`

`

Sabtu, 05 Juni 2010

LEBIH CEPAT AKAN LEBIH BAIK

Hari ini aku bertemu dengan orang-orang yang menurutku berani mengambil keputusan besar untuk menyempurnakan agama. Sebenarnya bertemu mereka bukan dalam rangka mengikuti Daurah Munakahat, atau Workshop tentang meningkah, dan juga bukan menghadiri acara bedah buku-buku tentang Indahnya menikah dan semacamnya. Tetapi bertemu dalam acara mempersiapkan PEMILUKADA.

Sudah sangat lumrah didunia aktivis bahwa obrolan tentang menikah sudah hampir menjadi kajian dan diskusi wajib di forum-forum informal. Apalagi bertemu dengan mereka yang baru beberapa bulan menikmati status sebagai pengantin baru, dan teman-teman yang proses mencapai kesana dengan modal basmalah alisa tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap dan kemudian pasca menikah mereka merasakan keajaiban dan anugerah serta nikmat Allah itu sungguh luar biasa. Sehingga seperti mereka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk menjelaskan dan mensugesti para saudaranya untuk segera menikah walau dengan modal pas-pasan.

Aku adalah orang yang mengalami itu hari ini. Ditengah waktu-waktu istirahat obrolan tentang menikah ini serius kami bicarakan. Kebetulan teman ngobrolku adalah orang yang dulunya mengalami menikah dengan modal tidak luar biasa. Bayangkan dia bercerita kalau penghasilan dia saat itu hanyalah seratus lima puluh ribu rupiah tiap bulannya. Penghasilan yang sangat sedikit jika diukur dengan kebutuhan dia tiap hari dan biaya untuk menghidupi keluarganya, belum lagi ketika ia harus mengurusi anak yang nanti akan menjadi tamu baru dikeluarga itu. Tapi bagi dia yang terpenting adalah niat untuk menikah ini sudah tertanam kuat dalam sanubarinya, dan kemudian seorang akhwat yang akan ia nikahi adalah orang yang siap diajak berjuang dan menerima ia apa adanya. Dia menyampaikan bahwa umur saya hari ini adalah umur yang harus segera untuk melangsungkan cita membangun peradaban ini. Dan proses menuju ini akan menyita waktu banyak dan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan dengan proses ini sehingga jika direncanakan lebih cepat akan lebih baik. Dia juga menyampaikan untuk segera memantapkan niat dan segera menentukan kemana akan menjatuhkan pilihan, atau minimal ada obyek yang sudah ditatap sebagai referensi menentukan pilihan.

Untuk tema ini aku tidak seperti biasanya yang selalu menganalisa terlalu jauh dan memberi kritik jika tidak tepat. Aku memproses semua kalimat saudaraku itu dalam memoriku dan ku biarkan berproses sendiri dalam jiwa ragaku untuk benar-benar memantapkan diri. Aku tidak ingin waktuku terbuang sia-sia hanya untuk mengkhawatirkan sesuatu yang diada-adakan. Aku ingin segera menentukan pilihan minimal untuk bahasa SIAP berjuang ke etape selanjutnya.

Satu hal yang membuatku harus menacapkan kakiku kokoh ke tanah dan memegang panji Allah yang mulia sebelum benar-benar memilih-adalah Keimanan, dan kekokohan tarbiyah diri yang kemudian menjadi orang yang siap menahkodai kapal keluarga disamudera kehidupan ini. Keikhlasan kepada Allah, memelihara amal harian, dan kedewasaan berfikir serta bijaksana dalam menyikapi hidup akan menjadi faktor penentu bangunan visi keluarga yang ingin aku dan keluargaku raih.

Hidup Sukses dan mati masuk surga menjadi kerangka besar peta hidup yang ingin aku arungi. Sudah terjabarkan seluas mungkin etape-etape yang ingin kulalui nanti. Konsep hidup sudah terbangun dan terjiwai, tinggal anggota yang kelak mengisi struktur keluarga yang masih harus di jelajahi sampai ada yang siap mengikrarkan diri menjadi bagian dari pejuang yang akan berada bersama dalam barisan dakwah. Andai jika kesefahaman telah terbangun sebelum semua ikrar dijatuhkan, maka tak ada waktu yang sia-sia dan terbuang begitu saja hanya untuk memperdebatkan sesuatu yang seharusnya sudah tuntas terlebih dahulu.

Ini adalah ruang ikhtiar bagiku sebelum menyerahkan semua kepada Allah Yang Maha Penentu dan Maha Mengetahui segala yang tebaik bagi hamba-Nya. Karena jika subyektivitas kita yang terlalu dominan belum tentu itu mejadi sesuatu yang terbaik bagi Allah buat kita. Allah Maha Tahu segalanya, Biarlah Dia yang mengatur, selanjutnya jika pertanda itu telah ditunjukkan insya Allah tak ada yang bisa menghalanginya.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin