesan sedih, kesan duka, lalu kasihan karena hari-harinya begitu tersiksa. Belum lagi hukuman yang dijatuhkan nantinya. Ditambah dengan penderitaan keluarga karena harus ditinggal tidur di Penjara. Tetapi yang ini berbeda, justru kesan haru, bahagia sekaligus bangga. Nuansa perjuangan rasanya semakin erat karena kesan umum sebagai korban konspirasi sangat melekat bagi para kader yang mengunjunginya.

Satu lagi yang sangat luar biasa adalah semakin meningkatnya kualitas amal harian. Beliau mengutip kata Salafus Sholeh bahwa dipenjaranya aktivis dakwah adalah kesempatan berkhalwat dengan Rabbnya. Kemudian Hafalan semakin bertambah dan menguat, qiyamullail semakin panjang, 2 - 3 buku terbaca dalam 1 hari”. Itu yang beliau katakan tentang aktivitasnya selama di Penjara.

Luar biasa!!semakin menguatkan kita, ungkapan sederhana yang sekaligus menjadi penguat kita bahwa kualitas itu diasah dimanapun dan dalam kondisi apapun, karena sesungguhnya kita akan berhenti berproses, dan berbuat kebaikan setelah kita meninggalkan dunia ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin