Angka 16 dibulan November adalah angka
bersejarah buat saya. Angka penanda saya dilahirkan 30 tahun yang lalu. Tepat di
bulan November. November 2014 adalah November yang ke-30 dalam perjalanan hidup
saya. Diusia yang semakin beranjak “tua” tentu banyak episode cerita yang saya
lewati, banyak hikmah, dan pelajaran yang saya petik untuk perjalanan yang
lebih jauh lagi. Dan perjalanan dari November 2013 menuju November 2014
menggores banyak persitiwa yang syarat isi. Butuh waktu untuk mengurainya. Dan
ini salah satu alasan kenapa tulisan ini baru muncul sekarang, bahwa peristiwa
luar biasa membersamai perjalanan hingga usia ke 30 tahun ini.
Tahun
2013
Ketika menginjak usia ke 29 tahun,
saya dan istri masih berjauhan. Saya di Dompu, sedangkan istri saya di rumah
orang tua-di Gerung Lombok Barat. Berjarak bukan tanpa sebab, berjarak karena
istri masih harus menyelesaikan tugas belajarnya. Menuntaskan Sarjana strata 1
(satu) adalah satu hal utama yang membuat kami berjauhan dalam waktu yang cukup
lama. Hingga akhirnya dia berhasil lulus bulan april 2014.
Sampai Desember 2014, hadapan kami
adalah jarak yang membatasi kami berdua. Tahun 2013 tidak ada sesuatu yang
istimewa, hanya cerita datar yang tidak beda dari biasanya.
Tahun
2014.
Perjalanan angka 16 menuju kali yang
ke-30 ternyata mulai terasa ketika Tahun 2014 menyapa. Banyak peristiwa yang
cukup buat kami bersyukur, belajar, dan mengambil pelajaran. Sungguh hidup
adalah teka-teki yang tak pernah habis, sungguh hidup adalah rahasia tak pernah
diketahui oleh manusia, sungguh hidup adalah otoritas Allah-hanya DIA yang tau
kemana arah jalan hidup kita akan berlabuh dan berakhir.
Januari 2014. Memang
genap setahun kami berdua menunggu kehadiran orang baru dalam kehidupan kami
berdua, sebagai tambatan hati, dan pelipur lara. Menghibur jalan lurus dan
berliku kehidupan yang sedang kami tempuh sama-sama. Dan setelah setahun
menjadi waktu yang tidak sebentar untuk kami belajar mejadi orang yang sabar,
Januari adalah jawabannya. Januari adalah waktu terindah menjawab penantian
yang sangat lama itu. Istri saya dinyatakan hamil. Dan mungkin saya adalah
orang yang paling bahagia mendengar beritu itu. Saya akan menjadi seorang ayah.
Amanah baru yang harus dilakoni.
Februari-Maret 2014.
Terus terang, karena waktu berjauhan yang terlalu lama membuat saya merasa
bahwa hidup kami seperti berjalan ditempat, tak ada perubahan berarti,
sementara waktu terus bergulir, saya juga tak ingin dengan derasnya waktu, kami
tergerus, dan tak bisa bersaing dalam kehidupan. Dan saya memutuskan
meninggalkan hidup saya di Dompu untuk sementara dan membantu istri menuntaskan
skripsi. Karena jika skripsi istri saya selesai kami bisa bersama-sama
memikirkan rencana-rencana hidup yang lain. Alhamdulillah keputusan yang tidak
sia-sia, istri saya akhirnya menyelesaikan skripsi dan ujian, sampai daftar
wisuda.
April 2014. Bulan
April selain adalah bulan momentum bagi istri saya menuntaskan kuliah, dan
tepat tanggal 6 April 2014 resmi di wisuda menjadi sarjana strata 1 (S1). Kemudian
kami memutuskan untuk kembali ke Dompu untuk menetap, menjadikannya benar-benar
sebagai medan juang kami melewati hidup. Bulan April juga adalah bulan pertarungan
politik. Tepat 9 April 2014 adalah pelaksanaan Pemilu Legislatif. Kami setelah
setahun merencanakan strategi pemenangan Ustad
kami yang menjadi calon wakil DPRD Kab.Dompu. Saya dan istri sampai Dompu 2
hari sebelum pemilihan. Dan pulang bersama istri setelah berjauhan lalu bertemu
di rumah mertua, kemudian sekarang kembali ke Dompu bukan kemudian membuat kami
terus “berpacaran” tetapi justru semakin jarang bertemu. Saya “dipanggil” oleh
tugas dakwah politik kami untuk
mengurusi tugas di salah satu kecamatan di dapil 2. Kecamatan yang terdiri dari
beberapa desa terpencil dan jauh dari pusat kabupaten. Suasana politik cukup
panas, susah saya uraikan kronologinya. Dan saya tidak tidur di rumah untuk
beberapa hari. Tetapi ikhtiar saya, teman-teman, tim sukses, dan sebagainya
untuk memenangkan Ustad kami berbuah
sukses, karena kemudian mengantarkan beliau duduk menjadi wakil rakyat di DPRD
Kab.Dompu periode 2014-2019.
Mei-Agustus 2014. Setelah
perjuangan politik melahirkan kesyukuran mendalam karena Allah mengamanahi kami
khususnya Pak Nasaruddin untuk menjadi wakil kami di DPRD, selanjutnya
aktivitas kembali berjalan sebagaimana biasa. Khususnya saya, saya kembali
merajut banyak hal dengan istri saya, memikirkan beberapa keinginan dan harapan
dalam kehidupan kami berdua. Istri saya mendapat kesempatan untuk mengajar di
Sekolah Islam Terpadu bernama SDIT Al-Hilmi, saya sekolah yang tidak hanya
sekedar menjalankan tugas sebagai guru dan mendapatkan gaji bulanan tetapi ada
lingkungan yang unik, lingkungan yang terkondisikan, lingkungan yang sangat
memperhatikan adab pergaulan Islami. Selama istri menjadi guru, dan mnegajar di
sekolah islam ini, saya merasa tenang karena isti tidak pernah lagi mengeluh
bosan,suntuk, dan jenuh karena tidak ada aktivitas atau aktivitas yang monoton
di rumah. Sehari-hari, setiap istri pulang mengajar saya tidak pernah tidak
melihat senyum dan rona wajah bahagia yang membalut wajahnya. Dan setiap pulag
sekolah dia selalu bercerita tentang kesan dan dialog-dialog uniknya dengan
siswa yang lucu-lucu, dan cerdas.
September 2014. September,
usia kehamilan istri saya sudah masuk bulan ke-8. Sudah saatnya mempersiapkan
segala macam hal untuk menyambut tamu baru dikeluarga kecil kami, kelahiran
seorang anak yang lebih kurang setahun kami tunggu. Dan kami memilih
mempersiapkan semuanya di rumah mertua. Dan disana kami fokus memikirkan calon
bayi kami.
Oktober 2014. Bulan
ini adalah bulan yang penuh warna-warni. Bulan yang sungguh membuat air mata
dan senyuman beriringan. Ketika saat-saat kami sedang mempersiapkan diri
menjadi calon ayah dan ibu bagi anak kami sungguh tidak kami duga ujian besar
menghantam keluar kami, salah satu dari anggota keluarga kami difitnah, dicemar
nama baiknya, ujian terberat yang pernah ada, tidak pernah saya lewati
sebelumnya. Dan sungguh beban pikiran tersedot sepenuhnya kesana. Sebagai
manusia rasanya tak sanggup melewati ujian ini, andai boleh memilih saya tidak
akan pernah mau memilih ini, tetapi Allah pasti tau dan mengerti ujian yang
pantas untuk ditimpakan kepada setiap hamba-Nya. Dan beberapa minggu kemudian,
istri saya melahirkan, status kami seketika berubah menjadi Ibu dan Ayah. Bahagia,
haru, mengisi dada kami, dan rasa syukur mendalam tak lupa kami haturkan kepada
Allah SWT karena ujian sekaligus nikmat yang diberikan selama ini.
November 2014. November
tahun 2014 menjadi November yang luar biasa. Ada banyak cerita. Dan tidak
sanggup untuk diceritakan. Banyak hal yang sekedar hanya bisa di ekspresikan
dengan rasa dan air mata. Allah Maha Segalanya, mengatur seluruh jalan hidup
kami.
Desember 2014. Desember
ini saya mengajukan persyaratan menjadi staf ahli PKS Kab.Dompu atas keputusan
pleno di tingkat DPD PKS. Tugas sekaligus hadapan baru buat
saya. Ini pula menjadi tantangan buat saya untuk belajar sungguh-sungguh untuk
menjadi professional memback up tugas para pejuang parlemen. Semoga bisa.
Sekedar penanda jalan. Banyak nilai
yang belum bisa saya artikulasi lewat tulisan ini, tetapi minimal ini menjadi
penanda jalan saya.
0 komentar:
Posting Komentar