Tugas saya sebagai staf ahli selanjutnya
adalah membuat tulisan tentang penyusunan APBD. Mencari banyak rujukan kemudian
menulis tentang APBD adalah sesuatu yang baru bagi saya. Dulu ketika di LSM,
ada sekitar 4 kali saya mengikuti Sekolah Anggaran. Kegiatan yang dilaksanakan
4 hari yang khusus membedah tentah APBD, dari filosofi, konsep, dan cara
membaca serta menganalisis APBD. Kegiatan ini berkolaborasi dengan LSM mitra.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh kader pemberdayaan yang ada di desa binaan.
Terus terang 4 kali saya ikut, saya belum terlalu mengerti, dan ini hal baru
yang ribet untuk saya fahami. Untuk hal-hal baru yang lain dan saya mencoba
mempelajarinya tidak cukup sulit untuk menyelami dan kemudian memahami. Berbeda
dengan APBD saya termasuk orang yang dulu gagal faham tentang APBD. Dan pada akhirnya
saya lebih nyaman buta APBD dari pada harus mumet sendiri untuk memahami.
Tetapi, saya kira semua orang pada awalnya
pasti berangkat dari titik nol. Titik dimana dia sesungguhnya tidak memahami
betul tentang sesuatu, tetapi keinginan yang tinggi dan proses belajar itulah
yang membuat dia menguasai dan menjadi ahli dibidang itu. Itu keyakinan yang
membuat saya memiliki motivasi untuk belajar. Termotivasi untuk mengetahui
sesuatu hal baru. Ini juga yang terjadi ketika saya mencoba memahami APBD.
Saya coba browsing tulisan-tulisan yang
memuat pembahasan tentang APBD, tinjaun hukum, dan kajian kritisnya. Setiap
hari saya jelajah google khusus untuk mencari sumber tentang APBD. Saya
kumpulkan, baca, dan fahami. Hampir satu bulan saya baca baru kemudian saya
merasa mengerti dengan tahapan penyusunan APBD dan penjelasannya. Saya kemudian
menulis ulang dengan bahasa yang bisa saya mengerti dan berharap orang lain
juga mengerti. Kemudian saya serahkan kepada semua pejuang rakyat dari Fraksi
Partai Keadilan Sejahtera. Sebagai sebuah bahan bacan yang rutin dibaca setiap
tahun untuk menyiapkan pembahasan anggaran, saya pula mengirimnya ke email dan
blog fraksi yang dengan itu saya berharap setiap orang terutama anggota dewan
dari PKS bisa membuka kembali bahan bacaan itu sebagai input kapasitas keilmuan
baginya kapanpun itu.
Saya menyadari bahwa kajian yang saya tulis
itu kemudian menjadi sebuah kajian pustaka. Menjadi sebuah bahan bacaan baru
yang orang bisa temukan hal yang berbeda darinya karena merupakan penggabungan
dari banyak kajian orang tentang APBD. Dan hanya itu. Saya yang melakukan
kajian juga tidak terlalu memahami secara mendalam. Jika kemudian saya diminta
untuk menjelaskan kembali saya kira saya butuh waktu lagi untuk membaca dan
memahaminya. Saya ingin katakana bahwa dalam proses belajar saya memahami
Anggaran, butuh perjuangan yang luar biasa buat saya, seperti saya harus
menghancurkan tembok besar. Bahkan ketika semakin dekat dengan waktu pembahasan
APBD kami sering mengadakan diskusi rutin yang khusus mengupas secara mendalam
tentang muatan-muatan setiap tahapan penyusunan APBD. Dan saya sengaja tidak
pernah absen. Saya selalu hadir. Saya berharap intensitas diskusi itu memberi
berkah kepada saya untuk mampu memahami keseluruhan proses penyusunan APBD.
Sampai pada detik-detik akhir paripurna
tentang APBD, saya butuh teman diskusi untuk membuat kata akhir Fraksi tentang
Penyusunan APBD sekalipun pada akhirnya kata akhir fraksi bukan buah dari ide
dan goresan tangan saya. Saya belum memahami betul. Dan semoga waktu
mengajarkan saya mampu bersabar untuk memahaminya.
Setiap pembahasan APBD, menjadi niscaya
mengapungnya banyak kepentingan, konstalasi yang lebih cepat dari perputaran
jarum jam. Tidak boleh lengah. Para pejuang kebaikan di parlemen mestinya
menyadari itu. Dan mesti berjuang untuk memastikan bahwa APBD yang disepakati
mengutamakan kepentingan rakyat. Dan saya juga selalu berdo’a semoga eksitensi
saya bermanfaat. Dan semoga Allah memberi kekuatan untuk belajar memahami medan
juang ini. Kami sudah ada di medan pertempuran, tak boleh memelihara hasrat untuk
mundur walaupun sejengkal. Selanjutnya berjuang dan mengorientasikan setiap
dukungan dan sikap dalam rangka meninggikan kalimat Allah di bumi. Insya Allah.
0 komentar:
Posting Komentar