Alhamdulillah, hari tadi bisa silaturrahim lagi ke DPC Kilo, DPC
paling utara yang kami punya.
Alhamdulillah pula bisa singgah di “Doro Matompo”, tempat wisata
baru yang baru ditemukan tidak lama ini.
Saya singgah dengan 3 kawan saya..saya foto panorama disana,
saya selfie, saya sorot juga Gunung Tambora-gunung yang sedang dilestarikan.
Saya merasa saya paling tinggi, berdiri di atas Matompo,
menaklukkan ketinggian yang ada saat tadi.
Saya jujur, saya pobia ketinggian, tapi saya tak peduli, saya
ingin juga taklukkan penasaran saya beberapa kali telah melewati tempat ini,
tapi tak pernah singgah.
Matompo bagi saya hari tadi adalah mimpi tinggi saya, dan saya
terbawa kuat menaklukkannya.
Sekalipun masih ada yang lebih tinggi dari Matompo. Masih ada
yang lebih tinggi dari mimpi ini.
Saya lawan lapar, karena sedang puasa. Saya lawan panas terik
menghantam kuat di atas kepala. Saya lawan juga pobia saya. Saya rasa obsesi
menaklukkan Matompo buat saya buta segala kelemahan saya.
Matompo bagi saya hari tadi adalah symbol penaklukkan mimpi.
Terus terang, ramadhan ini hadirkan saya dengan segala asa,
cita-cita tersirat yang jadi do’a.
Saya lantunkan bersama sembah sujud saya, hadirkan jiwa depan
Sang Kuasa. Semoga didengar segala do’a.
Sungguh episode sekarang buat saya fokus pada asa yang satu ini.
Asa yang menjadi tujuan antara sebuah cita-cita bagi saya.
Saya bersyukur diberi banyak potensi, dan doa itu adalah
pelengkap yang sudah ada.
Semoga catatan ini juga mewakili saya dengan menghadirkan hati
dan tengadah tangan, doa semoga Allah karuniakan itu.
DIA Maha Tahu. Semua yang diminta, lirih suara, dan permintaan
hati semua hamba. Semoga doa itu adalah bagian yang diijabah hari ini.
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar