`

`

Kamis, 31 Desember 2015

MEMUPUK KEBIJAKSANAAN POLITIK KITA


Pesta demokrasi, Pilkada kabupaten Dompu telah usai. Sebagai sebuah keniscayaan, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Sebagai manusia, euforia kemenangan memenuhi rongga dada para tim, simpatisan, paslon pemenang. Juga sama dengan tim dan simpatisan calon lain yang belum berjodoh menjadi Bupati-masih percaya dan tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

Inilah realitas, pasti butuh waktu kita untuk beranjak dari titik ini. Kebijaksanaanlah yang membuat kita memandang realitas menang kalah ini sebagai sesuatu hal yang biasa saja.

Saya secara pribadi menyampaikan Selamat kepada H.Bambang M.Yasin, yang akhirnya terpilih menjadi Bupati Dompu. Artinya dua kali berhasil menjadi orng nomor satu di kabupaten Dompu.

Saya juga menyampaikan kepada LAMBA RASA, Ori Deo, dengan jargon "menjadi pemimpin bukan penguasa" semoga menjadi ruh bagi para pemimpin kita bahwa sesungguhnya eksistensi pemimpin itu diakui tergantung sejauh mana khitmadnya terhadap rakyatnya.

Saya juga ikut mengambil pembelajaran terhadap perpaduan dua kekuatan beda zaman antara Ompu dan Abang Kisman Pangeran. Bahwa bicara obsesi dan cita-cita membangun daerah tidak pernah dibatasi oleh usia. Karena sesungguhnya cita-cita itu tidak pernah tua, dia selalu muda karena pandangannya yang mendepan.

Terakhir saya sebagai pribadi dan sebagai kader PKS yang ikut mendukung paslon MULYA, Bapaknda Mulyadin H. Ar Gani berhasil melahirkan idealisme politik dan masif disemua tim. Kami sebagai kader-kader baru PKS dengan semua proses di Pilkada ini belajar banyak hal dari bapak. Semoga menjadi investasi pahala di akhirat nanti.

Saya yang sejak pukul 10.00 wita ada di Posko Utama bersama Tim Entry Data, bersama tim yang lain juga. Sejak data masuk 75% kita sudah bisa menyimpulkan bahwa kita kalah. Saya tidak pernah melihat ekspresi berlebihan dari H.Mulyadin atas kekalahannya, beliau justru menyampaikan bahwa "kita harus bekerja keras untuk membangun Dompu, tidak selesai disini, tetapi akan terus berlanjut sampai masa akan datang". Istri beliau juga menyambung dengan bahasa yang cukup bijak "Inilah hidup, kita mesti melewatinya dengan mulus ataupun pahit"

Semoga mimpi ini MULIA, semoga cita-cita membangun Dompu juga MULIA, dan akan selalu MULIA bagi setiap generasi yang punya visi membangun yang sama dengan MULYA.

Memang inilah realitas politik kita. Bahwa kedepan kita mesti bekerja ekstra untuk membangun kecerdasan politik ditengah masyarakat kita.

Khusus bagi kader-kader PKS.
Jazakumullahi khairan katsira atas seluruh usaha dan perjuangan antum. Yang pasti seluruh proses ini membelajarkan kita dan membesar kita.

Menang ataupun kalah Paslon dukungan kita tidak berarti usai kerja-kerja kita. Ini hanya episode yang bermakna dimulainya kerja-kerja baru.

Ini adalah pembelajaran yang sesungguhnya bahwa inilah Dompu. Selanjutnya seperti kata Anis Matta "kita harus menjadi otaknya, Jiwanya, dan Tulangpunggungnya Dompu". Bahwa inilah kerja besar baru kita, memulai dengan kerja pembinaan, sampai kerja pemilu.

Pilkada 2015 sungguh memupuk kebijaksanaan politik kita, kita mesti berguru tentang kebijaksaan pada paslon yang menang, kebijaksanaan menjadikan semua lawan politik di Pilkada ini sebagai potensi yang sama-sama akan membangun daerah kedepan. Dan kita mesti berguru pada semua paslon yang kalah tentang kebijaksanaan untuk mengakui bahwa "Dialah pemenangnya".

Semoga setiap usaha kita sekecil apapun akan bernilai kebaikan disisi Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin