`

`

Senin, 28 September 2009

MENCARI PAHLAWAN INDONESIA

Anis Matta

Kerisauan penulis buku Mencari Pahlawan Indonesia bahwa ketika akhir-akhir ini krisis besar melanda negeri, "kita justru mengalami kelangkaan pahlawan" Memang itu sama kita rasakan. Lebih risau lagi Anis Matta selanjutnya memperkirakan bahwa dengan demikian telah tampak "isyarat kematian sebuah bangsa". Tapi jangan, janganlah kiranya malapetaka sakratulmaut itu terjadi.
Pahlawan yang didambakan Anis Matta bukan saja pahlawan yang membebaskan bangsa dari krisis besar atau pahlawan di medan peperangan gawat, tapi jauh lebih luas lagi bentangannya-pahlawan dunia pemikiran, pendidikan, keilmuan, pebisnis, kesenian dan kebudayaan.Di masa pembangunan ini", kata Chairil Anwar mengenang Diponegoro, "Tuan hidup kembal. Dan bara kagum menjadi api".

Kita selalu berkata jujur kepada nurani kita ketika kita melewati persimpangan jalan sejarah yang curam. Saat itu kita merindukan pahlawan. Seperti Chairil Anwar tahun itu, 1943, yang merindukan Diponegoro. Seperti juga kita saat ini. Saat ini benar kita merindukan pahlawan itu. Karena krisis demi krisis telah merobohkan satu per satu sendi bangunan negeri kita. Negeri ini hampir seperti kapal pecah yang tak jemu-jemu dihantam gunungan ombak.

Di tengah badai ini kita merindukan pahlawan itu. Pahlawan yang, kata supardi, "telah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah". Pahlawan yang kata Chairul Anwar, "berselempang semangat yang tak bisa mati." Pahlawan-pahlawan yang akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar dan pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. itulah sebabnya kita menyebut para pahlawan itu orang-orang besar.

Itu pula sebabnya mengapa kita dengan sukarela menyimpan dan memlihara rasa kagum kepada para pahlawan. Manusia berhutang budi kepada para pahlawan mereka. Dan kekaguman adalah sebgian dari cara mereka membalas utang budi.

Mungkin karena itu para pahlawan selalu muncul di saat-saat yang sulit, atau sengaja dilahirkan di tengah situasi yang sulit. Mereka datang untuk membawa beban yang tak dipikul oleh manusia-manusia di zamannya. Mereka bukan kiriman gratis dari langit. Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai dicatat ketika naluri kepahlawanan merekamerespon tantangan-tantangan kehidupan yang berat. Ada tantangan dan ada jawaban. Dan hasil dari respon itu adalah lahirnya pekerjaan-pekerjaan besar.
Tantangan adalah stimula kehidupan yang disediakan Allah untuk merangsang munculnya naluri kepahlawanan dalam diri manusia. Orang-orang yang tidak mempunyai naluri ini akan melihat tantangan sebagai beban berat, maka mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak terhormat. Namun, orang-orang yang mempunyai naluri kepahlawanan akan mengatakan tantangan-tantangan kehidupan itu: Ini untukku.

Naluri kepalawanan lahir dari rasa kagum yang dalam kepada kepahlawanan itu sendiri. Hal itu akan menggoda sang pengagum untuk melihan dirinya sembari bertanya, Apa engkau dapat melakukan hal yang sama? Dan jika ia merasa memiliki kesiapan-kesiapan dasar, maka ia akan menemukan dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi segenap potensinya untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, naluri kepahlawanan adalah kekuatan yang mendorong munculnya potensi-potensi tersembunyi dalam diri seseorang, kekuatan yang berada dibalik pertumbuhan ajaib kepribadian seseorang.

Dalam serial jenius-jenius islam, Abbas mahmud Al-Aqqad menemukan kunci kepribadian Abu Bakar As-Shiddiq dalam kata kekaguman kepada kepahlawanan. Kunci kepribadian, kata Al-Aqqad, adalah perangkat lunak yang dapat menyingkap semua tabir kehidupan seseorang. Ia berfungsi seperti kunci yang dapat membuka pintu dan mengantar kita memasuki semua ruang dalam rumah itu. Dan kita hanya mmahami pekerjaan-pekerjaan besar yang telah diselesaikan Abu Bakar dalam kunci rahasia ini.

Yang paling dekat dengan naluri kepahlawanan adalah keberanian
Tak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran
Pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang
Kompetisi adalah semangat yang melekat dalam diri para pahlawan, dan tak ada pahlawan sejati yang besar yang tidak mempunyai struktur filosofi.

Pahlawan itu masih mungkin hadir. Tapi jangan menanti kadatangannya atau menggodanya untuk hadir ke sini. Seperti orang-orang lugu yang tertindas itu; mereka menunggu datangnya Ratu Adil yang tidak pernah datang.
Mereka sudah disini, lahir dan besar disini. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain.

Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan merek; dan dunia akan menyksikan gugusan pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali menghiasi leher sejarah.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin