`

`

Minggu, 27 September 2009

DUNIA TANPA SEKOLAH

M.Izzah Ahsin Sidqi

Buku Dunia Tanpa Sekolah yang mengungkap Kisah Nyata seorang anak usian 15 tahun yang terpenjara oleh sekolah formal. Ditengah perasaan yang bercampur, berapi-api dan penuh emosi, M.Izzah Ahsin menulis surat;

Salatiga, 12 Februari 2006

Assalamu’alaykum Wr.Wb.

Kepada yang terhormat Kepala Sekolah, Wali Kelas 3E, teman-temanku, dan seluruh elemen yang mendukung sekolah ini khususnya, dan pendidikan Indonesia pada umumnya.

Saya, Muhammad Izza Ahsin Sidqi, dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada setiap orang yang mendukung keberlangsungan hidup lembaga formal bernama sekolah, dengan ini menyatakan pengunduran diri dari sekolah ini. Sebuah sekolah yang disebut-sebut sebagai sekolah Menengah Pertama Paling favorit di Salatiga tercinta.

Saya mengundurkan diri dengan alasan kuat sebgai berikut.
Yang pertama, saya ingin menulis novel pertama saya tanpa terganggu. Saya percaya pada kekuatan focus. Saya percaya juga bahwa kemerdekaan (yang katanya sudah dicapai pada tahun ’45) hanya mampu saya rasakan kalau sudah keluar sekolah ini. Kemerdekaan ini adalah modal awal saya untuk mencari jati diri, mengembangkan karakter, dan melejitkan potensi diri dalam rangka menjadi lebih manusiawi dan terus berproses dengan kesadaran yang pada tempatnya.

Kedua, saya adalah seorang manusia yang bercita-cita membuat perbedaan. Seperti yang banyak terjadi dalam kasus orang-orang besar, saya tidak ingin terjerumus ke dalam tren social yang menyesatkan (seperti KKN yang terjadi dikalangan pejabat). Maka sebagai remaja yang selalu ingin belajar, saya tidak ingin tersesat disekolah.

Ketiga, dan ini merupakan akar permasalahan dari yang kedua, adalah bahwa saya merasa tidak mampu belajar sesuai yang dimaksudkan oleh kurikulum Indonesia (yang faktanya di atas peringkat seratus dunia). Karena kurikulum itu, menurut pendapat saya, memasung, memenjarakan, serta membelenggu saya untuk bebas berekspresi, dalam hal yang baik tentu saja. Dan saya paham, paham sekali dengan apa yang banyak terjadi di kalangan pelaja sekolah formal. Beberapa di antara mereka memberontak dan membolos karena tidak betah tinggal di dalam kelas, mendengar ceramah guru, belum lagi mendapat deraan dari guru killer. Dan semua pasti tahu adakah guru seperti itu di sekolah ini.Ya, guru preman. Provokator. Penjatuh mental anak didik. Penyebab para sisea membolos dan bahkan sampai bertikai dengan gurunya. Sungguh benar perkataan Minke dalam Tetralogi Bumi Manusia, bahwa seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit yang sejahat-jahatnya, apalagi kalau guru-guru itu sudah bandit pula pada dasarnya.

Ya, dalam ketiga alasan saya, telah kita lihat betapa buruknya…

Tapi, ini menyangkut diri pribadi. Jadi, saya masuk ke alasan selanjutnya.

Keempat, dengan modal yang saya dapat dari alasan kedua, saya ingin belajar langsung dari kehidupan. Kehidupan seorang penulis yang tak bakal mungkin belajar di tempat yang cara menempanya sudah sedemikian militer.

Kelima, (saya tidak ingin mengungkapkan alasan karena mungkin terlalu banyak) saya hanya ingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya kepada semua yang membaca surat sederhana ini dan rasa terima kasih atas perhatiannya. Seiring dengan pengunduran diri saya, bila ada yang bertanya saya main-main, saya tidak main-main. Saya sudah memikirkan ini delapan bulan lamanya.

Wassalam,

Salah satu korban kedigdayaan
sekolah formal di Bumi Indonesia,


Muhammad Izzah Ahsin Sidqi



Surat yang ditulis ini, dibacanya berulang-ulang, dan ibu takjub membacanya dan menganggap dan menganggap surat ini penuh emosional. Bapak pun menggantinya dengan surat yang lebih singkat, formal, tidak menjelek-jelekkan, serta tidak mungkin membuat sekolah sadar akan kekurangannya.Dan hanya menyebutkan bahwa bahwa Muhammad Izza Ahsin Sidqi dari kelas 3E, mulai hari ini mengundurkan diri dari Sekolah. Tanpa sebab-sebab tertentu.

1 komentar:

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin