Minggu, 13 Juni 2010
LUAR BIASA
Kiriman SMS dari saudara seperjuangan:
Lebah dengan sengat tajam adalah penghasil makanan terbaik.Rayap dengan dengan mata yang buta adalah arsitek bangunan terkokoh. Capung, dengan tubuh mungil adalah prototipe alat transportasi. Allah ciptakan semua makhluknya luar biasa. Jadilah makhluk Allah yang luar biasa!! Dengan izin Allah kita pasti bisa, bukankah "harapan itu selalu ada".
Kamis, 10 Juni 2010
BEDANYA HANYA SEDIKIT
Ternyata sifat kita dengan sifat Rasulullah SAW itu bedanya sedikit saja;
Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur.
Rasulullah sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan
Rasulullah sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah.
Rasulullah sedikit bergurau, kita sedikit-sedikit bergurau.
Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur.
Rasulullah sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan
Rasulullah sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah.
Rasulullah sedikit bergurau, kita sedikit-sedikit bergurau.
Rasulullah sedikit-sedikit beramal, kita sedikit sekali amalnya.
Rasulullah sedikit-sedikit berkorban untuk Islam, kita sedikit sekali berkorban.
Kapan kita mulai berusaha mengejar perbedaan yang hanya sedikit itu?
Tulisan di atas adalah hasil kiriman sms dari seorang teman yang dulu pernah satu amanah dikampus-di Lembaga Dakwah Kampus. Kiriman sms ini sangat menyentuh. Dengan bahasa yang sepertinya enteng tetapi membuat kita terasa disentil, diingatkan, dan membuat kita semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri kita dihadapan Sang Khaliq.
Diakhir penggalan sms ini menulis kapan kita memulai berusaha mengejar perbedaan yang hanya sedikit?
Bahasanya seolah disederhanakan tetapi mempertanyakan sebuah muatan yang sangat berat jika tidak dikhtiari dengan sungguh-sungguh.
Semoga membuat kita semakin terpacu dan bersemangat menjadi orang yang sedikit saja berbeda dengan Rasulullah.
Amin.
Rasulullah sedikit-sedikit berkorban untuk Islam, kita sedikit sekali berkorban.
Kapan kita mulai berusaha mengejar perbedaan yang hanya sedikit itu?
Tulisan di atas adalah hasil kiriman sms dari seorang teman yang dulu pernah satu amanah dikampus-di Lembaga Dakwah Kampus. Kiriman sms ini sangat menyentuh. Dengan bahasa yang sepertinya enteng tetapi membuat kita terasa disentil, diingatkan, dan membuat kita semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri kita dihadapan Sang Khaliq.
Diakhir penggalan sms ini menulis kapan kita memulai berusaha mengejar perbedaan yang hanya sedikit?
Bahasanya seolah disederhanakan tetapi mempertanyakan sebuah muatan yang sangat berat jika tidak dikhtiari dengan sungguh-sungguh.
Semoga membuat kita semakin terpacu dan bersemangat menjadi orang yang sedikit saja berbeda dengan Rasulullah.
Amin.
Selasa, 08 Juni 2010
INGIN JADI PENULIS TERNYATA,...
Hari semakin larut, sudah hampir lima puluhan menit berada dididepan computer (internet), hanya termenung sambil meng-up date status di facebook. Rasanya sudah sangat lama duduk disini tapi jemari belum klik dengan otakku. Dari kediaman, kuberanjak menuju warung internet menempuh jarak hampir satu kilo meter, berencana dan berkeinginan menulis beberapa hal tentang kabar yang sedang berkembang dan hangat di kabupaten Dompu; beberapa hasil obrolanku dengan masyarakat tentang perkembangan hasil penghitungan suara yang hari ini diberitakan sangat simpang siur, tidak jelas, mengalir seperti tak ada pihak atau lembaga yang bisa dijadikan sumber data yang valid. Akhirnya masyarakatpun ikut bermain dengan segala keterbatasan mereka “menjual” data untuk semakin menggaduhkan suasana masyarakat yang sedang kebingungan menunggu siapa yang bakal menjadi pemimpin bagi mereka. Aku juga sebenarnya ingin memposting buku yang aku resensi yang berjudul “Saatnya Untuk Menikah” di blog-ku. Dan punya rencana menulis beberapa hal yang mengganjal dipikiranku seharian ini.
Tapi aku bingung!!
Padahal aku tinggal menulis saja, ternyata menulis itu tidak hanya persoalan ide dan kemampuan menulis tetapi juga suasana hati yang mempengaruhi. Keinginan untuk menerjemahkan ide itu batal, tidak tahu harus berapa saat lagi aku menunggu kebuntuan ini bisa cair dan menjadi tulisan yang bisa dibaca oleh saudara-saudaraku yang lain, walaupun tulisan ini tak ada apa-apanya dibandingkan buku yang berbedar hari ini tetapi aku berharap ada sekelumit bahasa atau pesan yang bisa dihikmaihi oleh pembaca.
Sebenarnya ada softcopy tausyiah yang aku kutip dari sebuah buku bacaan Islami, aku bisa saja memasukkannya dalam blog pribadi-ku, tetapi rasanya aku tidak begitu puas,a ku ingin menghiasi blog ini dengan segala karya dan hasil olah pikirku tentang kenyataan dan pengalaman yang bisa diterjemahkan lewat tulisan disini.
Benar-benar bingung!!
“Jadi menulis apa ya?” begitu pintaku lirih. Aku boleh pulang ke rumah jika tulisan ini sudah jadi-komitmenku kuat, berharap ada kepuasan setelah dari warnet, tetapi sampai sini aku masih belum menemukan ide yang tepat untuk menulis. Rasanya menghabiskan uang saja kalau ke warnet terus tetapi tak ada karya yang bisa dibaca oleh orang lain. Aku merasa demikian walaupun aku yakin bahwa semua butuh proses untuk beradaptasi, semua butuh waktu untuk menjadikannya sempurna sampai akhirnya menghasilkan sebuah tulisan.
Sudah ngantuk euy!!
Jemari sudah tak bisa bertugas sekuat tadi pagi ketika aku membuat design undangan nikahnya sepupuku. Mataku tinggal 5 watt, rasanya ngantuk sekali, rasanya ingin segera pulang, tetapi ceritaku belum selesai. Tulisan ngawurku belum selesai.
Aku ingin berbagi kalau menurut buku yang pernah aku baca bahwa ingin menjadi penulis-caranya bukan hanya membaca dan kemudian secepat mungkin menghasilkan buku tetapi belajar bercerita dan berbagi tentang sesuatu yang selalu terlintas dalam hati dan fikiran. Mengartikulasikan bahasa lewat tulisan itu merupakan cara berbagi yang paling efektif untuk ini, karena seorang penulis itu lahir setelah dia rajin dan selalu menulis. Bukan karena melihat atau sekedar membaca.
Minta petunjuk pada Sang Maha Pemberi petunjuk merupakan jalan penting juga untuk menjernihkan hati dan fikiran sebelum konsen dan menguras energi untuk menulis. Serta sediakan waktu yang tepat untuk menyalurkan ide menjadi sebuah tulisan. Karena seberapa semangat dan banyaknya jumlah ide yang ingin ditelorkan ketika tidak jodoh dengan waktu maka tak ada cerita yang bisa dilihat dan dibaca.
Wallahu’alam.
Tapi aku bingung!!
Padahal aku tinggal menulis saja, ternyata menulis itu tidak hanya persoalan ide dan kemampuan menulis tetapi juga suasana hati yang mempengaruhi. Keinginan untuk menerjemahkan ide itu batal, tidak tahu harus berapa saat lagi aku menunggu kebuntuan ini bisa cair dan menjadi tulisan yang bisa dibaca oleh saudara-saudaraku yang lain, walaupun tulisan ini tak ada apa-apanya dibandingkan buku yang berbedar hari ini tetapi aku berharap ada sekelumit bahasa atau pesan yang bisa dihikmaihi oleh pembaca.
Sebenarnya ada softcopy tausyiah yang aku kutip dari sebuah buku bacaan Islami, aku bisa saja memasukkannya dalam blog pribadi-ku, tetapi rasanya aku tidak begitu puas,a ku ingin menghiasi blog ini dengan segala karya dan hasil olah pikirku tentang kenyataan dan pengalaman yang bisa diterjemahkan lewat tulisan disini.
Benar-benar bingung!!
“Jadi menulis apa ya?” begitu pintaku lirih. Aku boleh pulang ke rumah jika tulisan ini sudah jadi-komitmenku kuat, berharap ada kepuasan setelah dari warnet, tetapi sampai sini aku masih belum menemukan ide yang tepat untuk menulis. Rasanya menghabiskan uang saja kalau ke warnet terus tetapi tak ada karya yang bisa dibaca oleh orang lain. Aku merasa demikian walaupun aku yakin bahwa semua butuh proses untuk beradaptasi, semua butuh waktu untuk menjadikannya sempurna sampai akhirnya menghasilkan sebuah tulisan.
Sudah ngantuk euy!!
Jemari sudah tak bisa bertugas sekuat tadi pagi ketika aku membuat design undangan nikahnya sepupuku. Mataku tinggal 5 watt, rasanya ngantuk sekali, rasanya ingin segera pulang, tetapi ceritaku belum selesai. Tulisan ngawurku belum selesai.
Aku ingin berbagi kalau menurut buku yang pernah aku baca bahwa ingin menjadi penulis-caranya bukan hanya membaca dan kemudian secepat mungkin menghasilkan buku tetapi belajar bercerita dan berbagi tentang sesuatu yang selalu terlintas dalam hati dan fikiran. Mengartikulasikan bahasa lewat tulisan itu merupakan cara berbagi yang paling efektif untuk ini, karena seorang penulis itu lahir setelah dia rajin dan selalu menulis. Bukan karena melihat atau sekedar membaca.
Minta petunjuk pada Sang Maha Pemberi petunjuk merupakan jalan penting juga untuk menjernihkan hati dan fikiran sebelum konsen dan menguras energi untuk menulis. Serta sediakan waktu yang tepat untuk menyalurkan ide menjadi sebuah tulisan. Karena seberapa semangat dan banyaknya jumlah ide yang ingin ditelorkan ketika tidak jodoh dengan waktu maka tak ada cerita yang bisa dilihat dan dibaca.
Wallahu’alam.
Sabtu, 05 Juni 2010
LEBIH CEPAT AKAN LEBIH BAIK
Hari ini aku bertemu dengan orang-orang yang menurutku berani mengambil keputusan besar untuk menyempurnakan agama. Sebenarnya bertemu mereka bukan dalam rangka mengikuti Daurah Munakahat, atau Workshop tentang meningkah, dan juga bukan menghadiri acara bedah buku-buku tentang Indahnya menikah dan semacamnya. Tetapi bertemu dalam acara mempersiapkan PEMILUKADA.
Sudah sangat lumrah didunia aktivis bahwa obrolan tentang menikah sudah hampir menjadi kajian dan diskusi wajib di forum-forum informal. Apalagi bertemu dengan mereka yang baru beberapa bulan menikmati status sebagai pengantin baru, dan teman-teman yang proses mencapai kesana dengan modal basmalah alisa tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap dan kemudian pasca menikah mereka merasakan keajaiban dan anugerah serta nikmat Allah itu sungguh luar biasa. Sehingga seperti mereka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk menjelaskan dan mensugesti para saudaranya untuk segera menikah walau dengan modal pas-pasan.
Aku adalah orang yang mengalami itu hari ini. Ditengah waktu-waktu istirahat obrolan tentang menikah ini serius kami bicarakan. Kebetulan teman ngobrolku adalah orang yang dulunya mengalami menikah dengan modal tidak luar biasa. Bayangkan dia bercerita kalau penghasilan dia saat itu hanyalah seratus lima puluh ribu rupiah tiap bulannya. Penghasilan yang sangat sedikit jika diukur dengan kebutuhan dia tiap hari dan biaya untuk menghidupi keluarganya, belum lagi ketika ia harus mengurusi anak yang nanti akan menjadi tamu baru dikeluarga itu. Tapi bagi dia yang terpenting adalah niat untuk menikah ini sudah tertanam kuat dalam sanubarinya, dan kemudian seorang akhwat yang akan ia nikahi adalah orang yang siap diajak berjuang dan menerima ia apa adanya. Dia menyampaikan bahwa umur saya hari ini adalah umur yang harus segera untuk melangsungkan cita membangun peradaban ini. Dan proses menuju ini akan menyita waktu banyak dan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan dengan proses ini sehingga jika direncanakan lebih cepat akan lebih baik. Dia juga menyampaikan untuk segera memantapkan niat dan segera menentukan kemana akan menjatuhkan pilihan, atau minimal ada obyek yang sudah ditatap sebagai referensi menentukan pilihan.
Untuk tema ini aku tidak seperti biasanya yang selalu menganalisa terlalu jauh dan memberi kritik jika tidak tepat. Aku memproses semua kalimat saudaraku itu dalam memoriku dan ku biarkan berproses sendiri dalam jiwa ragaku untuk benar-benar memantapkan diri. Aku tidak ingin waktuku terbuang sia-sia hanya untuk mengkhawatirkan sesuatu yang diada-adakan. Aku ingin segera menentukan pilihan minimal untuk bahasa SIAP berjuang ke etape selanjutnya.
Satu hal yang membuatku harus menacapkan kakiku kokoh ke tanah dan memegang panji Allah yang mulia sebelum benar-benar memilih-adalah Keimanan, dan kekokohan tarbiyah diri yang kemudian menjadi orang yang siap menahkodai kapal keluarga disamudera kehidupan ini. Keikhlasan kepada Allah, memelihara amal harian, dan kedewasaan berfikir serta bijaksana dalam menyikapi hidup akan menjadi faktor penentu bangunan visi keluarga yang ingin aku dan keluargaku raih.
Hidup Sukses dan mati masuk surga menjadi kerangka besar peta hidup yang ingin aku arungi. Sudah terjabarkan seluas mungkin etape-etape yang ingin kulalui nanti. Konsep hidup sudah terbangun dan terjiwai, tinggal anggota yang kelak mengisi struktur keluarga yang masih harus di jelajahi sampai ada yang siap mengikrarkan diri menjadi bagian dari pejuang yang akan berada bersama dalam barisan dakwah. Andai jika kesefahaman telah terbangun sebelum semua ikrar dijatuhkan, maka tak ada waktu yang sia-sia dan terbuang begitu saja hanya untuk memperdebatkan sesuatu yang seharusnya sudah tuntas terlebih dahulu.
Ini adalah ruang ikhtiar bagiku sebelum menyerahkan semua kepada Allah Yang Maha Penentu dan Maha Mengetahui segala yang tebaik bagi hamba-Nya. Karena jika subyektivitas kita yang terlalu dominan belum tentu itu mejadi sesuatu yang terbaik bagi Allah buat kita. Allah Maha Tahu segalanya, Biarlah Dia yang mengatur, selanjutnya jika pertanda itu telah ditunjukkan insya Allah tak ada yang bisa menghalanginya.
Sudah sangat lumrah didunia aktivis bahwa obrolan tentang menikah sudah hampir menjadi kajian dan diskusi wajib di forum-forum informal. Apalagi bertemu dengan mereka yang baru beberapa bulan menikmati status sebagai pengantin baru, dan teman-teman yang proses mencapai kesana dengan modal basmalah alisa tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap dan kemudian pasca menikah mereka merasakan keajaiban dan anugerah serta nikmat Allah itu sungguh luar biasa. Sehingga seperti mereka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk menjelaskan dan mensugesti para saudaranya untuk segera menikah walau dengan modal pas-pasan.
Aku adalah orang yang mengalami itu hari ini. Ditengah waktu-waktu istirahat obrolan tentang menikah ini serius kami bicarakan. Kebetulan teman ngobrolku adalah orang yang dulunya mengalami menikah dengan modal tidak luar biasa. Bayangkan dia bercerita kalau penghasilan dia saat itu hanyalah seratus lima puluh ribu rupiah tiap bulannya. Penghasilan yang sangat sedikit jika diukur dengan kebutuhan dia tiap hari dan biaya untuk menghidupi keluarganya, belum lagi ketika ia harus mengurusi anak yang nanti akan menjadi tamu baru dikeluarga itu. Tapi bagi dia yang terpenting adalah niat untuk menikah ini sudah tertanam kuat dalam sanubarinya, dan kemudian seorang akhwat yang akan ia nikahi adalah orang yang siap diajak berjuang dan menerima ia apa adanya. Dia menyampaikan bahwa umur saya hari ini adalah umur yang harus segera untuk melangsungkan cita membangun peradaban ini. Dan proses menuju ini akan menyita waktu banyak dan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan dengan proses ini sehingga jika direncanakan lebih cepat akan lebih baik. Dia juga menyampaikan untuk segera memantapkan niat dan segera menentukan kemana akan menjatuhkan pilihan, atau minimal ada obyek yang sudah ditatap sebagai referensi menentukan pilihan.
Untuk tema ini aku tidak seperti biasanya yang selalu menganalisa terlalu jauh dan memberi kritik jika tidak tepat. Aku memproses semua kalimat saudaraku itu dalam memoriku dan ku biarkan berproses sendiri dalam jiwa ragaku untuk benar-benar memantapkan diri. Aku tidak ingin waktuku terbuang sia-sia hanya untuk mengkhawatirkan sesuatu yang diada-adakan. Aku ingin segera menentukan pilihan minimal untuk bahasa SIAP berjuang ke etape selanjutnya.
Satu hal yang membuatku harus menacapkan kakiku kokoh ke tanah dan memegang panji Allah yang mulia sebelum benar-benar memilih-adalah Keimanan, dan kekokohan tarbiyah diri yang kemudian menjadi orang yang siap menahkodai kapal keluarga disamudera kehidupan ini. Keikhlasan kepada Allah, memelihara amal harian, dan kedewasaan berfikir serta bijaksana dalam menyikapi hidup akan menjadi faktor penentu bangunan visi keluarga yang ingin aku dan keluargaku raih.
Hidup Sukses dan mati masuk surga menjadi kerangka besar peta hidup yang ingin aku arungi. Sudah terjabarkan seluas mungkin etape-etape yang ingin kulalui nanti. Konsep hidup sudah terbangun dan terjiwai, tinggal anggota yang kelak mengisi struktur keluarga yang masih harus di jelajahi sampai ada yang siap mengikrarkan diri menjadi bagian dari pejuang yang akan berada bersama dalam barisan dakwah. Andai jika kesefahaman telah terbangun sebelum semua ikrar dijatuhkan, maka tak ada waktu yang sia-sia dan terbuang begitu saja hanya untuk memperdebatkan sesuatu yang seharusnya sudah tuntas terlebih dahulu.
Ini adalah ruang ikhtiar bagiku sebelum menyerahkan semua kepada Allah Yang Maha Penentu dan Maha Mengetahui segala yang tebaik bagi hamba-Nya. Karena jika subyektivitas kita yang terlalu dominan belum tentu itu mejadi sesuatu yang terbaik bagi Allah buat kita. Allah Maha Tahu segalanya, Biarlah Dia yang mengatur, selanjutnya jika pertanda itu telah ditunjukkan insya Allah tak ada yang bisa menghalanginya.
Jumat, 04 Juni 2010
MANTAPKAN DIRI
Semakin hari rasanya mantap hati ini jika memilih pilihan besar itu. Bagaimana tidak pertanda-pertanda yang kemudian di gambarkan begitu jelas-internal dan eksternal. Walaupun serba dilematis aku rasa tidak mungkin semua ku biarkan mengambang dalam ketidak jelasan. Keputusan ini harus diambil, apapun konsekwensinya, apapun resiko yang mesti aku tanggung. Yaah semua masalah dan pilihan itu kan diciptakan satu paket bersama resiko yang mengikutinya sehingga bertanggung jawab atas pilihan apapun dalam hidup adalah pilihan yang bijaksana.
Bagai simalakama, aku berada pada titik persimpangan yang mesti ku pilih kemudian. tak mungkin seumur hidup aku berada dititik ini, aku harus menuju sebuah cita yang pernah ku gambarkan dalam peta hidupku dahulu. Harus aku sugesti dan mantapkan diri bahwa akulah yang akan menentukan kemana arah jalanku hari ini dan esok, tak mungkin orang lain karena interdependensi itu jika mengakar dan membudaya hanya akan melahirkan ketidakpercayaan diri.
Aku merefleksikan pertanyaan bahwa cukupkah waktu dua bulan untuk berkontemplasi sehingga menjatuhkan pilihan pada keputusan besar ini?
Atau semua sedang berdialog; kematangan diri,kesiapan mental,visi hidup,orang tua,dan kenyataan. Semua menyesuaikan, semua melihat dan beradaptasi akan menjatuhkan pilihan ini kemana, tentu pada orang yang pernah diciptakan dengan tulang rusukku. Sembari menunggu momentum terbesar itu, aku akan terus mencari suara yang akan memberi pertanda keajaiban dalam langkahku kedepan.
Semua orang disana berteriak, mendukung, dan memberi semangat tentang jalan yang akan ku tempuh. Tapi kadang-kadang dukungan itu harus ku terjemahkan lagi, aku juga merasa harus seolah hidup pada zaman yang akan ku hadapi esok sehingga aku lebih realistis dan matang mempersiapkan segala perbekalan, sehingga tak ada barang yang ketinggalan.
Ikhtiar dan doa akan mengantarkanku pada pilihan yang terbaik karena Yang Maha Tahu akan membimbingku menuju gerbang kebaikan yang sesungguhnya. Adapun kegagalan yang menimpa merupakan tantangan yang harus tuntaskan untuk melanjutkan perjananan menuju kesempurnaan Dien.
Bagai simalakama, aku berada pada titik persimpangan yang mesti ku pilih kemudian. tak mungkin seumur hidup aku berada dititik ini, aku harus menuju sebuah cita yang pernah ku gambarkan dalam peta hidupku dahulu. Harus aku sugesti dan mantapkan diri bahwa akulah yang akan menentukan kemana arah jalanku hari ini dan esok, tak mungkin orang lain karena interdependensi itu jika mengakar dan membudaya hanya akan melahirkan ketidakpercayaan diri.
Aku merefleksikan pertanyaan bahwa cukupkah waktu dua bulan untuk berkontemplasi sehingga menjatuhkan pilihan pada keputusan besar ini?
Atau semua sedang berdialog; kematangan diri,kesiapan mental,visi hidup,orang tua,dan kenyataan. Semua menyesuaikan, semua melihat dan beradaptasi akan menjatuhkan pilihan ini kemana, tentu pada orang yang pernah diciptakan dengan tulang rusukku. Sembari menunggu momentum terbesar itu, aku akan terus mencari suara yang akan memberi pertanda keajaiban dalam langkahku kedepan.
Semua orang disana berteriak, mendukung, dan memberi semangat tentang jalan yang akan ku tempuh. Tapi kadang-kadang dukungan itu harus ku terjemahkan lagi, aku juga merasa harus seolah hidup pada zaman yang akan ku hadapi esok sehingga aku lebih realistis dan matang mempersiapkan segala perbekalan, sehingga tak ada barang yang ketinggalan.
Ikhtiar dan doa akan mengantarkanku pada pilihan yang terbaik karena Yang Maha Tahu akan membimbingku menuju gerbang kebaikan yang sesungguhnya. Adapun kegagalan yang menimpa merupakan tantangan yang harus tuntaskan untuk melanjutkan perjananan menuju kesempurnaan Dien.
Selasa, 01 Juni 2010
12 RAHASIA KEJAHATAN YAHUDI DALAM KITAB SUCI
Salah satu “kejahatan” Yahudi yang disebut Al-Quran adalah suka memutar lidah alias memalsukan
Oleh Henri Shalahuddin*
IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).
Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.
Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.
Yahudi dalam Al-Quran
Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Dua Belas Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
4. Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
8. Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
11. Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)
Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung --meskipun harus dilemparkan ke dalam api-- dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.
*)Penulis adalah peneliti INSITS.
Dikutip dari beritakbar.blogspot.com
Oleh Henri Shalahuddin*
IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).
Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.
Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.
Yahudi dalam Al-Quran
Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Dua Belas Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
4. Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
8. Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
11. Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)
Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung --meskipun harus dilemparkan ke dalam api-- dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.
*)Penulis adalah peneliti INSITS.
Dikutip dari beritakbar.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin