`

`

Sabtu, 30 Oktober 2010

PERAN PEMUDA DALAM MENGAWAL PEMERINTAHAN BARU*

Tema Kajian kita hari ini adalah Peran Pemuda Dalam Mengawal Pemerintahan Baru. Ada peran, pemuda, mengawal, dan ada pemerintahan baru. Kita perlu memaknai lebih dalam tentang arti kata-kata dalam tema ini sehingga kita faham secara menyeluruh tentang peran kita sebagai pemuda di daerah Dompu ini.

Arti kata peran adalah bagian yang dikerjakan. Kemudian ada beban dan ada tindakan. Kemudian jika kita berbicara pemerintahan baru kita akan berbicara tentang kepemimpinan. Kepemimpinan untuk menjalankan visi dan misi di daerahnya. Nah ini adalah kepemimpinan. Kemudian peran yang imainakna oleh pemuda adalah dalam rangka mengawal kerja-kerja yang dilakukan oleh pemimpin daerah. Sudah sesuai dengan apa yag dijanjikan tidak?Apakah sudah bisa menghadirkan hasil yang sesuai dengan misi tidak??Atau belum sama sekali?

Nah kita lebih mendalami ini sebagai kerja rill para mahasiswa di lapangan.
Contohnya saja problematika yang kita hadapi saat ini adalah masalah atau kasus korupsi, pengangkatan PNS yang selalu menggunakan uang, atau proyek-proyek yang banyak tapi tidak ada arealisasi di lapangan. Kita bisa membuka lagi raport pemerintah ketika menangani PDAM dengan dana 7,5 M. Di awal-awal LSM dan wartawan menyuarakan dana ini tetapi pada akhirnya kita tidak menemukan penyelesaian yang memuaskan, terus realisasinya seperti apa?Kemakah bocornya?atau transparansi pemerintah dalam mengelola uang rakyat ini tidak jelas sama sekali. Kemudian kasus lain-lain yang membuat kita harus membuka mata kita.

Ini adalah masalah daerah yang sudah menjadi konsumsi public, sudah menjadi rahasia umum, tetapi tidak ada yang mengambil bagian dalam konteks ini. Dan apakah ini menjadi sesuatu yang harus kita biarkan juga??
Ketika kita tidak mengambil bagian dan terdiam memandang kasus-kasus di daerah ini maka tidak heran Dompu masih terbelakang, dibandingkan dengan daerah-daerah lain di NTB ini, contohnya saja kabupaten bima.

Kejadian-kejadian ini sadar atau tidak pada akhirnya akan berimbas pada berkurangnya lapangan pekerjaan, dan masalah ini sudah menjadi kultur di daerah tercinta ini. Dan masyarakat akan menjadi korban, saudara kandung kita, keluarga kita, atau mungkin kita sendiri.

Bulan oktober kemarin adalah pelantikan Bupati. Masyarakat menaruh harapan besar kepada pemimpin baru kita. Apakah mampu memberikan warna yang berbeda di bumi nggahi rawi pahu ini, karena janji-janji yang disampaikan ketika kampanye merupakan konsepsi kepemimpinan beliau selama menjabat Bupati. Konsep kepemimpinannya adalah kemandirian dan religius.

Mahasiswa berperan untuk mengawal semua ini. Mengawal janji Pemimpin kepada rakyatnya, Janji Bupati Dompu kepada masyarakatnya. Dan jangan sampai berganti pemimpin saja tetapi masalahnya sama dengan pemimpin sebelumnya. Berganti orang yang duduk disinggasana Bupati tetapi problem dan hal yang belum terselesaikan di daerah Dompu semakin menjadi-jadi.

Ketika kemarin dialog persuasive dilakukan bersama tim sukses dari Calon Bupati ada kontrak politik yang bisa kita buka kembali untuk mengawal mereka. Bupati terpilih misalnya berbicara tentang beberapa hal, antara lain:
  1. Kemandirian. Dalam konsep kemandirian ini ekonomi harus digairahkan. Hari ini kita bertumpu pada PNS sehingga tidak ada usaha untuk memandirikan masyarakat. Padahal kemandirian ini harus lahir dari masyarakat.
  2. Menyediakan lapangan kerja.
  3. Pembangunan yang berkelanjutan dan bukan tambal sulam.
  4. Reposisi fungsi birokrat. Dahulu birokrat menguasai segala sisi di dalam masyarakat. Nah kultur itu dirubah. Birokrat tidak lagi mendominasi segala aspek tetapi menjadi mediasi bagi masyarakat, mereka hanya menjadi fasilitator.
  5. Fungsi religius. Di awali dengan membangun nuansa yang religius di dinas-dinas.
  6. Adanya keadilan.
  7. Ciptakan kesejahteraan di dalam masyarakat.

Ini beberapa janji Bupati terpilih ketika melakukan kampanye, selanjutnya tugas kita adalah mengawal sejauh mana konsistensi Pemimipin kita dalam merealisasikan visinya selama 5 tahun kedepan. Dan jika dalam perjalanannya mulai terdapat indikasi inskonsistensi maka mahasiswa harus mengambil peran untuk melakukan protes atau mempertanyakannya. Dan masalah lain yang harus menyentil semangat kita untuk mengawal Bupati adalah KKN di lingkungan birokrasi, jika kasus ini kita temukan maka tidak ada jalan lain kecuali aspirasi kita harus disampaikan melalui demonstrasi.
Inilah isu-isu yang diangkat oleh Bupati baru kita saat ini. Kita harus membuka mata kita dan sense terhadap problem Daerah Dompu kekinian.

Kemudian beberapa hal yang harus kita tekankan bersama dalam perjuangan mahasiswa bahwa ada isu-isu besar yang harusnya menjadi tema diskusi kita. Misalnya saja masalah anggaran. Apakah sudah pro rakyat atau tidak. Selama ini persentasenya adalah 80 % untuk aparat Negara dan 20 % untuk rakyat. Pembagian ini butuh kita pertanyakan keberpihakannya, ingin mensejahterakan masyarakat ataukah ingin memperkaya dan meninakbobok-an aparat Negara yang seharusnya berfikir juga tentang nasib rakyat di Dompu ini. Oleh karena itu maka diskusi kita mendepan harus lebih banyak tentang struktur anggaran, atau sesekali perlu melakukan hearing dengan anggota dewan dalam rangka memahawi secara mendalam kajian anggaran ini. Sehingga selanjutnya pengawalan yang kita lakukan berbasis data.

Semua ini adalah tugas mulia yang akan dilakukan oleh pemuda dan mahasiswa, tugas dimana kita menyuarakan isu-isu kerakyatan, dan melakukan perubahan terhadap kondisi yang tidak bisa dirubah oleh manusia pada umumnya. Kita bisa membuka kembali sejarah reformasi 1998 diaman puncaknya adalah tumbangnya orde baru yang berkuasa selama 32 tahun dengan taring otoriternya. Dan mahasiswa menunjukkan kemampuannya untuk melakukan perubahan. Karena perubahan adalah indikator sebuah kemajuan. Semangat reformasi 1998 selayaknya menjadi semangat kita dalam melakukan perubahan di daerah Dompu ini kunci lainnya adalah control public dan satu hal bahwa ini adalah hadiah terbesar yang akan kita persembahkan untuk generasi kedepan.

Manfaatkan keberanian kita untuk melakukan perubah. Pintu reformasi itu sudah dibuka maka mari kita lanjutkan dengan melakukan perubahan sehingga tidak akan ada lagi birokrasi yang korupsi, nepotisme,.dan lainnya, serta tidak aka nada lagi di sudut daerah kita ini masyarakat yang memelas perhatian dan kesejahteraan padahal mereka adalah bagian dari kita semua. Sebagai penutup mari kita rawat idealisme, mari kita berjuang, mari kita kumpulkan kekuatan kita. Dan kita jemput aura-aura kemenangan bersamaan dengan semangat kita.

* Notulensi Sarasehan Politik-Dompu

0 komentar:

Posting Komentar

Semangat menulis akan secara perlahan mengganti kebiasaan yang sia-sia menjadi lebih produktif. Mengisi banyak kekosongan dengan aliran ide-ide dan cerita-cerita yang membelajarkan. Dan akan banyak peristiwa yang bisa ditulis disini. Semoga kemudian mengantarkan kita menjadi manusia yang bermanfaat. Amin