Ketika semua orang tak menginginkan ini
kenapa harus aku yang mengalaminya
pedih jika harus ku ingat-ingat terus
Kehilangan belahan jiwaku
setengah dari nafas dalam tubuhku
kehilangan ibu yang selama ini selalu memanjakanku
Mungkin ini pahit
tapi aku harus kuat
menghadapi apa yang sudah ditakdirkan ilahi kepadaku
Aku hanya bisa berdo'a
untuk ibunda tercintaku
kalau harus meratapi terus menerus
kapan waktunya aku bangkit dari semua kepedihan yang aku alami sekarang
aku harus jadi orang yang tegar untuk semua peristiwa yang ku alami sekarang
selalu tersenyum..:)
Buat kisah indahku bersamamu Ibu.
Malang, 27 Desember 2011
Agus Arfianto
Aku menemukan catatan ini di buku kecil. Catatan tentang ratapan, harapan, sekaligus tentang optimisme tentang masa depan. Kepingan-kepingan perasaaan yang sempat kebingunan mencari sandaran. Tetapi ia pun menemukan sandaran kepada waktu. Katena ialah yang paling mengerti.
0 komentar:
Posting Komentar