`

`

Selasa, 14 Januari 2014

MEMAKNAI TAHUN BARU 2014


Setiap masa transisi itu selalu memberi satu pesan kepada kita tentang perubahan. Memberi tanda untuk mempersiapkan diri dalam menciptakan momentum. Selalu membuka ruang, mengundang orang untuk bergabung meramaikan masa transisi itu.

Begitu juga menyambut tahun baru 2014. Tidak sedikit orang yang jauh-jauh hari merencanakan momen tahun baru untuk membuat cerita, menciptakan peristiwa-peristiwa yang mereka harapkan akan menjadi peristiwa yang luar biasa. Karena euforianya barangkali bisa memberikan angin segar pada sederet cita-cita yang mungkin sedang diikhtiarkan.

Ekspresi yang lahir menyambut tahun baru 2014 sangat beragam; ada yang menjadikannya sebagai ajang reuni angkatan sekolah, ada yang menjadikannya sebagai hari kumpul-kumpul keluarga, ada yang menulis keinginan-keinginannya lalu dipublish ke sosial media guna mendapatkan dukungan do'a, dan ada pula yang sekedar melewatkannya dengan kongko-kongko diwarung kopi.

Dan aku adalah salah satu orang yang tidak menjadikan tahun baru 2014 ini sebagai momentum yang terlalu istimewa karena beberapa bulan sebelumnya sudah cukup menggores cerita-cerita yang tidak akan aku lupakan dimasa esok hari. Cerita-cerita yang sangat indah. November adalah bulan kelahiran, Desember adalah bulan terindah sepanjang hidupku.

Dan malam tahun baru 2014 aku dengan beberapa teman-teman hanya sekedar ingin melewatkan malamnya dengan berbicara tentang rekayasa kebaikan. Karena hingga kini kita patut merefleksikan bahwa masih ada ruang-ruang kosong yang tidak tersentuh, masih banyak peluang-peluang kebaikan yang seharusnya bisa direbut.

Kalau mengingat kembali kumpulan catatan Syamsudin Kadir dalam Buku Merebut Masa Depan, dia begitu gamblang mengeksplor potret bangsa masa kini, dan menyentil kita untuk bergerak dan merebut masa depan, karena seharusnya masa depan bangsa ini ada dalam genggaman pemuda-pemuda yang memiliki cita-cita besar.

Anis Matta seorang negarawan yang juga dalam beberapa tulisan dan ceramahnya sering mengungkap tentang peradaban, mengklasifikasikan perjalanan Bangsa Indonesia yang telah melewati dua fase gelombang dan 2014 adalah awal masuknya gelombang ketiga. Menurut beliau gelombang ketiga itu memiliki ciri khas yang antara lain adalah mereka benar-menar menjadi society first yaitu mengutamakan orientasi kemanusiaan. Dan akan secara gradual mengantarkan transisi dari entitas politik menjadi entitas peradaban.

Karena itu kita harus belajar mengembangkan diri kita dimasa lalu menjadi orang-orang yang siap menghadapi masa depan yang tentu sangat berbeda dalam segala hal. Kita butuh strategi kebudayaan baru, mindset baru dan cara pandang terhadap masalah yg baru pula. Sehingga pada konteks negara kita bukanlah negara yang hanya menjadi bagian dari negara dunia tetapi juga menjadi negara yang berperan nyata dalam menyelesaikan masalah di dunia.

Barangkali jika melihat Indonesia masa kini tentu seolah-olah menguburkan segala keinginan dan cita-cita besar kita untuk membangun bangsa karena masalah yang mendera begitu bertumpuk-tumpuk seperti ada kesalahan mendasar dalam menggoreskan cerita awal ketika bangsa ini mulai berdiri. Ini melumpuhkan berjuta harapan kita akan Indonesia yang maju dan sejahtera.

Tetapi kita juga perlu belajar dari segala kesuksesan setiap orang yang berhasil merubah ketidakmungkinan menjadi cerita emas dalam sejarah. Bercermin dari kisah Rasulullah yang mengawali peradaban dari kelompok kecil di rumah Arqam bin Abi Arqam, dan kita bisa melihat bahwa peradaban itu telah nyata hingga Islam telah sampai dan mengetuk sanubari kita. Begitu pula dengan para sahabat yang telah menyusuri tepi-tepi daratan dalam menyebarkan Islam hingga kepelosok dunia. Kita juga bisa melihat penaklukan Konstatinopel oleh Muhammad Al-Fatih 1453 H, dia telah membuktikan bahwa mimpi dan harapannya merealisasikan hadist  Rusulullah yang mulia. Kita juga bisa melihat jejak-jejak sukses orang-orang Jepang dalam membangun peradaban bangsanya, mereka berhasil menanamkan nilai-nilai kerja keras,malu,hidup hemat,loyalitas,inovasi,pantang menyerah,budaya baca,kerjasama,mandiri,jaga tradisi dan menghormati orang tua. Dan kemudian nilai-nilai ini menjadi nilai yang menjadi kultur orang Jepang. Dan banyak lagi cerita sukses yang lain yang bisa kita buka kembali yang terpenting kita perlu belajar-mengutip kalimatnya Anis Matta-"berfikir diluar orang pada umumnya". Sehingga kita menemukan kekayaan solusi dalam menyelesaikan masalah kita dan masalah bangsa ini dan pada akhirnya kita adalah orang-orang yang ikut andil dalam menata ulang masalah umat Indonesia dan dunia.

Keberagaman dalam ekspresi menyambut tahun baru 2014 tidak begitu menjadi soal yang terpenting adalah 2014 ini semestinya semakin menegaskan mimpi-mimpi kita atas sebuah keyakinan yang sungguh bahwa mimpi-mimpi kecil kita yang telah membukit semoga menjadi bagian dari kepingan mimpi dalam membangun Indonesia.

Silahkan tulis mimpimu. Yakinlah bahwa ini hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk merubah keterpurukan menjadi kebangkitan. Kita tidak akan sampai di ujung titik kesuksesan jika kerja-kerja yang kita lakukan hanyalah berhenti pada kesibukan kita mendefinisi makna fundamental tentang hadapan kita saat ini. Kita tidak akan pernah bangkit jika hari-hari kita diisi dengan menghujat dan menyalahkan, tetapi kita bisa bangkit jika kita menyadari bahwa setiap kita sangatlah penting dan setiap kita mengambil peran masing-masing sekecil apapun, karna karya kecil itu lebih berharga dari pada ahli hujat.

Dan di tahun 2014 keinginanku hanya satu yaitu ingin menulis sebanyak-banyaknya. Karena dengan begitu akan semakin banyak kesuksesan kecil yang akan aku kejar dan akan semakin banyak pula cerita yang bisa aku tulis. Kan kita juga tahu bahwa kepuasan menulis itu jika kita berhasil menggambarkan hal-hal unik dan aneh yang terlintas dalam alam fikir kita kemudian menjadi sederet narasi yang bisa dibaca dan bisa memberi inspirasi.

Dan terakhir, tidak ada amal kebaikan yang sia-sia, sekecil apapun ia akan menjadi kebaikan pula buat kita. Sehingga sejak dini kita perlu menemukan potensi tersembunyi yang bisa menjadi kebaikan pula bagi orang lain. Dan menulis ini yang aku yakini bisa memberi kebaikan bagi orang lain. Semoga setiap berjejernya kata-kata dan kalimat dalam setiap tulisanku selalu memberi inspirasi kebaikan, jika tidak bisa memberi motivasi untuk semangat menulis, minimal bisa membakar semangat mereka untuk berbuat dan memberi kemanfaatan kepada setiap orang yang ada disekelilingnya.

Amin. 

4 komentar:

  1. subhanallah...
    semoga termotivasi untuk menulis juga...
    syukron....

    BalasHapus
  2. subhanallah...
    baru saya baca s'e..
    semoga semangat unutk menebar kebakan melalui tulisan terkontaminasi ke kita..
    aminnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saya sedang belajar menulis tiap hari. satu hari satu tulisan. Ya kalau ente yang pergulatan wacanaanya lebih kental disana mestinya bisa melahirkan tulisan lebih banyak,

      Hapus

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin