`

`

Minggu, 04 Oktober 2009

KAPAN AKU MENIKAH?


Alhamdulillah akhirnya undangan ini jadi dan tersebar juga. Setelah melaluli proses panjang-desain, edit, dan percetakan yang awalnya ribet akhirnya rampung juga. Semua pekerjaan kalau diawali dengan niat sungguh-sungguh maka akan tertuntaskan juga. Tapi sebentar kawan ini bukan undanganku,hehe..Ini undangan sahabatku yang tanggal 14 Oktober ini akan melangsungkan pernikahan. Sesuatu yang sakral, dan ini gerbang awal membangun peradaban keluarga Islami.

Teman saya ini akan melangsungkan pernikahan di Wonogiri-Jawa Tengah. Walaupun saya tidak mengetahui seluk beluk dan keseluruhan ceritanya sampai akhir, tapi saya cukup mengikuti ketika obsesi untuk menikah begitu melekat dalam diri saudara saya yang satu ini. Komitmennya untuk memilih sesuatu begitu tergambar dalam setiap sikap kesehariannya. Setelah menamatkan kuliahnya di D1 akuntansi komputer dia langsung memilih untuk berkerja, satu pilihan yang cukup tegas ketika setiap orang bercita-cita kuliah dan menempuh ilmu di jenjang pendidikan formal ke level yang lebih tinggi, tapi kembali lagi memang bahwa setipa orang memiliki pilihan masing-masing, dan setiap orang punya cara sendiri untuk menghadapi hidup ini. Apapun persepsi dan sikap kita menyikapi problematika hidup, satu hal yang tidak bisa kita lupakan adalah kita harus menjadi manusia profetis, terlalu ideal memang tapi begitulah ketika kita sadar bahwa masih ada kehidupan setelah hidup kita hari ini.

Lanjut kawan, membedah kawan saya yang satu ini begitu luar biasa, satu sosok yang patut di contoh dalam hal menjaga komitmen dirinya dan mengejar cita-cita hidupnya. Cara berfikir yang tidak terpaku pada cara berfikir orang pada umumnya, atau yang sering kali muncul dalam pandangan masyarakat-harus kuliah dulu kemudian menikah, harus punya ini, itu, baru kemudian boleh menikah, umurnya terlalu muda, dan lain-lain. Ini menepis cara pandang masyarakat yang keliru, yang tidak berdasar, walau mungkin substansinya adalah mereka menginginkan anak mereka bahagia dan tidak hidup sengsara. Dang terpenting kita mau bertanggung dengan pilihan ini. Dan bagi teman yang sudah saya kenal 9 tahun yang lalu ini bab tanggung jawab sudah bukan waktunya, sudah lewat terbukti ketika dia berani untuk memilih, dan beberapa hal yang dia benar-benar siapkan sampai hari ini.

Kapan Aku Menikah?
Setiap orang ingin menikah, dan memang harus menikah untuk menjalankan sunnah, menyempurnakan sebagian agama, dan meneruskan keturunan. Begitupun aku-aku ingin menikah. Bagiku menikah hanyalah persoalan waktu, hari ini juga aku siap menikah, tapi tidak sesedarhana ungkapan bahwa “aku siap menikah”. Banyak hal yang harus dipersiapkan-dari kesiapan epistimologis, psikologis, sampai pada materi pendukung. Aku tidak ingin membangun miniatur peradaban itu tanpa ilmu, aku ingin kematangan ilmu, walau mungkin suatu saat nanti aku kan membantah ini ketika waktunya mengatakan aku harus menikah, dan tidak untuk saat ini. Aku ingin menjadi Suami dari istriku tercinta, aku ingin menjadi bapak dan teman dari anak-anakku. Menjadi suami, bapak, dan teman bagi mereka butuh ilmu dimana semuanya nanti aku akan matang pada waktu dimana keluarga butuh figur yang bisa dibanggakan. Dan saya tidak ingin gagap. Saya punya jalan sendiri tapi saya juga ingin berkaca pada saudara saya ini. Saat ini saya mencoba untuk mulai berjalan kearah sana, dan semoga saya akan sampai pada titik itu tanpa cacat dengan segala asa yang sudah saya raih.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin