`

`

Selasa, 08 Juni 2010

INGIN JADI PENULIS TERNYATA,...

Hari semakin larut, sudah hampir lima puluhan menit berada dididepan computer (internet), hanya termenung sambil meng-up date status di facebook. Rasanya sudah sangat lama duduk disini tapi jemari belum klik dengan otakku. Dari kediaman, kuberanjak menuju warung internet menempuh jarak hampir satu kilo meter, berencana dan berkeinginan menulis beberapa hal tentang kabar yang sedang berkembang dan hangat di kabupaten Dompu; beberapa hasil obrolanku dengan masyarakat tentang perkembangan hasil penghitungan suara yang hari ini diberitakan sangat simpang siur, tidak jelas, mengalir seperti tak ada pihak atau lembaga yang bisa dijadikan sumber data yang valid. Akhirnya masyarakatpun ikut bermain dengan segala keterbatasan mereka “menjual” data untuk semakin menggaduhkan suasana masyarakat yang sedang kebingungan menunggu siapa yang bakal menjadi pemimpin bagi mereka. Aku juga sebenarnya ingin memposting buku yang aku resensi yang berjudul “Saatnya Untuk Menikah” di blog-ku. Dan punya rencana menulis beberapa hal yang mengganjal dipikiranku seharian ini.

Tapi aku bingung!!
Padahal aku tinggal menulis saja, ternyata menulis itu tidak hanya persoalan ide dan kemampuan menulis tetapi juga suasana hati yang mempengaruhi. Keinginan untuk menerjemahkan ide itu batal, tidak tahu harus berapa saat lagi aku menunggu kebuntuan ini bisa cair dan menjadi tulisan yang bisa dibaca oleh saudara-saudaraku yang lain, walaupun tulisan ini tak ada apa-apanya dibandingkan buku yang berbedar hari ini tetapi aku berharap ada sekelumit bahasa atau pesan yang bisa dihikmaihi oleh pembaca.

Sebenarnya ada softcopy tausyiah yang aku kutip dari sebuah buku bacaan Islami, aku bisa saja memasukkannya dalam blog pribadi-ku, tetapi rasanya aku tidak begitu puas,a ku ingin menghiasi blog ini dengan segala karya dan hasil olah pikirku tentang kenyataan dan pengalaman yang bisa diterjemahkan lewat tulisan disini.

Benar-benar bingung!!
“Jadi menulis apa ya?” begitu pintaku lirih. Aku boleh pulang ke rumah jika tulisan ini sudah jadi-komitmenku kuat, berharap ada kepuasan setelah dari warnet, tetapi sampai sini aku masih belum menemukan ide yang tepat untuk menulis. Rasanya menghabiskan uang saja kalau ke warnet terus tetapi tak ada karya yang bisa dibaca oleh orang lain. Aku merasa demikian walaupun aku yakin bahwa semua butuh proses untuk beradaptasi, semua butuh waktu untuk menjadikannya sempurna sampai akhirnya menghasilkan sebuah tulisan.

Sudah ngantuk euy!!
Jemari sudah tak bisa bertugas sekuat tadi pagi ketika aku membuat design undangan nikahnya sepupuku. Mataku tinggal 5 watt, rasanya ngantuk sekali, rasanya ingin segera pulang, tetapi ceritaku belum selesai. Tulisan ngawurku belum selesai.
Aku ingin berbagi kalau menurut buku yang pernah aku baca bahwa ingin menjadi penulis-caranya bukan hanya membaca dan kemudian secepat mungkin menghasilkan buku tetapi belajar bercerita dan berbagi tentang sesuatu yang selalu terlintas dalam hati dan fikiran. Mengartikulasikan bahasa lewat tulisan itu merupakan cara berbagi yang paling efektif untuk ini, karena seorang penulis itu lahir setelah dia rajin dan selalu menulis. Bukan karena melihat atau sekedar membaca.

Minta petunjuk pada Sang Maha Pemberi petunjuk merupakan jalan penting juga untuk menjernihkan hati dan fikiran sebelum konsen dan menguras energi untuk menulis. Serta sediakan waktu yang tepat untuk menyalurkan ide menjadi sebuah tulisan. Karena seberapa semangat dan banyaknya jumlah ide yang ingin ditelorkan ketika tidak jodoh dengan waktu maka tak ada cerita yang bisa dilihat dan dibaca.
Wallahu’alam.

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin