`

`

Sabtu, 03 Januari 2015

TAHUN BARU, BUKAN SEKEDAR MENIUP TEROMPET..


Tahun baru, tidak ada yang istimewa dari sekedar tahun baru. Siklus pergantian tahun yang meriah sisi luarnya namun keropos. Tanpa ruh. Tak lebih dari sekedar gegap gempita malam yang penuh dengan kemeriahan tanpa makna.

Tahun baru lahir sebagai tawaran ekspresi kebahagiaan yang lemah pesan moralitasnya. Berbeda ketika kita menghadirkan nuansa momentum besar Islam, kemeriahan dan keramaian yang ada memberi sentuhan jiwa. Ada kesenangan bathin yang diikuti oleh ekspresi merayakannya.

Tetapi jauh dari itu, tahun baru bisa dijadikan sebagai penanda sebuah cita-cita. Detik pertama di tahun baru bisa dijadikan sebagai lonceng star dimulainya setiap harapan dan mimpi yang kita tulis dan ingin kita raih ditahun itu.

Pada perjalanan kita sendiri misalnya, sebuah mimpi pribadi yang kita buat lebih sederhana dihadirkan dalam tanggalan masehi yang umum. Keumuman itu yang membuat kita merasa semakin kuat untuk berpacu karena banyak orang yang berdiri digaris star untuk berlomba bersama kita meraih mimpi-mimpi.

Kita mesti menemukan satu nilai yang bisa kita petik diantara suara terompet dimalam tahun baru. Sehingga tahun baru bisa menjadi momentum setiap kita untuk menghadirkan wajah baru. Wajah baru yang dibalut dengan harapan baru dan komitmen yang sudah dibarukan, atau cita-cita dan harapan lama yang sampai hari ini susah kita raih sehingga kemudian kita perlu menghadirkan "azzam" yang lebih kuat untuk meraihnya, dan strategi yang lebih luar biasa sehingga mampu kita genggam pada akhirnya.

Pada sapaan pertama matahari pagi diawal tahun baru semestinya setiap orang telah mengantongi buku baru yang berisi mimpi dan cita-citanya, sehingga ekspresi menjalani hari-hari jauh lebih produktif, jauh lebih disiplin, mengutamakan hari-hari dengan karya dari pada bermalas-malasan. Sehingga diakhir tahun, setiap orang bukan sibuk mencari terompet untuk tahun baru berikutnya tetapi sibuk membuka kembali dan mengevaluasi sejauh mana capain mimpi dan cita-citanya selama setahun itu. Sudah sejauh mana peta jalan yang dilewatinya dalam meraih mimpi dan cita-cita itu. Dan pada akhirnya lahirlah catatan-catatan dan sejumlah rekomendasi tentang pilihan cara dan strategi seperti apa yang akan dilakoni pada tahun berikutnya.

Jika tahun baru bisa kita lihat dengan cara pandang seperti ini, maka ekspresi menyambutnya pula akan menjadi berbeda dan bervariasi. Tidak hanya sekedar meniupkan terompet disudut-sudut kota dan berpawai ria. Tetapi lebih beragam, mungkin ada yang mengadakan syukuran karena sejumlah keinginannya tercapai diakhir tahun, mungkin ada yang berolahraga futsal dengan kerabat jauh sehingga menjadi ajang silaturrahim, atau ada yang mendaki gunung dengan ketinggian tertentu dalam rangka bertafakur kepada Allah SWT.

Hidup kita mesti kita tata dan kita rangkai dalam bingkai yang jelas. Dalam rencana-rencana yang terukur. Tidak boleh ada satu pilihanpun dalam menjalankan hidup yang diluar rencana, apalagi tiba masa tiba akal. Menjadi generasi tentu harus bersama dengan blue print yang berisi visi, misi, dan turunannya dalam melewati kehidupan ini. Sehingga sukses dunia dan sukses akhirat yang diraih pada akhirnya bukan karena nasib tetapi karena kita merencanakannya.

Jika perjalanan hidup kita sampai hari ini adalah hanya mengisi waktu yang kosong atau hanya menjadi peran pembantu bagi kehidupan orang lain, tahun baru menjadi momentum yang tepat bagi kita untuk menata ulang hidup dan masa depan kita. Sehingga jadilah kita orang-orang yang menjadi sutradara sekaligus pelaku bagi hidup kita sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin