(Iwan Fals)
Senin, 23 Desember 2013
SELAMAT HARI IBU, BUNDA..
Tanggal 22 Desember kemarin suasananya agak tersentuh ketika semua sahabat mengucapkan "Selamat Hari Ibu". Aku jadinya ikut diajak untuk berfikir tentang cara mengekspresikan ucapan selamat pada ibu, sementara Bundaku sedang perjalanan jauh membawa perbekalan yang selama ini beliau ikhtiarkan. Tapi kan ucapan ini bukan fisik sebenarnya tetapi tentang bakti kita kepada bunda kita. Ya jika beliau sudah meninggal kita bisa menyampaikannya lewat lantunan do'a kita. Semoga kebahagian yang tengah kita rasakan saat ini sampai pula padanya. Aku yakin sesuai dengan janji Allah bahwa anak yang sholeh merupakan investasi bagi orang tuanya. Semoga do'a-do'aku melapangkan kuburnya dan diberikan tempat terbaik oleh Allah SWT. yaitu syurga dengan kenikmatan yang tiada henti. Amin.
Ya mungkin hanya ini..
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...
Ibu
Ibu
Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...
Ibu
Ibu
(Iwan Fals)
(Iwan Fals)
*Dae Ova dan Dae Agus
Sabtu, 21 Desember 2013
MENIKAH, MENGAJARKAN BANYAK HAL
Alhamdulillah..hari ini tepat setahun yang lalu (20-12-2012)..
semoga kita selalu dihimpun dalam kebaikan..aamiin..
jazakallah buat semuanya.. mas Ini Noval..
yang selalu di hati,ingin bersamamu seribu tahun lagi..
semoga kita selalu dihimpun dalam kebaikan..aamiin..
jazakallah buat semuanya.. mas Ini Noval..
yang selalu di hati,ingin bersamamu seribu tahun lagi..
(Farida Amalia)
Menikah selalu menjadi kran yang mengaliri cinta. Cinta tumbuh dan bersemi bersama berputarnya waktu. Cinta selalu hadir bersama sebuah momentum yang tepat, selalu menjadi sebuah titik awal sketsa sebuah perjalanan kehidupan. Memberi warna, kebahagiaan, dan terkadang memberi bumbu pelengkap perjalanan menuju kehidupan yang sesungguhnya.
Menikah seharusnya difahami sebagai lompatan menuju keridhaan dan surga Allah yang tidak pernah putus kenikmatannya. Maka dalam melewatinya semestinya bertabur amal sholeh.
Menikah itu pula dimaknai sebagai perjalanan yang sangat panjang, yang butuh perbekalan yang cukup, butuh kesabaran, butuh kematangan diri yang luar biasa. Atau minimal butuh ikhtiar yang sungguh-sungguh untuk belajar menjadi suami/istri yang baik yang kemudian selalu menjadi tauladan bagi anak-anaknya.
Menikah itu belajar menjadi diri sendiri dan belajar mau menerima diri orang lain. Belajar berbeda sekaligus belajar bijaksana dengan perbedaan yang muncul didalam keluarga.
Menikah itu harus diterjemahkan sebagai bagian terkecil dalam lingkaran kehidupan yang besar, sehingga perspektif kita tentang menikah harus utuh. Menikah itu hidup maka menikah itu melekat dengan bahagia dan sedih, lapang dan sempit, mulus dan berliku-liku, dan sederhananya adalah penuh hal menarik yang buat kita tersenyum dan tertawa juga penuh hal menantang yang bikin kita tertantang atau bahkan sedih. Tetapi jika paradigma menikah kita selesai seharusnya kita menggambari ekspresi dalam melewati perjalanan bersama bahtera rumah tangga itu dengan senyuman.
Karena itu pula terkadang niat baik menikah itu takluk dengan persepsi kita yang sulit tentang jalan kecil yang akan kita lewati dalam mencapainya. Padalah rumus dasarnya kita fahami bahwa kita pasti merasa sesuatu itu mudah atau susah ketika kita telah melewatinya dengan tuntas, artinya jalani atau hadapi saja dan selanjutnya tawakkal kepada Allah.
Ketika saya dahulu berbincang tentang menikah bersama sahabat-sahabat saya sesama bujang, yang selalu muncul dalam perbincangan kita adalah kegundahan dan bayangan yang susah tentang jalan menuju kesana. Ada saja rasanya kesulitan-kesulitan yang akan dilewati jika memilih pilihan yang dikatakan pilihan besar ini, seperti tertutup semua ruang peluang yang ada, seperti kita tidak punya kelebihan yang menjadi alasan orang lain memilih kita. Seperti tak ada artinya deretan riwayat organisasi yang memenuhi baris biodata yang telah kita tulis. Tetapi setelah saya memberanikan diri memilih pilihan ini ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan jauh lebih mudah dari yang kita bayangkan. Saya pikir-pikir ternyata sangat banyak waktu yang saya gunakan untuk memberi peluang pada pertimbangan yang tidak jelas. Waktu yang banyak inilah yang kadang dipenuhi oleh kegalauan yang sangat panjang. Semoga tidak semua kita mengulur waktu pada sebuah impian merangkai jalan menuju kesempurnaan sebagian Dien. Bahtera rumah tangga. Semoga kita dimudahkan.
Saya sepakat bahwa profesi pertama seorang pengantin baru itu adalah provokator. Menjadi provokator pada semua komunitas bujang, menyebarkan virus menikah itu indah, menikah itu nikmat, menikah itu menenangkan, dan menyemangati dalam melakukan amal-amal kebaikan. Entah kenapa juga seolah ada sesuatu yang mendorong kita ingin bercerita pada semua orang tentang keindahan menikah. Tetapi itulah luar biasanya salah satu anugerah Allah, dan kita wajib bersyukur atas semuanya.
Ya tidak pantas kita membandingkan keindahan dan nikmat yang kita raih ketika menikah dengan aktivitas pacaran yang tidak jelas yang hanya menuai benih-benih dosa. Mungkin juga tidak sesederhana kalimat ini, karena arus godaan bagi para bujang bisa jadi lebih kuat dari gelombang dilautan. Tetapi saya hanya ingin katakan bahwa dunia kita kini penuh arus yang terus menjerumuskan kita, kampanye penyulut syahwat telah mengisi waktu kita lebih dari 24 jam. Jika kita tidak memiliki dasar keislaman yang kuat bisa dipastikan kita akan terbawa arus ini. Zaman telah melupakan kita bahwa sesungguhnya hidup kita hanyalah numpang singgah dan masih ada perjalanan selanjutnya yang lebih pasti dan akan ada lagi suatu waktu dimana semua jejak perjalanan kita akan dimintai pertanggung jawaban.
Hari ini (20 Desember) tepat satu tahun saya menikah. Perjalanan satu tahun ini mengajarkan saya banyak hal. Mengajarkan saya membuka diri; menaklukkan ego diri dan siap menerima karakter manusia baru yang telah hadir dalam kehidupan saya. Mengajarkan tanggung jawab. Mengajarkan bahwa nikmat yang sempurna bagi orang yang menikah adalah ketika senang dan bahagia serta sedih dan susah melebur menjadi satu. Ketika pula satu masalah yang rumit terurai satu demi satu bersama kebijaksanaan dan kedewasaan diri. Mengajarkan beradaptasi dengan keluarga baru dengan nilai-nilai yang dibangun didalam kesehariannya sangat berbeda dengan keluarga saya. Mengajarkan mencintai mereka yang menjadi orang tua baru bagi saya.
Diawal terasa begitu rumit, tetapi lambat laun kemudian waktu memberi bukti bahwa kita sukses melewati ini dengan baik. Sungguh menjadi seperti meraih satu cita-cita yang telah sekian lama kita impikan. Dan waktu kemudian membuktikan bahwa kita menjelma menjadi diri yang mampu menghadapi segala lika-liku ini.
Setahun tentu baru seumur jagung jika dibandingkan dengan mimpi-mimpi yang ingin saya dan istri raih. Dunia dan semoga pula diakhirat. Semoga segera diberikan jundi yang sholeh/sholehah yang kelak menjadi pejuang Islam. Dan Semoga pelajaran berharga setahun ini menjadi bekal bagi keluarga kecil saya dalam menghadapi tantangan-tantangan ditahun berikutnya. Amin..
Kamis, 19 Desember 2013
CATATAN PERJALANAN BER-LSM
Sekedar mengenang
jejak #berLSM yang telah setahun tidak ku geluti
lagi.
#berLSM Gerbang baru, tempatku menemukan
warna-warni aktivitas yang tak asing.
Aktivitas #berLSM memang fase tetapi bagiku untuk
beberapa hal adalah seperti melanjutkan perjalanan
#berLSM itu; penuh dengan ruang-ruang dialektika,motivasi
mengembangkan diri,dan egaliter.Ya sudah pasti kita bisa memelihara idealisme.
Aku nyaman #berLSM karena kita bisa menyelesaikan
urusan serius dengan santai.
Tidak banyak orang yang membuka mata
bahwa sebagian kepingan perubahan juga dikumpulkan dari tangan-tangan mereka
yang #berLSM.
Ya memang kultur yang dikonstruk oleh
aktivitas #berLSM menjadikan setiap penggelutnya
menjadi orang-orang yang substansial.
Jadi tidak sekedar mengenakan seragam
seperti sebagian orang yang ingin menjadi abdi negara padahal tidak memberikan
kontribusi apa-apa.
Kita semestinya mencatat bahwa wajah LSM
tidak lagi demonstrasi ansih tetapi sudah dengan pendekatan partisipasi..
Memang tidak bisa juga kita menutup mata
bahwa dijaman yang sudah modern ini masih banyak yang menggunakannya menjadi alat
pemeras.
Ya #berLSM adalah pilihan perjuangan memberi
kontribusi pada pembangunan.
Aku pula ingin mencatat tentang
perubahan subyek dan obyek. Kedua Aktor cerita yang durasinya menari dengan
cara yang khas berbeda.
Satu terlihat sangat lamban sebagai
produk generasi tua, dan kultur yang kita anggap sudah statis ternyata
dinamikanya sangat cepat.
Diruang #berLSM yang begitu deras dinamika
intelektualnya ternyata ciri khas feodalisme masih menggurita.
Anti kritik,sangat birokratis,tidak
egaliter,ya sampe kemudian otoriter.Ini juga yang kemudian saya kawinkan dengan
ciri khas generasi tua.
Berat diajak berfikir kekinian, apalagi
harus melek tekhnologi. Berat!!
Berat mereka diajak untuk menikmati
menggunakan mobil,helikopter,dan pesawat,karena kemampuan mereka telah
terbiasakan oleh sepeda ontel.
Tapi
kita harus mengapresiasi keinginannya untuk beradaptasi dengan dinamika zaman.
Sekalipun mereka terus menyanyikan lagu lawas.
Kalau
dilukiskan sederhana kita akan menemukan orang-orang tua yang statis, tua
dinamis..
Mereka
yang berharap dicerdaskan oleh sistem #berLSM,mereka muda yang mau belajar,dan muda yang punya visi
dan konsep tentang masa depan.
Yang
kedua adalah tentang kultur yang sudah terbentuk dimasyarakat, tentang nilai
yang membentuk mereka. Bisa kok mereka dinamis..
Dua
hal yang ingin saya catat selama mengenyam proses #berLSM. Pertama, tentang membangun dengan swadaya. Kedua,
Kepemimpinan perempuan.
Terus
terang,awal berproses sebagai pendamping lapangan,saya ragu melakukan
intervensi di komunitas karena saya tidak pernah memberi "sangu"
Pertanyaan
bathin saya "mau tidak mereka diajak melakukan perubahan tanpa imbalan
apa-apa?"
Saya
ragu karena bangunan faham saya; masyarakat kita telah lama dimanjakan dan
dibesarkan dengan 'tangan dibawah".
Bahkan
ada disatu desa, masyarakat tidak pernah mau hadir dalam kegiatan jika bukan
LSM tertentu.Karena mereka pasti pulang membawa sangu.
Ini
juga sekaligus semakin membentuk cara pandang saya tentang kultur masyarakat.
Juga kultur komunitas. Karena orangnya sama.
Tetapi
tidak mungkin berhenti disini, karena proses harus terus berlanjut. Perlu
mengukur strategi dan rencana aksi.
Dan
dalam konsep Community Organisation (CO).Seorang CO tidak sekedar menjadikan
pendampingan sebagai rutinitas saja tetapi harus menjadi satu gerakan.
Dia
tidak hanya menggugurkan kewajiban pekerjaannya tetapi ada visi yang jelas.Ada
nilai yang telah menjadi mindsetnya melakukan intervensi.
Seiring
dengan waktu nilai-nilai itu bisa kita lihat menjelma menjadi sikap dan pola
prilaku yang sudah berbeda.
Akhirnya
yang kita bincangkan kemudian adalah soal penyimpangan pelayanan, advokasi
kasus, dan soal hak warga yang terpenuhi.
Komunitas
(embrio) memahami bahwa melek terhadap ketimpangan pelayanan adalah masalah
mereka.Dan tidak mungkin selamanya diurus oleh orang luar.
Makanya
kemudian menjadi proaktif bersama-sama warga yang lain membantu sekaligus
mengingatkan pelayanan yang tidak sesuai harapan.
Yang
kedua yang ingin saya catat adalah soal kepemimpinan perempuan. Tradisi
mengakar yang telah kita bongkar bersama
Ada
dibeberapa desa dampingan yang punya stigma tentang keterbatasan kapasitas
perempuan. Sampai ditutup ruang untuk berproses.
Dan
yang lebih parah lagi adalah menempatkan perempuan di tiga tempat. dan tidak
bergeser sedikirpun. Yaitu kasur,sumur,dapur.
Masih
ingat ketika diskusi & pembentukan struktur komunitas di Karamabura.Sangat
alot ketika ada seorang ibu yg meminta diri menjadi ketua.
Padahal
sehari-hari ibu ini biasa membantu masyarakat untuk membuat KTP dan Kartu
Keluarga secara gratis.
Setelah
kita juga kemudian terlibat diskusi lalu memberi pertimbangan akhirnya
diputuskan seorang ibu tersebut yang memimpin komunitas.
Ya perlu
dicatat juga banyak komentar yang meragukan sebelum ibu ini disepakati forum.
Padahal
dalam prosesnya kemudian kita ingin melepaskan tradisi birokrasi yang kaku dan
menggantinya menjadi komunikasi efektif yang cair.
Ya
tidak harus melewati prosedur birokrasi yang ribet. Cukup dengan komunikasi
informal untuk bisa mesukseskan agenda-agenda pembangunan.
Soalnya
kadang-kadang masyarakat kita gila jabatan. Jabatan yang diperebutkan tidak
diimbangi dengan kerja-kerja yang produktif.
Rakus
terhadap jabatan. Seolah-olah seperti hanya tidak ingin posisi itu ditempati
orang lain. Karena kalau ya dia yang depresi. Aneh!
Dan
ruang-ruang proses inilah yang kemudian membuka mata bahwa sesungguhnya karya
itu lebih jujur dari pada kekhwatiran yang berlebihan.
Berbanding
lurus dengan semua proses yang ada. Intensitas pendampingan dan diskusi memberi
implikasi yang luar biasa
Banyak
kasus pelayanan yang dikawal dan diadvokasi oleh komunitas. Baik ditingkat
poskesdes, puskesmas, hingga ke RSUD.
Dan
kemudian dlm diskusi bersama mereka muncullah inisiatif untuk membangun
kekuatan yg lebih kuat untuk mengadvokasi kasus yg lebih besar.
Membuat
forum kabupaten untuk mendorong regulasi demi optimalisasi pelayanan kesehatan.
Ya intervensi DRPD, Dikes, RSUD, dan pihak terkait.
Dan
sekalipun periodenya selesai semangat untuk memberi pencerahan soal Pelayanan Kesehatan
yang Optimal selalu kita share dengan siapapun.
Dan
memang seharusnya nilai-nilai yang kita perjuangkan selalu terinternalisasi
dalam diri. Dan itu saya rasa seperti menjadi komitmen diri.
Seperti
ilmu netes. Tetesan kita adalah sesuai yang kita konstruk pada diri kita. Maka
berlaku juga "kabura maktan" yang dikatakan Qur'an.
Semoga
catatan ini mengingatkan kembali tentang perjalanan, tentang perjuangan,
tentang nilai, dan tentang diri kita sendiri.
Sekian..
Minggu, 01 Desember 2013
#BUNDATERSAYANG, SEMANGAT DAN INSPIRASIMU SELALU HIDUP (1 Des 2011-1 Des 2013)
#Bundatersayang, ingin menulis surat untukmu. Lama
tidak bersua dan berbagi cerita bersamamu, meski dunia kita telah berbeda.
1 Desember, saat yang tetap ada dalam catatan
sejarahku. Saat dimana separuh jiwaku hilang..#Bundatersayang
Meski hembusan nafas terakhir itu tidak kusaksikan,
tetapi rasanya dunia ini runtuh..#Bundatersayang
Tapi aku tahu kenapa aku ditakdirkan tidak
disampingmu saat itu, karena bisa jadi aku orang yang paling tidak siap.#Bundatersayang
Ya siapapun yang melewati ini, pasti sulit. Apalagi
aku yang selalu terinspirasi dengan sosokmu.#Bundatersayang
Dan 1 Desember ini semua mata mengantarkan
kepergianmu. Dan semua mata heran karena mungkin aku yang terkuat saat itu.
Padahal jiwaku merintih.#Bundakutersayang
Duniaku seketika gelap. Karena engkau cahaya
inspirasiku. Juga semua orang yang hidup dengan semangatmu.#Bundatersayang
Aku sedih.Tapi aku ingin selalu kuat.Semangatmu
seolah menambahkan dua kaki lagi bagi kehidupanku.#Bundakutersayang
1 Desember dan setelahnya, hidup kami seolah berubah
menjadi wajah yang lain.#Bundakutersayang
Karena aku yang selalu bersamamu saat itu. Aku
menjelma menjadi sosok inspirasimu, yang tak pernah menyerah dengan terik
matahari dan derasnya hujan.#Bundakutersayang
Karena semua boleh hilang dalam hidup kita kecuali
satu hal yaitu harapan. Dan setelah itu dia selalu hidup bagiku.#Bundakutersayang
Aku lalu berubah menjadi matahari. Tidak hanya
memberi sinar tetapi juga memberi sumber semangat melewati hari-hari tanpa
engkau.#Bundakutersayang
Aku tau semua hati seisi rumah begitu susah melepas
bayang-bayang senyummu, tetapi semuanya dibungku senyum; mengikis kenangan dan
merangkai hari esok.#Bundatersayang
Kami mungkin yang terlalu menggantungkan diri
kepadamu. Sehingga rasanya kami seperti tak punya kaki. Ya akhirnya sedikit
merangkak mencari dimanapun ruang yang memberi cahaya.#Bundatersayang
Hari-hari itu berat karena aku harus menggantikan
peranmu. Menggantikan setiap asupan semangat pagi yang selalu hadir bersama
sinar mentari.#Bundatersayang
Aku mulai merasakan betapa susahnya menjadi srikandi
dirumah kita.#Bundatersayang
Tetapi aku ingin semua baik-baik saja, ingin semua
tetap dalam garis yang benar. #Bundatersayang
6 bulan kemudian, aku menjadi tim sukses. Mendorong
bapak untuk menikah lagi. Mendekatkan diri pada yang maslahat untuk menghindari
kemudharatan. #Bundatersayang
Engkau tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun
dalam lubuk hati kami. Tetapi semua inspirasi,semangat,nasehat,dan obsesimu
justru membuat kami semua lebih tersenyum menyambut warna hidup setelahnya.#Bundatersayang
Alhamdulillah, bapak menikah dengan orang yang baik.Ibu
kedua yang baik bagi kami. 1 tahapan hidup telah dilalui.#Bundatersayang
Setelah itu sepertinya tidak ada lagi alasan
terlogis yang membuatku harus menunda menyempurnakan separuh Dien. Aku merasa
saatnya mengambil pilihan ini. #Bundatersayang
6 bulan kemudian, dengan segala lika-liku prosesnya.
Akhirnya aku juga menikah. Tuntaskan separuh Dienku. #Bundatersayang
Hmm..istriku,yang mungkin dulu hanya ada dalam
anganmu yang tak jelas sketsanya. Sekarang dia menjadi penguat hari-hariku. #Bundatersayang
Dia yang juga akhirnya harus merindukanmu. Merasa
ingin membuka ruang waktu yang lain agar bisa bersua denganmu. #Bundatersayang
Dia yang juga merasa terinspirasi jika ku urai
sejarahmu yang luar biasa. #Bundatersayang
Dia yang kurasa sangat mirip pribadinya denganmu. #Bundatersayang
Dan keluarga inilah yang kurasa memupuk kembali rasa
cinta yang sempat hampa. Ruang kasih sayang yang sempat bingung mencari tuannya.
#Bundatersayang
Keluarga ini pula yang membuatku selalu merasa
mengingat kebaikan dan kasih sayangmu. #Bundatersayang
Mereka seperti engkau yang selama ini selalu
tersenyum dalam jiwa ragaku. #Bundatersayang
Yaah..6 bulan pula aku meletakkan cinta dibagian
terkecil dalam ruang hati mereka. #Bundatersayang
Aku tetap merasa bahwa Dompu-lah hidupku. Disanalah medanku
menambatkan mimpi-mimpiku, serta meraihnya. #Bundatersayang
Ada kisah, ada sejarah, dan ada cinta yang dahulu
terurai rapi disana. Satu persatu mengambil ruang tersendiri dalam lukisan
kehidupanku. #Bundatersayang
Seperti cita-cita kita dahulu mam, bahwa kita adalah
salah satu orang cerdas yang akan mengambil bagian dalam mencerdaskan daerah
ini. Sekalipun kita baru sampai pada pintu rumah kita masing-masing. #Bundatersayang
Tetapi satu hal bunda, aku sedang meraba-raba ruang
aktualisasi yang lain, karena ceritanya telah berbeda. #Bundatersayang
Aku merasa kita adalah orang yang berjuang untuk
nilai dan bersamaan dengan itu kita lah yang telah mengaburkan substansi
nilai-nilai itu. #Bundatersayang
Semakin menyadarkan bahwa memang hidup itu adalah
pertarungan. Bertarung untuk hidup. Minimal hidup kita sendiri. #Bundatersayang
Tetapi kesan awal diperhelatan ini sangat mengakar,
sangat menegaskan pilihan untuk tetap berada disini. Semoga momentumnya tepat. #Bundatersayang
#Bundatersayang, sempat ada satu beban yang belum
tuntas. Ini juga amanahmu. Berbicara tentang masa depan adek tersayang yang
belum ketemu gerbang momentumnya.
Seperti hidup pada umumnya. Dian menemui masalah
hidupnya sendiri. spektrumnya berbeda, tapi substansi outputnya sama. #Bundatersayang
Tetapi alhamdulillah dia telah sukses dengan jalan
yang ia tempuh. Yang pasti Agus Arfianto yang sekarang bukanlah dia yang dulu.
Yang memandang hidup hanyalah satu warna. Berkecukupan. #Bundatersayang
Dia tangguh. Dia sabar. Dia tabah. Dia bijak dan
dewasa. Dia masih bersama tetesan mimpimu dahulu mam-yang selalu optimis dengan
masa depan. #Bundatersayang
Dia berhasil menaklukkan kemanjaan dan
kekanak-kanakannya untuk sebuah asa yang dia ingin raih. #Bundatersayang
Lalu kemudian dia menjemput waktu terbaiknya untuk
menyempurnakan agama. Alhamdulillah, bumi ini rasanya tersenyum indah karena
ternyata harapan-harapannya telah berkumpul bersama kami dalam perjalanan
menyusulmu. #Bundatersayang
Aku sempat mampir digubug kecil bertamankan
mimpi-mimpi mereka. Luar biasa indah. Penuh cinta disana. Dan insha Allah suatu
saat nanti akan berada pada titik roda yang terbaik.”Hidup”. #Bundatersayang
Oiya Nur Hidayah-menerjemahkan harapanmu dengan
caranya sendiri, dia juga masih dalam warna mengejar mimpinya. Tentu untuk
membayar bahagiamu yang tertunda bunda. #Bundatersayang
Praktis hari ini kami seolah seperti para pendekar
yang sedang berguru dipadepokan yang berbeda. Semoga ada saatnya senyum yang
sedang berserakan ini menemukan waktu terbaiknya untuk menjadi satu. Sedia kala
bunda. #Bundatersayang
Kami telah usai membagi peran masing-masing atas
skenario ini. Saatnya kami memulainya pada titik nol sembari memasang
mimpi-mimpi kami di 5 cm di atas kening kami. #Bundatersayang
Semoga semangat dan inspirasimu selalu hidup sampai
generasi kami menggantikan peran-peran ini. Dan semoga Allah meridhainya. #Bundatersayang
Spesial untukmu #Bundatersayang, bahwa semoga Allah
mengampuni dosamu dan menempatkan engkau ditempat yang terbaik. Amin
“Allahummaghfirlaha
warhamha wa ‘afiha wa’fu ‘anha wa akrim nuzulaha wawassi’ madkhalaha waj’alil
jannata maswaha Allahumma la tahrimna ajraha wa la taftinna ba’daha waghfir
lana wa laha”.
#Bundatersayang
“Allahummaghfirli wali wali dayya warkhamhuma kama robbayani
soghiro”
Ya Allah Ampunilah dosa kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil. Amiin #Bundatersayang
Ya Allah Ampunilah dosa kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil. Amiin #Bundatersayang
Langganan:
Postingan (Atom)
Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin