Telah berangsur hilang
Berserakan sebutir
demi sebutir
Secercah kedamaian
cinta yang pernah bersemi
Yang menjadi
bunga digubuk kecil itu
Sejenak menghadirkan
ruang itu kembali
Ruang penuh
keintiman
Yang pernah
bertabur dengan nada dan irama tentang cinta
Memenuhi semua
sudut dikediaman itu
Seperti tak
mengharapkan petang
Pula tak
ingin berganti menjadi pagi
Karena selalu
tak ada batas masa saat mengalirkan cinta
Cinta bagi
semua penghuni surga kecil itu
Hidup memang
adalah sejarah
Seperti sifatnya
yang tak pernah berhenti
Dia mengalir
dan terus berubah
Berputar,
berganti, dan mengisi giliran cita rasa kehidupan
Sesaat seperti
usai memejamkan mata
Tiba-tiba
cinta kami berhamburan
Satu demi
satu menguap lalu hilang
Terlihat ada
jejaknya namun tak jelas
Petang itu
merubah seluruhnya
Seolah menguras
samudera air mata kita
Kering,
sampai tak tersisa
Setetespun
tak ada hingga mati rasa
Waktu tentu
akan terus berjalan
Mengajak semuanya
untuk berlalu
Wanita mulia,
bapak dan adik tersayang
Lalu aku
pun merapat ke istana para pecinta
Tetapi rasa
ini terus bersemi dibatasi ruang yang jauh
Antara aku,
adik, ayahanda, serta ibu terkasih
Kami mengeluh
rasa yang sama dalam ruang cerita ini
Keluh yang
hanya berbuah perih, tanpa air mata
Semua boleh
hilang kecuali harapan
Harapan yang
melekat di dada kita bersama
Hanya itu
yang bisa melepas segala keluh
Yang akan
mulai mengganti segala luka menjadi bahagia
0 komentar:
Posting Komentar