Dan kau membaca gerak sunyi,
Dari ombak dan percakapan cuaca,
Tapi ngilu pada matamu,
Tak pernah benar-benar sendiri,
Bahkan untuk samar warna senja,
Atau riang lengkuk pelangi,
Enggan kau beri,
Pagi begini,..
Kau beri padaku,
Menimbang usia embun,
Dan menakar rindu gerimis,
Pada matamu serupa desis,
Lafaz tahlil usai duha,
Kau resmi menjadi mempelai,
Setelah sepi benar-benar dewasa,
Setelah fajar menasbihkanmu jadi penyendiri,
*Kiriman dari saudara seperjuangan
Pada matamu serupa desis,
Lafaz tahlil usai duha,
Kau resmi menjadi mempelai,
Setelah sepi benar-benar dewasa,
Setelah fajar menasbihkanmu jadi penyendiri,
*Kiriman dari saudara seperjuangan
0 komentar:
Posting Komentar