Tidak Bisa Dibiarkan Hidup Lama
Menulis adalah cara yang sering saya lakukan untuk mencatat
bagian-bagian yang saya lewati dalam hidup saya. Saya ingin menjadikan
kebiasaan menulis sebagai bentuk ekspresi saya melihat perjalanan hidup saya selama
ini. Karena merupakan sebuah perjalanan maka pasti menemukan struktur jalan
maupun kendaraan yang berbagai macam yang akan berhadapan dengan kita. Kita
selalu merasakan bahwa dalam melewati perjalanan pasti ada sesuatu yang membuat
kita sangat nyaman atau bahkan sangat menantang dan menakutkan. Hidup
barangkali begitu, maka cara sederhana saya untuk memberi jarak dengan rasa
yang berlebihan kepada hati adalah dengan menulis. Apakah kemudian pada
akhirnya memberi inspirasi kepada orang lain bagi saya adalah satu warna yang
melekat yang mesti kita temukan ketika kita membaca tulisan siapapun.
Tetapi selama saya merasa bahwa menulis adalah cara efektif
meningkatkan kemampuan untuk membijaksanai hidup, sejak SMA sampai hari ini saya
tidak bisa melepaskan diri dari penyakit akut yang bernama malas. Malas menulis
itu adalah gap antara fikiran dan hati.
Sukses menggabungkan keduanya adalah kekayaan menulis yang luar biasa
melahirkan inspirasi. Tidak sukses mengawinkannya adalah kegagalan sekaligus
ketersiksaan. Karena kemalasan ini banyak tulisan yang saya buat namun tidak
kunjung tuntas. Sering berhenti pada paragraf pembuka, kadang sudah setengah
pada bagian isi tetapi kemudian buntu dan tidak berlanjut sampai kehilangan
momentum.
Kita sama-sama tahu bahwa tulisan itu terkadang pesannya
jelas diterima oleh pembaca ketika sesuai dengan satu momentum yang terjadi
saat itu. Inilah yang kemudian menjadikan seseorang itu tak acuh melirik
kembali tulisan yang sebenarnya ide awalnya bagus tetapi kemudian tidak
bermakna karena sudah jauh jaraknya dengan momentum. Tetapi saya komit untuk
menuntaskan semuanya, sekalipun tidak up to date semoga saja nilai-nilai yang
dikonstruksi dalam pesan tulisan-tulisan itu membuka ruang wawasan yang lebih
luas jika ia berwujud informasi baru, semakin memperluas rongga dada jika
berwujud nasehat dan menghidupkan ide-ide jika memberi inspirasi. Tulisan-tulisan
yang belum tuntas hingga saat ini adalah Menebar Cinta di Gedung Dewan, Dari
Lapangan Futsal Kami Dapatkan 1 Fraksi, tentang HARBA PII 4 Mei, Surga Baru
bagi Istriku itu bernama SDIT Al-Hilmi. Tulisan-tulisan ini yang saya pikir ide
awalnya sangat kuat tetapi belum bisa diselesaikan.
Memang menunda pekerjaan itu sama dengan menyiapkan satu
gudang besar untuk menumpuk pekerjaan buat esok hari. Tidak baik. Tidak bagus.
Tidak bisa dibiarkan hidup lama bersama kita. Harus dihilangkan. Jangan sampai
kemudian mengotori yang lain dan menjadi budaya.
10 Mei, Tebar Inspirasi
Kejadian yang sedikit sama adalah seperti hari ini tanggal
10 Mei 2014. Ketika telah menyiapkan semua catatan untuk melanjutkan
judul-judul tulisan di atas saya kemudian teringat bahwa hari ini tanggal 10
Mei adalah Milad istri saya. Ini momentum menulis yang tidak mau saya lewatkan
begitu saja.
Ketika Milad ke-22 tahun 2013 saya memberi hadiah tulisan
buat istri. Dan hadiah terbesar yang saya persembahkan ketika itu adalah sebuah
tulisan berjudul USIAMU BERTAMBAH, CINTA. Ini mungkin hadiah terunik yang
pernah ada. Pada umumnya orang mempersembahkan bunga untuk menggambarkan
keromantisannya, atau sebuah barang yang mahal dan pesta besar untuk
menunjukkan kemapanannya. Tetapi saya hanya dengan sebuah tulisan yang berisi
perjalanan menuju kursi pelaminan, bermuatan do’a-do’a, serta harapan tentang
cita-cita dimasa yang akan datang. Hidup maupun setelah mati.
Saya masih ingat tulisan itu saya selesaikan tepat jam 03.32
wita kemudian saya print out dan saya letakkan persis didekat tempat tidur
istri saya. Ketika bangun shalat subuh dan melihat tulisan itu dia mengatakan
“ini adalah penanda jalan bagi kita yang sedang mengejar impian”.
Saya juga ingin tulisan ini merupakan sebuah hadiah yang
berucap barakallahu usianya. Semoga ini juga menjadi penanda jalan bahwa seperti
baru dua kali kita mengayunkan langkah. Jika mengangkat kepala sangat jelas
terlihat bahwa jalan ini masih panjang terbentang bahkan masih banyak yang
tidak terlihat oleh keterbatasan mata. Semoga waktu-waktu itu bisa optimal
untuk menyempurnakan peta jalan sembari melewatinya secara perlahan. Do’a harus
selalu terucapkan untuk mengiringi langkah.
Tanggal 10 Mei 2014. Selamat Milad. Semoga usianya berkah.
Semoga istiqomah. Semoga menjadi istri sholehah dan kemudian menjadi ibu
teladan bagi anak-anaknya. Waktu-waktu belum habis untuk belajar semoga tetap
mau belajar, semoga selalu memberi manfaat dimanapun, dan menjadi apapun. Tebar
inspirasi hingga sekat tak mampu lagi membendungi arusnya.
0 komentar:
Posting Komentar