BINGUNG...? MAKA RENUNGI...

Val Rhamber '84

Mudah-mudahan kita tahu kenapa semuanya berada dalam kebisuan, aku juga bingung ntah apa yang harus ku perbuat untuk menambal sulam bekas perjalanan, aku hanya rakyat jelata yang menunggu uluran tangan sang penguasa.. Tapi aku juga bingung karena sebagai warga negara aku harus memberikan konstribusi untuk bangsa ini, aku juga mengakui kekuranganku, tanganku cuman dua dan tak bisa berbuat apa-apa, ingin menjangkau langit tapi tangan tak sampai.. Mudah-mudahan kalian tahu apa yang aku maksud, kalimatku di atas hanya sekedar eufimisme dari siapa aku dimata kalian semua saat ini..Apa gerangan yang mau kita perbuat karena semua tinggal menghitung hari,apakah kita hendak berpuisi dengan judul "diam"..Tapi terkadangpun aku juga tahu pertanyaan-pertanyaan ini akan diklaim salah karena aku juga bagian dari kalian, walau juga aku selalu merasa bersalah karena di anggap salah ketika aku berbuat selalu dikatakan salah..Terus aku harus bagaimana untuk menemukan ruang kreativitas, untuk 'berbangga diri" dengan aku hari ini, dan sampai kapan ini semua kan terjadi,..? mudah-mudahan saja cara berfikirku yang salah seperti apa yang terungkap dalam setiap argumentasi kalian, biar kita segera menemukan kambing hitam dalam perjalanan yang sejak awal sudah di anggap salah.. Tapi kita kan masih sedang berdiri dalam regu baris-berbaris untuk mencapai finis biar di akhir nanti diberikan penghargaan sebagai regu yang selalu kompak dengan segala variasinya. Walaupun saya juga masih ingat bahwa sebelum terjun kita semua hanya hasil comotan, yang 'katanya'' tidak pernah tahu tentang baris-berbaris, gerak jalan, jalan ditempat, ataupun yang lainnya. Atau mungkin semua hanya didramatisir biar superioritas itu punya ruang tersendiri dalam regu kita,.. Mmm...(lagi mikir nich ceritanya) iya benar., ibu guru dan kepala sekolah kan sudah menyerahkan semuanya ke kita..walaupun sampai finish dengan regu terjelekpun kayaknya tidak apa karena yang terpenting kita sudah belajar untuk berpengalaman, walaupun memang tidak bisa kita nafikkan setiap regu lain melewati regu kita, kita punya kesempatan untuk belajar..Saya juga tetap optimis sampai akhirnya ibu guru dan kepala sekolah akan menghadiahkan walau cuman sekedar terima kasih karena sudah membawa nama sekolah..ya gitu dech optimis.. Kalah menang tidak masalah karena semua bagian dari proses; proses untuk berdakwah, proses untuk belajar, proses untuk menemukan, proses untuk berpengalaman, proses untuk menjadi yang terbaik, tak masalah ketika tidak mendapat posisi apa di mata manusia yang penting kita raih dan rebut kasih sayang dan ridha dari Yang Maha Kuasa, Allah SWT.. Kita juga harus sadar bahwa kita hanya boleh berikhtiar, keputusan akan ada ditangan-Nya. Semoga nurani kita meneriakkan hal yang sama dan menggunggah kita untuk berdiri dalam satu suara yang sangat lantang,..Semoga kita yang katanya hasil comotan ini jadi satu kekuatan yang bisa bersuara sesuai dengan irama yang telah berbdendang sama yang menghasil sebuah nyanyian yang berjudul SUKSES dan BERHASIL.. Kawan,..Tak mungkin kita kan berdiri terus dengan kaki orang lain, tak mungkin kita bersembunyi dibalik pantun dan bahasa bijak saudara kita yang lain, siapapun kita semua, harus dicoba untuk menunjukkan jati diri dan siapa kita sebenarnya, ketika peluang untuk interdependensi itu selalu melekat maka kita akan kecanduan untuk mencari kawan yang bisa saja tidak "berpihak" kekita.. Siapapun saya, kalian, maupun kita semua ya kita tetap satu regu yang akan membahagiakan ibu guru dan kepala sekolah dan semoga kita akan diberikan penghargaan abadi di kehidupan yang sesungguhnya nanti.. Ini bahasa hati yang sedang mencari jalan pulang,sedang menemukan keutuhan dalam tugas besar yang akan dipertanyakan nantinya di akhirat.. kita renungkan yuuk..he.. Sebelum cahaya. Malang, 17 Feb 2008