`

`

Senin, 13 Oktober 2014

MENJADI STAF AHLI, BELAJAR BERMANFAAT


Perjuangan untuk memenangkan Wakil Rakyat yang memiliki latar belakang sholeh menguras banyak energi dan materi. Kami merasa kami sangat berkepentingan mengirimkan wakil di gedung parlemen, karena kami memikili visi dan agenda besar perbaikan yang mesti dituntaskan, dan beberapa agenda besar itu bisa tuntas jika dan hanya jika ada wakil disana. Itulah yang menjadi kesefahaman kami bergerak dan berikhtiar memenangkan mereka. Tidak kurang setahun kami menyiapkan semua perencanaan untuk menang diPemilu Legislatif tahun 2014 ini.

Semakin dekat dengan hari pelaksanaan momentum politik satu kali dalam lima tahun itu semakin membuat kami harus bersiaga dalam segala hal. Setiap hari kami harus pastikan bahwa semua anggota tim sukses memiliki suhu semangat dan mengetahui perkembangan agenda sehingga berjalan sesuai rencana, kami mendiskusikan agenda-agenda pemenangan itu setiap hari dalam setiap moment dan event.

Ketika hari pelaksanaan tiba, dan semuanya telah dibagi sesuai tugas masing-masing; ada yang menjadi saksi, ada yang menjadi tim input data, ada yang bertugas mengantarkan makanan para saksi di TPS, ada yang mengamankan suara, ada juga yang hanya sekedar berada di TPS dekat rumahnya untuk membantu menjelaskan tentang cara pencoblosan. Aktivitas itu berlalu sampai malam hari. Dan yang berkaitan sangat erat dengan tim input data tadi, ada tim yang ditugaskan untuk menyebar untuk mencari hasil perhitungan yang sudah selesai di TPS-TPS, karena kami ingin mengetahui menang ataupun kalah langsung beberapa menit setelah seluruh perhitungan di TPS selesai. Benar saja bahwa tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, setelah perhitungan di TPS selesai bergantian SMS timdari setiap TPS masuk ke handphone tim input data. Dan setelah semua data terkumpul kami bisa mengambil kesimpulan bahwa kami menang, bahwa ada 3 kader PKS akhirnya terpilih menjadi Anggota DPRD Kab.Dompu dari dapil yang berbeda (dapil 1, dapil 2, dan dapil 3).

Suasana senang bercampur haru menghiasi perasaan kami. Semua kader, simpatisan, dan tim sukses berkumpul di setiap rumah pemenangan caleg yang sudah sejak awal menjadi sentral aktivitas pemenangan bagi kami di masing-masing dapil.

Usai euforia itu terasa begitu memenuhi dada kami, dan kehangatan ukhuwah semakin melebarkan senyum dan rona wajah yang memancarkan kebahagiaan menghiasi setiap diri kami, dan selanjutnya sudah menjadi niscaya bahwa kemenangan ini menuntut kita mengelolanya dengan sebaik-baiknya. Kadang banyak orang yang sangat mudahmemenangkan menjadi anggota DPRD, tetapi selalu gagal mengelola kemenangan itu sebagai media untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi masyarakat, bisa saja karena lupa diri atau memang tidak tahu apa yang mesti dilakukan disana.

Ini adalah amanah yang dipercayakan penuh oleh rakyat untuk menyuarakan jeritan hati mereka maka bagi para Aleg PKS harus benar-benar menjadi wakil rakyat yang memperjuangkan nasib rakyat yang telah memberinya amanah besar ini.

Tugas menjadi anggota DPRD adalah tugas berat. Sehingga harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Banyak sekali agenda yang menumpuk yang harus dituntaskan. Belum kelar urusan yang satu sudah ditunggu oleh urusan yang lain. Atas dasar itulah Anggota DPRD mesti memiliki tim yang kuat untuk memback up perjuangannya di sana.

Belajar Menjadi Staf Ahli
Sejak diputuskan oleh KPU bahwa PKS memiliki 3 Aleg terpilih, mencuat di internal kader PKS; di beberapa kesempatan ketika kegiatan, saat-saat ngobrol dan diskusi, saat pengajian dan halaqoh bahwa Fraksi PKS membutuhkan staf ahli yang mampu memback up seluruh kepentingan perjuangan mereka di parlemen. Mencuat pula nama saya yang diusulkan oleh beberapa teman. Beberapa kali disebut dalam kesempatan diskusi-diskusi kultural bahwa saya akan diminta menjadi staf ahli, tetapi bagi saya—saya perlu menempatkan bahan obrolan atau informasi yang berkembang itu sebagai sekedar bahan obrol penghangat diskusi saja ataukah permintaan serius dan resmi yang sungguh-sungguh. Apalagi yang mendasar adalah saya takar diri saya sepertinya belum cukup pantas. Masih banyak yang lain yang punya kapasitas untuk menjadi staf ahli.

Terus terang juga saat itu saya telah memilih bergabung dengan program salah satu LSM yang ingin konsen pada Antisipasi Bencana di Daerah Pesisir Tambora. Dan sudah beberapa kali diajak diskusi soal ini.

Ketika malam itu, tepatnya hari senin malam. Pada saat itu ada agenda “melingkar”. Dalam salah satu sesinya disampaikanlah oleh Ustad sekaligus Anggota dewan terpilih, menyampaikan hasil rapat pleno DPD PKS Kab.Dompu yang memutuskan bahwa saya menjadi staf ahli Fraksi PKS Kab.Dompu.

Yang pasti satu sisi saya senang karena diberi amanah, itu artinya saya masih dipercaya, tetapi sisi yang lain saya merasa tidak yakin bisa, saya tidak yakin mampu bekerja profesional, apalagi ini adalah pekerjaan memback up anggota dewan. Bahwa hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka diback up secara utuh; kebutuhan pemahaman akan konstitusi, kebutuhan akan bahan bacaan untuk kebutuhan rapat dan persidangan, kebutuhan informasi dari luar yang bisa mereka advokasi dan perjuangkan, dan sebagainya.

Ketika itu saya merasa ada beban besar dipundak, terutama soal pertanyaan mampu atau tidak mampu. Kondisi seperti ini memang selalu menjadi kewajaran bagi saya ketika menerima sebuah amanah. Selalu pertarungan bathin. Suasana kebathinan yang kerap mengambil semua kebiasan tersenyum dan bercanda. Terus terang saya selalu merasakan ini sebelum saya menjalani sebuah pilihan besar,namun ketika saya sudah menjatuhkan pilihan, saya tidak punya titik balik. Saya berusaha keras untuk bekerja secara maksimal.

Satu hal lagi yang membuat suasana kebathinan saya sedikit berat adalah pilihan saya untuk terlibat di program salah satu LSM itu. Memang atas dasar perasaan tidak pantas itu tadi yang saya berkeputusan untuk belajar banyak hal lagi di LSM. Apalagi terus terang hampir 2 tahun saya tidak berkecimpung didalam dunia pemberdayaan, dunia yang menuntut aktualisasi diri yang utuh. Lalu kemudian ada opsi untuk dijalani keduanya. Menjalani keduanya terus terang itu adalah pilihan susah bagi saya karena selain ini adalah dua perkejaan yang jauh berbeda, perjalanan saya tidak pernah sukses menuntaskan dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Saya selalu gagal, pasti saja ada salah satunya yang saya korbankan dan itu sangat mengecewakan orang lain. Saya pikir, saya mesti belajar dari setiap perjalanan yang lalu, ini peringatan bahwa saya harus fokus terhadap satu urusan.Saya juga ingin ketika sudah memilih, sayatidak punya titik balik. Saya ingin bekerja sepenuhnya untuk sesuatu yang sudah saya pilih dengan sadar.

Belajar Menjadi Bermanfaat
Hari senin. Tepatnya tanggal 29 September 2014 adalah babak baru, momentum bersejarah yang setiap mereka pasti mencatat ini sebagai saat berharga dalam hidup mereka. Adalah Pelantikan Anggota DPRD Dompu. Pelantikan yang dimana juga diikuti oleh 3 orang anggota dewan dari PKS. Saya juga hadir, ikut merasakan kecipratan bahagia sekaligus ikut mendengarkan “suara gong” tanda dimulainya perjuangan besar yang akan mereka tempuh selama 5 tahun kedepan. Para pejuang parlemen dari PKS ikut disumpah sebagai bagian dari sakramen acara pelantikan ketika itu. Dan pada rona wajah mereka saya melihat tak ada suasana yang terlalu membuat mereka terlalu bereuforia karena saya juga mencoba memahami bahwa ada konsep Nahnu du’at qobla kulli syai’ bahwa kami adalah da’I sebelum menjadi yang lain. Artinya ketika disematkan amanah ini dipunggung mereka akan banyak kepentingan-kepentingan kebaikan, kepentingan-kepentingan dakwah yang akan mereka perjuangkan disana.

Keeseokan harinya (tanggal 30 September 2014) mereka mulai masuk kantor di Gedung DPRD Dompu. Dan mulai dengan sesi introduksi semua anggota. Satu sesi yang niscaya ketika mengawali setiap kegiatan apalagi kebersamaan mereka ini akan berlangsung selama 5 tahun kedepan. Yaitu sampai tahun 2019.

Kemudian terkait tugas saya sebagai staf ahli, sejak jauh-jauh hari sebelumnya saya diminta untuk membaca, memahami, dan meresume dua bahan penting untuk persiapan paripurna pertama DPRD yang membahas tentang tata tertib Anggota DPRD.Saya diminta menuntaskan PP nomor 16 tahun 2010 dan UU nomor 17 tahun 2014 atau sebelumnya bernama UU MD 3.

Yang pertama saya lakukan adalah memahami secara utuh tentang UU MD 3 sebelumnya memang belum disepakati bernama UU nomor 17 tahun 2014. Saya kumpulkan softfile-nya, saya pelajari perjalanannya dari awal, kenapa kemudian ada inisiatif untuk mengganti substansi dalam beberapa pasal, dan kenapa kemudian kontroversi. Memang dalam satu pilihan selalu ada pro kontrak, apalagi soal Undang-undang yang sangat syarat dengan kepentingan politik elit politik. Dan setelah saya mengkaji dan membandingkan dasar berfikir pihak yang menginisiasi perubahannya dan mereka yang menganggap bahwa perubahan ini harus disengketakan di Mahkamah konstitusi akhirnya saya menemukan bahwa ternyata perubahan mendasar dalam Undang-undang ini hanya pada Bab-bab yang berkaitan dengan kepentingan pusat. Dan sama sekali dalam bab yang berbicara tentang DPRD kabupaten substansi dan teks dalam pasal dan ayat tidak berubah sama sekali.

Kemudian yang kedua adalah saya menelaah secara mendalam PP nomor 16 tahun 2010, PP yang menjadi turunan dari UU MD 3 ini memuat kerangka atau koridor anggota dewan di daerah. Menjelaskan tentang ruang lingkup tugas, fungsi, dan wewenang DPRD dan anggota DPRD, fraksi, hak dan kewajiban, lalu alat kelengkapan, kode etik serta rapat dan persidangan, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan larangan dan sanksi yang diberikan kepada anggota DPRD.

Setelah semua tuntas, saya serahkan kepada sekretaris Fraksi PKS sehari sebelum peripurna mereka berlangsung. Kemudian dua hari setelah itu saya bertanya kepada beliau tentang bahan-bahan yang saya buat. Menurut beliau sangat membantu dia dalam memahami beberapa hal penting dalam UU MD 3 maupun PP nomor 16 tahun 2010 tersebut sehingga membantu dia pula dalam mengikuti proses perdebatan yang berlangsung dalam paripurna.

Mendengar hal itu saya merasa bahagia dan bersykur karena siapapun yang ketika keberadaannya sangat bermanfaat bagi orang lain pasti ada sesuatu kenikmatan tersendiri dalam jiwanya. Dan saya mencoba memahami tugas dan eksistensi saya di staf ahli yang harus sense terhadap perkembangan tugas anggota dewan serta menyiapkan kebutuhan tentang itu.

Inilah kesempatan besar lagi bagi saya untuk belajar menjadi bermanfaat bagi orang lain. Jika dahulu konteks kebermanfaatan itu adalah dalam wajah aktivitas berorganisasi kampus, dan ekstra kampus, lalu pasca kampus menjadi bermanfaat karena mendampingi masyarakat desa, sekarang harus benar-benar menjadi bermanfaat bagi para singa parlemen.


Tentu tak ada perjalanan yang tak memiliki makna tersirat, baik atau buruk pada akhirnya tergantung pilihan ekspresi kita dalam memahami dan menjiwai perjalanan itu. Saya berharap perjalanan menjadi staf ahli sekaligus menjadi perjalanan sadar saya, perjalanan belajar saya dan sekaligus menjadi perjalanan hidup saya. Semoga selalu menjadi manusia bermanfaat bagi siapapun. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin