`

`

Minggu, 13 November 2011

MASIH ADA HARAPAN


Ada hening menguasai malam
Mendekap dalam harapan
Menanam cinta akan esok hari
Memberi senyum pada tatapan para pejuang


Saat ini, hampir separuh malam terlewatkan dalam hening. Tak satupun ada gerak tanda kehidupan. Tak ada suara-suara diskusi mengisi malam. Yang ada adalah hening, dan duduk termenung memandang esok, entah apa yang terjadi dengan esok pagi. Apakah sinar mentari akan memberi pancaran cahaya senyum pada para pejuang yang menunggu nasib dari ikhtiarnya kini.

Terurai satu demi satu proses yang telah tergores dalam buku cerita harian. Membuka setiap lembaran, menguak perhelatan yang kelak akan kami ceritakan kembali pada generasi esok. “Kami dahulu pernah bertarung dimedan ini”. “Kami dahulu pernah mengadu nasib dengan segala strategi yang kami buat”. Dan ungkapan-ungkapan nostalgia keindahan cerita. Walau tidak mesti saat itu menggambarkan kesuksesan.

Ku buka pintu kamarku. Terasa sejuk angin menyusup masuk disudut pintu. Gelap yang telah berubah terang dengan cahaya lampu, tak mampu menghentikan memori proses yang telah tergores, yang menemani perjalanan hingga malam ini-saat kami mengatakan “kami telah siap bertarung untuk esok”.

Memori itu. Masih ingat ketika pertengahan syawal dahulu. Rembuk tentang sebuah momentum yang akan kami ciptakan. Sebut saja Training Kader Dasar 1.

Proses menuju itu benar-benar mengajarkan banyak hal. Bisa dibayangkan disini semua mencoba belajar untuk merangkak, kemudian belajar berjalan walaupun terkadang harus terjatuh, pada saatnya juga kami paksa untuk berlari sekalipun sebagian ada yang harus kami tuntun, sebagian ada pula yang harus kami gotong, sekalipun ada pula yang harus kami geret, hanya untuk satu harapan sama-sama sampai pada titik sukses yang sedang kami tuju.

Satu kelebihan yang masih menjadi kekuatan adalah persepsi positif tentang proses ini. Ketika beberapa kali koordasi tentu menghadirkan perkembangan yang berbeda bersama waktu yang terus berputar. Tak asing rasanya bahasa kasar, sindiran yang sangat menyayat hati, atau mungkin saling hujat yang melahirkan titik benci di hati masing-masing.

Dua hal yang menjadi sumbat fikirku. Dua hal yang selalu menyita sorotan semua pejuang disaat menciptakan momentum seperti ini. Adalah peserta dan dana. Hingga kini masih abstrak keduanya. Masih belum bisa ku temukan ujung pangkal keduanya. Semoga saja ada angin segar disaat ikhtiar optimal coba kami penuhi.

Satu lagi bahwa masih ada harapan diantara perhelatan yang kami lakukan. Harapan tentang masa depan. Kami sedang merekayasa masa depan. Sadar atau tidak, sempat terlontar atau tidak, menjadi bahan berdebatan atau tidak, yang pasti proses ini adalah proses menciptakan masa depan yang lebih baik.

Sekalipun segala perencanaan matang sudah kami ketengahkan, amunisi-amunisi sudah kami siapkan, serta para tentara yang siap menjadi pasukan terdepan dalam kebaikan ini sudah berbaris. Akhir dari setiap episode cerita bukan tanpa cacat, bukan tanpa gagal, tetapi semua telah menjadi satu dalam proses dan harapan besar yang ada di dada kami.

Hingga selarut ini, malam masih hening, tetapi di hatiku ada asa yang menghinggap, menghibur obsesi tentang momentum besok. Entah celah mana yang akan kami tambal sulam menyempurnakan perjalanan ini, karena sejauh ini cukup rasanya hak tubuh sudah jarang menjadi perhatian, karena takut mendua dengan ikhtiar akan kesuksesan momentum ini.

Malam sudah larut, terdengar ayam berkokok memberi isyarat akan waktu. Saatnya merapat kelangit. Menundukkan hati dan kepala, menyerahkan segala urusan kepada pemilik hidup ini, penguasa jagad raya ini, yang maha tahu yang terbaik untuk setiap hamba.
Aku pula ingin merapat kesana. Ingin ku serahkan kegundahan ini, tak kuasa jika dibebani oleh diri yang penuh dengan keterbatasan.

Ya Rabb,..ku serahkan semua ini kepada-MU,
Aku tidak ingin mendahului-MU mengambil keputusan..
Aku tahu bahwa Engkau Maha Tahu apa yang terbaik buat kami..

Ketenangan ini terasuk ke jiwa. Memberi sejuk pada hati yang gundah. Telah diserahkan semua pada keputusannya. Semoga Allah memberi yang terbaik.
Amin.

Gubuk, 10 November 2011

1 komentar:

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin