`

`

Kamis, 15 Desember 2011

LAMA KU NANTIKAN


Lama aktivitas ini ku upayakan ada. Tetapi seringkali tak terwujud. Ada saja penghalangnya, yang paling bisa ku sebut adalah rasa malas. Padahal sejak dulu ingin ku isi waktu selepas shalat magrib sampai isya untuk mengajarkan mereka untuk membaca Al-Qur’an. Waktu yang sangat singkat itu mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk memberi sedikit ilmu untuk mereka. Aku juga memiliki keyakinan bahwa lewat kesempatan ini bisa mengajarkan mereka tentang banyak hal; ibadah praktis misalnya, do’a sehari-hari, atau juga nasehat-nasehat yang mungkin akan selalu mereka ingat hingga nanti menjadi orang sukses.

Aku sadar ketika mengingat kembali awal menetap diwilayah ini. Salah satu RT yang berada di Kelurahan Montabaru-Dompu. Dengan latar belakang masyarakat yang rata-rata tingkat pendidikannya adalah SMP, anak-anak mereka bukan tidak punya kemampuan untuk belajar tetapi mereka adalah anak-anak yang cerdas. Aku masih ingat beberapa anak tetangga yang umurnya dua tahun dibawahku ketika SMP dulu sering mendapat ranking pertama di kelas. Tetapi mereka punya usia sekolah yang tidak pernah lama. Paling banter mereka hanya ada dibangku kelas dua SMP.

Ternyata keadaan ini bukan baru terjadi, tetapi sudah menjadi turunan. Sesuatu yang tidak bisa mereka lawan adalah ketika orang tua mereka harus memeras keringat untuk bertani di ladang, dalam kondisi apapun semua anak mereka harus ikut membantu, sehingga sekolah menjadi korban.

Karena tingkat pendidikan yang tidak tinggi, sangat berpengaruh terhadap pola fikir, dan pola sikap mereka. Banyak kejadian amoral yang selalu bersinggungan disekitar tempatku tinggal. Salah satunya adalah hingga kini perkelahian diantara mereka sering terjadi berawal dari diskusi biasa, berdebat, lalu kemudian saling pukul. Miris rasanya ketika ini terjadi. Bahkan dalam seminggu serasa seperti masuk surga ketika tidak ada percecokan disekitar rumahku.

Tiga tahun terakhir ini, kesejukan itu mulai terasa seiring dengan dibangunnya mushollah kecil. Alhamdulillah selalu dihidupkan dengan shalat lima waktu dan aktivitas TPQ sehingga sedikit bisa mengimbangi aktivitas yang tidak bermanfaat, dan berharap semoga suatu saat tempat ini menjadi satu tempat yang selalu disinari cahaya Dienullah ini.

Aku juga ingin mengambil bagian dalam proses memperbaiki masyarakat. Dan rabu kemarin (14 Desember 2011) aku mulai mengajarkan membaca al-quran kepada beberapa orang anak tetangga. Aku merasa mengalir nuansa tersendiri dalam hatiku, karena mengajarkan mereka untuk belajar agama adalah satu impian besar yang lama telah ku nantikan terwujud, dan baru saat ini bisa terealisasi. Awalnya kebingungan harus mulai dari mana, mengajarkannya menggunakan apa, dan bagaimana?Tetapi segera ku jawab bahwa tidak ingin terlalu lama terpaku dengan pertanyaan yang tidak bisa membuat mereka mengerti tentang membaca Al-Qur’an. Sekalipun ada sekitar 10 menit aku berfikir tentang metode, karena yang ada dikamarku adalah papan whiteboard kecil sama spidol, aku mencoba memulainya dengan cara ini. Yah sangat manual tetapi aku melihat mereka nyaman belajar, mendengar, membaca, dan mengulang setiap huruf hijaiyah yang ku sebutkan.

Aku juga kaget, ternyata walaupun mereka hidup dalam lingkungan yang tingkat pendidikannya rendah, benar bahwa mereka adalah anak-anak yang cerdas, keinginannya untuk belajar juga tinggi. Sehingga aku yakin bahwa proses mengajarkan mereka untuk minimal mengerti tentang huruf Al-Qur’an akan sangat cepat tuntas.

Sambil menunjuk huruf-huruf yang tertulis dipapan, sesekali aku menatap raut wajah mereka, ada senyum bahagia, ada rona wajah yang menggambarkan keinginan besar untuk belajar, dan ada suara lantang yang semoga juga menghujam dalam hati mereka akan nilai Kebesaran-MU ya Rabb.

Satu hal yang selalu menghinggapi fikiran dan hati kecilku. Muncul disaat memulai mengajarkan mereka untuk membaca Basmallah, dan kuat hingga saat ini, adalah istiqomah. Sadar aku tentang diri yang seringkali bersemangat di awal, dijalankan, lalu kemudian terlepas tidak terurus. Aku ingin untuk hal ini komitmen tertancap kuat mengajarkan mereka hingga bisa melantunkan ayat-ayat suci-NYA. Hingga mereka bisa nanti mereka pula yang akan melanjutkan tugas mulia ini, merasa bertanggung jawab menyebar kebaikan hingga ke hati kecil orang tua mereka, dan dengan ini pula mereka menjadi pribadi yang selalu menyandarkan pilihan hidup mereka sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an. Amin.

3 komentar:

  1. semangat!!!...
    tanamkan dihati mereka kalimat "laailaahaillallah"..
    keep istiqomah...:-)...

    BalasHapus
  2. Insya Allah..
    Minta doanya biar istiqomah

    BalasHapus
  3. iya istiqomah itu susah,..

    BalasHapus

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin