`

`

Senin, 18 April 2016

TELAH PERGI TRADISI

01. Usai semat amanah baru dipundak, rasanya tak lagi berat, karena seperti de javu.

02. Seperti mengulang cerita lama, ini cerita jatuh bangun seperti siklus yg terus berputar pada poros.

03. Tapi ada sumbat yg tak bisa mengalir deras sedia kala.

04. Sumbat yg sulit diurai. Mungkin lebih mudah mengurai benang kusut.

05. Ternyata..ada yg hilang, menyelinap pergi meninggalkan eksistensi kita disini.

06. Ternyata dia memilih pergi meninggalkan kita bersama.

07. Nilai dan obsesi yg membakar dada kita tak lagi menarik. Dia memilih pergi.

08. Dia-tradisi. Pergi, hilang, entah kemana. Perpisahan sakit yang menyiksa nurani.

09. Karena tradisi. Sebuah alasan kenapa kita ada

10. Sebuah alasan kenapa kita bertahan.

11. Sebuah alasan kenapa peradaban dahulu lahir,mengakar,dan menakluk peradaban hitam.

12. Tradisi..kita pantas meratap karena embrio peradaban itu tak lg dg kita.

13. Satu hal buat tangan kita memukul dada kita, antara kita menahan peluh dan meratap asa yg tak mungkin sampai.

14. Dia tradisi. Yg dilahirkan dari obsesi kita sama2. Yg diurai dr setiap seduhan kopi. Jawaban dari seluruh risau perjuangan yg kit punya.

15. Entah kemana ia kini..telah pergi..tak ada lagi kah ruang kita memupuk harap.

16. Hanya bisa dg tunduk kepala dan tengadah tangan. Semoga suara lirih keluh kita terdengar langit. Karena manusia telah tuli.

17. Hampir 10 tahun, pikiran kita mengembara.

18. Mencari celah potensi manusia yg akan berada dalam gerbong ini. Bersama kita, lalu menjadi penerus jalan juang.

19. Kemana kita mengadu. Tak lagi menemukan jalan pulang.

20. Gelap. Satu demi satu gugur menjadi korban kegelapan. Visi kita gelap.

21. Tradisi kita telah tergerus. Bencana dr eksistensi kita sesungguhnya ketika kita abai.

22. Abai atas tradisi. Sebuah komunalitas yg kita bangun.

23. Sesaat lg sesungguhnya kita akan melahirkan tata kelola baru.

24. Tata kelola itu lah jembatan tradisi menuju peradaban.

25. Tapi kita termasuk yg tdk tau kalau kita tdk tau

26. Karena bacaan kita terhdp alam gerak kita telah kabur. Karena visi kita kabur.

27. Tradisi telah pergi..pergi tinggalkan kita semua..

28. Tanpa jejak.

29. Bersiaplah menyaksikan kita semua hanya tinggal cerita.


0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin